Part 2

2.6K 196 22
                                    

Ali meneguk alkoholnya kembali untuk gelas ketujuh, hingga Esra heran melihatnya sambil tersenyum kecil "Kemampuan minum lo meningkat" sindirnya

Ali kembali menuang alkoholnya dan meneguknya dalam sekali tegukan, Esra ikut mengambil bagian dan meneguk minumnya, hanya saja ia terlihat lebih santai, tidak seperti Ali yang meminumnya seolah akan ada yang mencuri alkohol itu darinya.

"Ada masalah?"

Ali menggeleng sambil memijat kepalanya yang mulai pusing, Esra menggeser air mineralnya ke depan Ali hingga kemudian Ali meneguknya dengan cepat.

Joster menghampiri keduanya sambil membuka dua kancing teratas kemejanya setelah melonggarkan dasinya. Ia langsung memesan segelas air mineral pada bartender kemudian meneguknya.

"Cape banget lo keliatannya" sindir Esra memandang Joster yang kini sudah duduk di dekatnya.

Joster mengangguk sambil memijat tengkuknya "Gila, ngga enak banget kerjaan gue. Ada begitu banyak kasus yang harus gue siapin dalam bulan ini"

"Yaelah, udah syukur lo dapet kerjaan"

"Syukur, pala lo. Kalo lo liat seberapa banyak berkas yang harus gue baca, gue rasa lo bakal bahagia banget ngeliat penderitaan gue. Yakali gue tiba-tiba hobi baca"

"Yaelah, anak hukum emang kegiatan seharusnya banyak baca"

Joster menyandarkan punggungnya ke sofa sambil menghirup nafas sebanyak-banyaknya, tidak terusik dengan dentuman musik yang begitu keras meski kepalanya sangat pusing. Ia kemudian melirik Ali yang mulai melantur namun tetap melanjutkan minumnya, kemudian ia memandang Esra "Kenapa nih anak?"

"Gue ngga tau, tiba-tiba aja kuat minum. Paling besok dia ngga bisa bangun seharian"

"Anak holangkaya mah enak, bisa nyantai kapan pun"

"Pekerja keras kaya lu mah lebih enak, kerja terusssss" ledek Esra.

"Ledek aja terus sampe si Ali ngga jomblo lagi"

Ali dengan kesadaran seadaanya menunjuk Esra dan Joster bergantian "Gue bakalan dibunuh sebelum dapetin pacar"

"Siapa yang berani bunuh lo?" tanya Joster

"Bang Hugo"

"Kenapa? Lo kan calon adek iparnya"

Ali kembali menunjuk-nunjuk kedua temannya itu secara bergantian "Gue merawanin adeknya"

Esra dan Joster secara refleks langsung berdiri dan memandang tak percaya pada Ali "Gila lo. Gila. Bener-bener gila" desis Joster

"Gue emang gila" ujar Ali kemudian kembali menuangkan alkohol ke gelasnya namun Esra langsung menghentikannya dan berusaha menggotong pria itu untuk keluarga dari club "Ayo keluar, butuh penjelasan lengkap nih besok"
Joster kemudian mengangguk dan ikut membantu Esra menggotong Ali hingga mereka sampai di mobil Esra "Lo mau pulang kemana?" tanya Esra begitu Joster ingin kembali ke mobilnya.

"Ke apartemen lo lah, gue juga ngga sabar denger penjelasan perjaka merawanin anak orang"

"Yaudah, kalo gitu gue duluan" ujar Esra lantas memasuki mobil dan memandang Ali dengan heran untuk sejenak.

⭐⭐⭐

Prilly menghela nafas lega setelah melihat hasil tesnya yang menunjukkan tulisan hitam tebal yang dengan jelas mengatakan bahwa dirinya negatif hamil. Hingga akhirnya ia bisa kembali bernafas dengan bebas hingga dengan berani ia memutuskan kembali ke rumahnya pada saat ini juga.

"Balik juga" sindir Hugo. Prilly terkekeh kemudian menghampiri pria yang sibuk membaca buku itu diruang keluarga. Wanita itu kemudian memeluk Hugo dengan senang.

I'M SORRY (Slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang