Malam Kelam

9.3K 141 5
                                    

Malam itu Rika berjalan gontai sendiri menyusuri gang kecil menuju rumahnya. Bajunya terlihat robek karena koyakan.

Sementara itu kedua orang tuanya sudah resah menunggunya dirumah, karena tidak biasanya Rika pulang sampai selarut itu.

Setiap hari sepulang sekolah Rika selalu menyempatkan diri membantu ibunya, bu Ani, yang bekerja di rumah Pak Wiroto, seorang yang terkenal sangat kaya di kotanya karena memiliki banyak usaha.

Rika selalu menghabiskan sore harinya di kediaman Pak Wiroto, yang memiliki putra tunggal yang akan menjadi pewaris kekayaaannya yang bernama Doni.

Apapun yang diinginkan Doni selalu dituruti oleh kedua orang tuanya. Hal itu terjadi karena Doni anak satu-satunya yang konon terlahir prematur dan hampir meninggal. Hal itulah juga yang membuat dia selalu dimanja terlebih oleh ibunya.

Sejak ibu Ani bekerja di rumah Doni, ia sering meminta bantuan Bu Ani untuk mengerjakan segala sesuatu termasuk membersihkan kamarnya. Jika bu Ani terlalu sibuk, maka pekerjaan itu tak jarang dikerjakan oleh Rika.
Doni dan Rika hampir bertemu setiap hari,  Doni pertama ingin memiliki Rika seperti ia mendapatkan semua barang yang ia minta pada orang tuanya. Sedangkan Rika tampak memiliki rasa hormat terhadap majikannya termasuk Doni walaupun sebenarnya ia sangat tidak suka dengan sifat angkuhnya. Dan ekspresi mukanya yang sangat datar.

Pernah sekali waktu Doni melihat Rika berganti baju di kamar pembantu, yang pintunya lupa dikunci Rika. Kulitnya putih bersih, walaupun sehari-harinya ia mengerjakan pekerjaan kasar di rumah Doni, ia tetap merawat tubuhnya dengan baik.

Hal itulah yang mendorong Doni untuk memiliki Rika, apalagi Rika hanya anak pembantu di rumahnya, jadi menurutnya apapun kemauannya harus dituruti oleh Rika.

Hari itu adalah hari yang kelam bagi Rika, karena ayahnya sedang sakit, ibunya harus ijin meninggalkan pekerjaan dan pulang duluan meninggalkan Rika.

Rika melanjutkan pekerjaan ibunya, dan kebetulan hari itu pekerjaan yang belum dikerjakan adalah membersihkan kamar Doni.

Rika bekerja seperti biasa, tanpa menaruh curiga. Hari itu hujan lebat, Pak Wiroto dan istrinya sedang menghadiri pesta pernikahan kerabatnya, diantar sopirnya. Jadi tinggallah ia dan bik Imah pembantu lainnya di rumah megah itu. Pekerjaan bik Imah sudah beres sehingga ia sudah masuk ke dalam kamarnya di bagian belakang rumah.

Setelah ia selesai membereskan kamar Doni, ia berniat keluar dan berpamitan ke kamar bik Imah. Namun di Balik pintu terlihat Doni datang.

"Mas Doni, maaf kamarnya saya sudah selesai bereskan saya ijin mau pulang sudah hampir malam", Rika meminta ijin pada majikannya

"Tunggu, tugasmu belum selesai"

" Maaf ada apa lagi ya"

" Tolong pijit aku, aku capek sekali"

"Saya panggilkan bik Imah saja bagaimana, ini sudah malam, saya takut ayah ibu cemas"

"Kamu membantah, kamu mau ibumu juga aku pecat?"

"I...iya...maaf saya akan kerjakan", Rika merasa sangat ketakutan, tapi tidak berani menolak perintah majikannya.

Doni sudah terlentang di kasurnya dengan kancing kemeja yang satu persatu ia lepaskan. Rika tampak menunduk dengan membawa minyak untuk memijit anak majikannya itu.

" Ini punggungku cepat!", nampaknya Doni juga sudah membaca situasi bahwa hari itu ayah ibunya akan pulang larut dan bik imah sudah beristirahat di kamarnya.

"Sudah selesai mas", jawab Rika setelah beberapa menit membalurkan minyak ke punggung Doni.

"Tunggu dulu, aku mau bicara, aku mencintaimu Rika", tangan Doni langsung memegang kuat tangan Rika.

" Maaf-maafkan saya, saya tidak bisa", jawab Rika.

Rika dengan kuat ingin melepas tangan Doni, namun tak kuasa. Tubuh Rika yang lemah memberikan berbagai macam perlawanan, kemudian dihempaskan ke kasur oleh Doni, tangannya ditelentangkan, dan satu persatu pakaiannya dilepaskan.

Rika berteriak meronta-ronta, namun teriakannya kalah oleh suara hujan yang semakin deras. Rika menangis sejadi-jadinya ketika bibirnya dicium paksa, tubuhnya dijilat dan payudaranya diremas oleh Doni, dan puncaknya keperawannya direnggut dengan ganasnya. Darah menetes di sprei Doni yang baru saja dibereskan oleh Rika. Kamar yang baru saja ditata tampak seperti kapal pecah karena perlawanan Rika.

Setelah Doni puas melampiaskan nafsu bejatnya, Doni melempar pakaian ke arah Rika.

" Pakai bajumu, dan ingat kalau sampai ada yang tahu, kamu akan menyesali nasibmu", ancam Doni.

"Kenapa kamu begitu tega padaku, apa salahku", rintih Rika menahan sakit.

Bersambung...






CINTA TULUS (Tamat✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang