1. Queen

753 5 0
                                    

Disetiap negara atau wilayah pasti memiliki raja dan ratunya masing-masing. Begitupun kehidupan di SMA BIMA SAKTI. SMA swasta yang menjadi sekolah pilihan bagi ribuan anak-anak. Entah mereka dari kaum bangsawan ataupun rakyat jelata. Yang jelas selama mereka memiliki kantong tebal, hidup mereka setidaknya aman.

Namun semua itu tidak ada artinya di hadapan seorang Adara Hilma Agnia. Semua sejauh penglihatannya, semua anak-anak tersebut adalah rakyat jelata. Dan dirinyalah yang berdiri di atas puncak piramida.

Anak-anak cowok tidak ada yang berani berjalan mendekatinya meski dorongan hati mereka ingin meneriakkan perasaannya, dan anak-anak perempuan hanya bisa mencuri padang kearahnya. Gadis ini seperti eksistensi yang tidak bisa mereka raih meskipun tepat berada di depan mata mereka.

Begitupun dengan kedua temannya, Asifa dan Julia. Kedua gadis itu tak jauh berbeda dengan Adara. Kemanapun mereka berada pastinya akan menimbulkan badai tak berkesudahan.

"Brengs*k, kalau jalan lihat-lihat dong!" Umpat Asifa di hadapan seorang anak perempuan kelas satu yang hampir saja jatuh menyenggolnya karena didorong oleh temannya.

Mendengar kemarahan salah satu ratu, gadis itu menjadi gemetar. Kakinya seakan tak mampu menopang beban tubuhnya.

"A-a-ku... gak sengaja kak." Ucapnya ketakutan seakan tengah berjalan menuju tiang gantungan. Gadis itu sadar, sedikit salah kata keluar dari mulutnya, hidupnya akan berakhir.

"Apa? Lo gak sengaja?" Murka Asifa. Tangannya dengan ringan menyiramkan minuman kewajah gadis itu.

"Ampun kak... Hiiikkk...HHIKKK." Tangis gadis itu tak terbendung. Tubuhnya kian bergetar ketika wadah minuman itu dilemparkan kearahnya.

"LOOO..."

"Sifa, udah. Kita gak usah ngurusin anak ini. buang waktu aja." Tegur Julia yang kini menarik tangan Asifa.

"Awas lo." Ancamnya dan meninggal gadis itu yang menjadi bahan tontonan anak-anak sekolah.

Bagi anak-anak SMA BIMA SAKTI, hal seperti ini sudah lumrah mereka saksikan. Kelakuan Adara dan teman-temannya sudah bukan lagi suatu hal yang baru. Setiap hari mereka selalu penasaran dengan kegilaan apa yang akan ketiga gadis itu lakukan di sekolah. Mereka seakan gatal jika sehari saja tidak melakukan kerusuhan.

@@@@

Ketika ketiga gadis itu memasuk kelasnya, suasana seketika menjadi sunyi. Hanya ada pandangan kekaguman dan iri dengki yang mereka bertiga rasakan. Ketika Asifa dan Julia sudah duduk di bangku mereka, Adara malah berdiri disalah satu bangku.

"Berikan tas lo!" Perintah Adara pada cowok berkacamata itu.

"Buat apa?" Tanya balik cowok berkacamata itu.

"Lo masih tanya? Sini tas lo." Tanpa meminta persetujuan si pemilik tas, Adara langsung menyambar tas cowok itu dan membuka resletingnya serta melemparnya keluar. Seketika isi tas tersebut berhamburan dan berserakan di halaman kelas. Semua anak terdiam, tidak ada satupun yang berani menghentikan kelakukan Adara. Hanya merasaan kasihan yang bisa mereka berikan pada si pemilik tas.

Wajah cowok itu berubah merah, urat-urat sarafnya seakan siap putus kapan saja ketika menyembul keluar dari balik kulitnya.

"APA? Hah... Lo mau apa?" Tantang Adara pada cowok itu. "Lo berani sama gue? Asal lo tahu, lo itu gak pantes ada di sekolah ini. Lo itu pantesnya hidup di kolong jembatan."

Cowok itu hanya bisa menelan kembali kekesalannya setelah mendengar ucapan Adara. Matanya terpejam mencoba menenangkan gejolak dirinya yang kapan saja siap meledak. Setelah itu, cowok itu hanya berjalan keluar dan memunguti kembali semua isi tasnya.

Arrogant GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang