"Hal yang paling gue benci didunia adalah ngeliat nyokap gue nangis"
***
***
Semua murid sudah masuk dan duduk ditempat masing-masing setelah waktu istirahat selesai. Hanya kursi rangga yang kosong, entah dimana lelaki itu berada. Setelah berdebat dengan rara tadi, ia tidak kembali ke kelasnya.
Pak rajak selaku guru kimia yang sedang mengajar di kelas 12 IPA 1 sedang akan mengabsen, bertujuan untuk mengetahui siapa saja yang tidak hadir. Benar saja semua murid mengatakan 'hadir' terkecuali orang yang memiliki bangku dibelakang rara itu. Saat guru kimia itu bertanya dimana keberadaan si empunya bangku yang kosong itu berada, tidak ada satu orangpun yang tahu.
"Ra, kan terkahir lo yang sama rangga, masa gak tau dia kemana", tanya yasmin mengingat rara lah gang terakhir bersama rangga.
"Ya mana gue tau.." , jawab rara tidak peduli sambil mengangkat bahunya malas.
***
Rangga melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia menjadi panik dan tidak bisa berpikir dengan jernih, sejak mendapat panggilan dari ibunya tadi. Setelah perdebatan panjangnya dengan rara , dia pergi untuk mengangkat ponselnya yang berdering. Setelah lawan bicaranya selesai berbicara, rangga langsung pergi mengambil mobilnya dan melajukannya segera ke rumahnya. Rangga benar-benar sedang kacau sekarang, bagaimana tidak wanita yang menjadi lawan bicaranya tadi menangis saat menelponnya. Hal yang paling tidak disukai rangga didunia adalah mengetahui ibunya menangis.
Sesampainya dirumah, ia langsung mencari keberadaan ibunya. Dengan tergesa gesa ia melangkah ke kamar sang ibu. Dari kejauhan sudah terdengar isak wanita paruh baya. Terdengar sangat menyakitkan di telinga rangga. Dibukanya pintu kamar itu perlahan. Benar saja ibunya sedang menangis sejadi jadinya.
"Ma... Rangga disini mama jangan nangis ya..", ucap rangga lirih. Dia paling hapal apa penyebab ibunya menangis. Ya, sejak dari dia masih kecil dia lah yang paling tahu apa yang dapat membuat ibunya menangis.
"Rangga, mama gak kuat..", Ucap liana sambil memuluk erat buah hatinya itu. Dia tumpahkan semua air matanya di bahu anak semata wayangnya. Liana sebenarnya tidak mau terlihat lemah didepan anaknya, tapi hanya anaknya lah yang dapat memberikan kekuatan untuknya sekarang.
"Rangga akan selalu ada buat mama.. Mama tenang ya..", ucap rangga berusaha menenangkan ibunya yang sedang terisak. Rangga tidak perlu bertanya apa penyebab ibunya menangis sekarang. Jawabannya sudah jelas, ayahnya lah yang bertanggung jawab atas tangis ibunya. Entah apalagi yang ayahnya perbuat kepada ibunya itu. Rangga sangat sayang kepada ibunya, dia akan melakukan apapun untuk membuat ibunya tidak sedih, termasuk menentang ayahnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Taste
Roman pour AdolescentsRANGGA PUTRA MAHENDRA, cowo dingin yang memiliki tampang diatas rata-rata mampu membuat siapapun yang memiliki akal sehat terpesona terhadap kharismanya. Rangga selalu bermuka datar kepada siapapun termasuk kedua orangtuanya. Entah sejak kapan dia b...