Enam

2.5K 81 3
                                    

Setelah kejadian kemarin, aku janji bakal buat Papa nyesel seumur hidup!

Hari ini aku mulai ambil misi lagi. Aku mulai dari sini....

"Mitsuki sensei! Misi kita apa?" Tanya Akane.

"Pengawasan di Laboratorium Sains Ninja", jawab Mitsuki.

"Paling juga yang ngelakuin pengawasan cuma kalian bertiga. Mitsuki lebih milih jagain doi!" Kata Shikadai pada anggota team Mitsuki.

"Berisik!!" Balas Mitsuki ketus.

"Siapa?" Tanya Akane penasaran.

"Su-mi-re!" Jawab Sarada mengeja.

"Gimana mau jagain, mau deketin aja ada yang ngalangin", kata Mitsuki hampir putus asa.

"Mungkin lain kali kamu bawa kyosei yang mirip sama Nue. Biar dia gak ganggu kamu. Ya, itupun kalau kamu bisa", kata Boruto.

"Aku gak punya woy! Ya, kali Nue mau sama ularku!" Ketus Mitsuki.

"Udahlah! Kalo kita lama-lama disini nanti kak Sumire sama yang lain gimana? Ayok!" Ajak murid Mitsuki yang paling kurang ajar, Tsubaki.

Akhirnya mereka pergi juga. Sekarang giliran teamku sama Boruto yang belum ambil misi.

"Ngomong-ngomong, kak Sarada cocok sama kakakku", kata Hima asal ceplos.

"Mungkin mereka udah jadian", bisik Chicago di telinga Hima.

"Hihihi..... ahahaha....", tawa Hima dan Chicago meledak.

"Apa yang lucu?" Tanya Boruto.

"Gak kok", jawab Hima.

"Mereka ngomongin kakak", kata Kuroku yang paling jujur.

"Hima.....", kataku sambil perlahan merangkul pundak Hima.

Saat itu juga Boruto ambil misinya. Sedangkan aku masih sibuk sama dua anak muridnya.

"Sarada! Misi kita sama!" Kata Boruto setelah ambil misi.

"Apa misinya?" Tanyaku.

"Menjaga para pedagang dari desa lain sampai mereka sampai ke desanya", jawab Boruto.

"Ada bahaya apa sampai mereka harus di jaga dua team?" Tanya Zoisu.

"Belum diketahui. Lebih baik kalo kita secepatnya berangkat!" Jawab Boruto.

Kami berangkat ke tempat pertemuan di depan pintu gerbang An. Dari situ, setelah kita ketemu sama beberapa pedagang disana, dimulailah misi pertama tanpa dukungan nama seorang ayah.

"Paman kira-kira dimana desanya?" Tanya Asura.

"Desa kami jauh dari sini. Kira-kira 2 atau 3 hari kita baru sampai disana", jawab salah satu pedagang.

"Dengan bahaya yang belum kita ketahui apa bentuknya, mungkin perjalanan ini bisa bertambah 1 atau 2 hari", kataku serius.

"Ya. Kita harus lebih hati-hati", balas Boruto sama seriusnya.

Tiba-tiba aku melihat satu hal aneh. Aku liat ular putih, dan itu persis ularnya Mitsuki.

"Ehh... kok bisa? Mitsuki kan di desa?" Aku bingung.

"Ada apa, Sarada?" Tanya Boruto.

"Itu...", jawabku sambil menunjuk ke arah ular itu.

"Bukan, itu bukan Mitsuki. Itu ular kiriman paman Sasuke", kata Boruto.

Aku spontan berdiri. Memandang penuh amarah ke arah ular itu. Amarahnya meluap.

"Katon!!!" Seketika ular itu terbakar hangus oleh amarahku.

"Sarada!" Panggil Boruto.

"Sarada sensei....", panggil Zoisu juga.

"Udahlah, kita lanjut perjalanan. Jangan buang-buang cakra kamu", ajak Boruto. Hal itu cukup menenangkanku sejenak.

"Ya, maaf. Aku kebawa", kataku.

Kami melanjutkan perjalanan menuju Desa Air.

Di saat paling mengasyikkan, beberapa bandit memanfaatkannya. Kami sempat kacau. Tapi, dengan instruksi dari Boruto akhirnya semua bisa siap pada posisi.

"Hima! Zoisu! Chica! Lindungi mereka dan bantu Sarada. Sisanya ikut aku!" Boruto meneriakkannya.

Aku sedikit tersipu sama kata-katanya yang tegas itu. Ahh... itu buat aku lengah beberapa saat. Seenggaknya itu bisa buat aku tenang saat ini. Kira-kira kapan kapan aku jadi Hokage? Aku pengin jadi Hokage setelah Paman Naruto, tapi kak Konohamaru lebih dulu. Aku mungkin yang ke sembilan.













Auto!!!!!! Maaf agak gimana gitu.... soalnya author lagi bad mood😧


BoruSara❤ 2✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang