Leone

145 25 2
                                    

DERUM suara mobil Volvo itu terdengar setelah meninggalkan kawasan perumahan dari bagian daerah Oslo, pengendara dengan lengan perunggu kekar khas timur tengah itu tengah berkendara dengan tenangnya. Sementara di sisinya terlihat seorang gadis remaja yang memakai kaos berpergian. Mata gadis itu melihat sepanjang jalan yang dilewati mobilnya.

Sementara itu, pria disamping yang merupakan kekasihnya memerhatikan si gadis yang menatap ke jendela.

"Siapa saja nanti yang bakal ikut denganmu selain mereka?" Tanya Vanthir membuka keheningan yang melanda sedari tadi.

Jane yang terfokus pada hamparan jalan yang melewati ruko dan gedung-gedung khas Eropa di Oslo. Setelah mendengar suara kekasihnya, ia tersadar dan melirik ke arah Vanthir yang bertanya lalu tersenyum tipis

"Ya, ada teman kelas yang menjadi rekanku di sana selain yang kukatakan sebelumnya. Tenanglah, yang pasti aku tak sendiri" sembari meyakinkan, Jane tersenyum lagi.

Tapi melihat Vanthir yang menghela nafas dengan dalam dan kasar, seolah-olah menahan sesuatu yang menganggu benak pria arab itu. Jane mengendurkan senyuman yang lumayan lebar.

"Apakah kau terlalu senang karena Leon yang akan menjadi rekanmu?" Pertanyaan yang cukup singkat dari Vanthir itu seolah menyadari Jane untuk menangkap suatu 'sinyal' yang sialnya tidak ia tangkap sedari tadi.

Tentang sahabat lelakinya. Leon, ya.
Awalnya ia bingung kenapa kekasihnya bisa mengenal Leone Markgraf yang merupakan sahabatnya semenjak taman kanak-kanak, sampai akhirnya pun memasuki satu sekolah menengah atas karena beasiswa yang diterima dan bergabung dengan tim lingkungan hidup di sekolahnya membuat mereka terlihat selalu bersama.

Bahkan banyak yang berasumsi kalau mereka menjalin hubungan lebih dari sekadar 'sahabat' yang biasa mereka katakan. Namun, pendapat itu terpatahkan karena akhir-akhir ini Jane selalu bersama seorang pria arab yang notabenenya adalah Kekasih.

Sedari pertama kali bertemu Vanthir, Jane telah cerita kepada Leon tentang kedekatannya dengan seorang pria arab yang ia tolong. Dan sampai akhirnya Jane menceritakan ketertarikan pada pria arab yang akhirnya resmi menjadi sepasang kekasih.

"Aku harap ia menjagamu dengan baik disana atau aku yang akan menyusulmu kesana" ujar Vanthir lagi dengan penekanan yang terasa. Seolah ada bara api yang menyala dihatinya. Jane tentu mengerti apa hal tersirat yang dimaksudkan kekasihnya itu, padahal sudah jelas bahwa persahabatan mereka tentu terjalin 'murni' Tampa ada rasa yang tumbuh dari antara mereka berdua.

Vanthir menghembuskan nafasnya kasar. Mengingat saat ia berkunjung ke sekolah kekasihnya untuk menjemput, selalu ada pemandangan Jane dengan sahabat terkasihnya itu. Jelas ada rasa cemburu yang ada di benaknya, tetapi ia ingin tetap mengerti Jane.

Akhirnya, kendaraan itu memasuki wilayah bandara di daerah Ullensaker, Akershus. Hingga memasuki area Oslo Gardermoen Airport. Bandara dengan dua landasan pacu pararel dan sebuah terminal dengan dua sayap dalam satu baris

Mereka berdua turun dari mobil. Vanthir lalu mengeluarkan beberapa barang bawaan Jane dari bagasi dengan hati-hati, lalu memasuki arrival bandara, dengan atap yang megah dan banyaknya individu disini membuat mereka susah mencari rombongan organisasi lingkungan hidup bersama Jane. Sampai mereka menemukan segerombolan orang dengan seragam berwarna coklat dengan gambar tanaman di bagian dada kiri dan lengan kanan sama seperti Jane.

"Hei J! Come here!"

Seorang pria dari organisasi dengan Surai coklat dan wajah bak keluar dari komik itu memanggil sahabatnya, Jane. Jane yang melihatnya langsung menghampiri cepat dan menepuk laki-laki yang seumuran dengannya "Hey brother! Maaf telat" ujar Jane dengan susuknya Vanthir di belakang. Aura yang ia pancarkan saat melihat laki-laki itu terlihat berbeda, sedikit kusam?

Manik mata pria itu bertabrakan dengan mata coklat pekat Vanthir "marhabaan 'akhi! Senang melihatmu hari ini, terima kasih sudah ingin mengantar Jane" sapaanya sopan dengan bahasa Arab yang sedikit ia tahu. Walaupun agak canggung, tetapi setidaknya ia ingin mengakrabkan diri dengan kekasih sahabatnya itu.

"Ya, berhati-hatilah disana. Jaga diri kalian baik-baik." Pesan Vanthir kepada Leon

"Tentu!"

Vanthir lalu menatap Jane dengan sendu. Jane tahu ini akan menjadi perjalanan sekaligus perpisahan yang lama. Tapi ini adalah cara ia meraih mimpinya, memberikan yang terbaik pada dunia yang telah perlahan lahan rusak, dan Vanthir jelas merasakan apa yang dirasakannya.

Pria arab itu mengusap rambut gadisnya dengan sayang, lalu menggenggam tangan mungil itu "apapun yang terjadi, jangan lupa untuk menghubungi ku. Kau tahu bagaimana rasa perpisahan itu kan?"

Jane mengangguk sendu. Yang dibalas senyuman yang hanya untuk gadis tercintanya

"Begitu denganku, bahkan lebih. Dengar, aku mempunyai firasat yang tidak mengenakan" Vanthir berkata sembari melihat ke arah Leon yang tengah berbicara dengan kelompoknya. Tidak, bukan rasa kecemburuan sekarang. Ada rasa janggal saat perpisahan ini.

Jane mengerutkan dahinya bingung sembari melihat wajah Vanthir yang tampak khawatir. Dengan inisiatifnya, ia menggenggam erat tangan kekasihnya

"Aku akan menghubungi mu bila ada sesuatu yang terjadi. Leon ada disisiku. Percayalah untuk saat ini Vanthir. I love you" []






















T H E
R E D
R U B Y.

LEE TAEYONG as Leone Markgraf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LEE TAEYONG as Leone Markgraf

-
Welcome Taeyong! Akhirnya setelah waktu yang lama lav bisa update,
Lav gak akan berhenti untuk ucapin terima kasih bagi yang membaca cerita ini🌹

Sekarang lagi marak COVID-19, pada dirumah kan?
Itu aja sih
#ReadTogether ✨

~Lav🖤

The Red Ruby; Taennie [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang