Beomgyu mengendarai mobilnya dengan tidak niat. Pandangannya menajam fokus ke jalan, sesekali melirik kesal pada gadis yang duduk di sebelahnya.
Sementara Wonyoung secara terang-terangan menatap Beomgyu dengan tatapan protes. Berkali-kali gadis itu berdecak, tapi Beomgyu tidak mengindahkannya.
“Ya! Choi Beomgyu! Kau benar-benar ingin mati?!”
Beomgyu masih diam sambil terus mengemudi asal. Kecepatan mobilnya tidak menentu, membuat Wonyoung merasa mual.
“Bisa berkendara dengan benar tidak, sih?! Kalau ada polisi bagaimana?!”
Pria itu malah tersenyum miring. “Aku tidak punya SIM, mungkin aku akan menyerahkanmu sebagai jaminan.”
“Dasar gila!”
“Kau pernah mendengar karma seorang kakak ipar yang durhaka pada adik iparnya tidak?”
“Yak dasar! Mana ada seperti itu?!”
“Ada. Sudahlah tinggal diam saja apa susahnya, sudah bagus aku mau mengantarmu, Noona.”
Beomgyu langsung berdecih melihat Wonyoung yang tiba-tiba terdiam. “Cih, lucu sekali. Tersipu karena ku panggil Noona? Jangan berharap lagi, sebenarnya kau yang harus memanggilku oppa.”
“Dasar menyebalkan.”
Wonyoung menyerah. Gadis itu mengalihkan pandangannya ke depan. Padahal biasanya cukup 20 menit untuk sampai ke rumah sakit, tapi karena Beomgyu melewati jalan yang berputar-putar, waktu 30 menit pun sepertinya tidak cukup untuk mereka sampai.
“Wonyoung-ah, suka tantangan tidak?”
Wonyoung menoleh, agak aneh karena mendengar Beomgyu memanggilnya begitu. “Kalau bersamamu, tidak.”
“Ah, payah sekali.” Beomgyu tersenyum meremehkan. “Mau taruhan tidak?”
“Tidak.”
“Harus mau.”
“Ck, kenapa bertanya kalau begitu?”
“Ingin membuatmu kesal.”
“Hah, baiklah! Apa taruhannya?”
Beomgyu tersenyum miring. Wonyoung mulai terpancing rupanya. “Kalau aku berhasil membuatmu berteriak kencang saat ini, kau harus membelikanku donat di kantin rumah sakit.”
“Berteriak?”
“Hm, kalau tidak berhasil, maka aku yang akan membelikanmu.”
“Setuju!” Gadis itu langsung antusias. “Perlu kau ketahui, mentalku ini sekuat baja. Ku pastikan kau akan kalah.”
“Benarkah?” Beomgyu menatap jalan di depannya dengan senyum miring. Di depannya hanya ada dua mobil yang melintas.
“Bersiaplah,” Pria itu mengambil ancang-ancang. Setelahnya, Beomgyu menginjak gas sekuat mungkin, menyalip dua mobil di depannya secepat kilat, lalu mulai mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh.
Wonyoung masih belum bisa menormalkan detak jantungnya saat tiba-tiba atap mobil itu terbuka, membuat angin langsung menerpa tubuhnya.
“AHAAAHHA MENYENANGKAN SEKALI!” Beomgyu berteriak kencang, sambil masih terus mempertahankan kecepatan mobilnya. “AKU MERASA SEPERTI TERBANG!”
Beruntung jalanan cukup sepi pagi itu. Tak terasa gedung rumah sakit mulai terlihat, Beomgyu mulai mengurangi kecepatannya sambil terus tertawa puas.
Pria itu menengadahkan kepalanya ke atas, membiarkan angin menerpa wajahnya. “Ah, tidak salah aku meminta mobil ini pada ayah. Kau beruntung Wonyoung-ah, kau yang pertama kali duduk di kursi penumpang itu.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Ahjussi [ Hiatus ]
Fanfiction☾ Ft. Linyi as Choi Junwoo ☽ Choi Junwoo, satu-satunya yang diyakini menjadi penerus sempurna ayahnya untuk mengambil alih perusahaan. Tapi sayangnya ada syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi CEO Choi Corporation itu ; Menikah. Syarat yang cukup...