C H A P T E R 5

52 13 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Pagi ini rara berangkat ke sekolah sangat awal. Karena Tak ingin kejadian kemarin terulang kembali. Baru dialah yang sedang berada dikelas sekarang. Sedang mengingat-ngingat segala kemungkinan dimana ponselnya berada. Dengan menunduk serta bertumpu ditangannya yang terlipat diatas meja. Tanpa sadar dia tertidur.

***

"Woi ra! Bangun kali...lima belas menit lagi masuk ini" , keisya megoyangkan badan rara cukup keras.

"Santai aja kali, jangan ngegas gitu dong goyanginnya", ucap rara yang masih seperti mengigau seraya mengumpulkan nyawanya setelah tidur.

"Lo ngapain kemarin gak masuk ra?", seperti biasa, Nisa lah yang selalu penasaran diantara temannya yang lain.

"Iya ra, dichat gak dibales juga", ucap yasmin yang baru saja datang, langsung ikut bergabung.

"Gue kemarin dicul...." , belum selesai dia berbicara ,rara langsung cepat-cepat menutup mulutnya. Hampir saja dia keceplosan dengan apa yang dilakukannya kemarin. Kalau teman-temannya tahu kemarin rara tidak masuk dan pergi ke rumah rangga, apa respon teman-temannya nanti? Terlebih lagi mereka sangat memuja lelaki itu, mungkin saja mereka akan marah kepadanya.

"Lo kemarin apa ra? Ngomong kok kayak pup gitu sih, keluarnya setengah-setengah", nisa selalu kesal jika ada orang yang membuatnya penasaran.

"Iya nih tumben-tumben lo gak masuk tanpa kabar kayak kemaren", tambah keisya.

"Kemaren gue... Pergi", rara masih bingung harus menjawab apa.

"Yaelah ra.. Pergi kemana, jangan setengah-setengah gitu dong ngomongnya ,gak kasian tuh liat muka nisa udah kayak nahan boker saking penasarannya", yasmin terkekeh geli.

"Eh.. Gak pergi kemana-mana kok, gue salah ngomong tadi. Trus gue gak ngabarin karna ponsel gue pergi entah kemana" , rara memustuskan untuk menyembunyikan kerpegiannya ke rumah rangga kemarin.

Syukurlah teman-temannya percaya dengan apa yang rara katakan. Sampai akhirnya rangga baru saja memasuki kelas.

"Nih ponsel lo, ketinggalan di rumah gue", setelah berkata seperti itu dia langsung duduk tanpa berbicara apa-apa lagi.

Keadaan kelas yang awalnya rusuh seperti perang dunia ke dua, seketika menjadi sepi, sesepi hatinya romeo tanpa kehadiran juliet. Semua pasang mata tertuju kepada rara dan rangga.

Apakah dia tidak sadar apa yang diucapkannya membuat seluruh isi kelas menjadikan ia dan rara sebagai pusat perhatian sekarang. Rangga duduk dengan menopang dagunya seraya memejamkan mata. Tak menghiraukan tatapan mematikan dari rara. Rara benar-benar kesal, setelah bersusah payah mencari alasan untuk meyakinkan teman-temannya, lelaki itu dengan tak berdosanya mehancurkan semua usahanya tadi.

"Ra.. Lo bisa jelasin ke kita dengan apa yang kita liat barusan?" , tingkat penasaran nisa sekarang benar-benar berada ditingkatan tertinggi.

"Lo sejak kapan dekat sama rangga sampe main ke rumahnya gitu ra?", keisya tak kalah penasaran.

The Same Taste Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang