Mobil Doni melaju kencang setelah Rika masuk, ia mengendarai mobil itu dengan kecepatan penuh menembus jalanan pagi yang mulai ramai, di belakang mobilnya tampak mobil dokter Agus melaju tidak kalah kencangnya mengejar dari belakang.
Mobil Doni mengambil jalan berbeda arah, dengan jalan menuju ke sekolah Rika, hal tersebut membuat dokter Agus khawatir.
Dokter Agus berusaha mendahului dan mencegat Doni, beberapa kali hampir dia berhasil namun tampaknya Doni telah menguasai medan yang ia lalui.
" Rika, mengapa dia mengejar kita?"
" Tolong hentikan mobilnya Mas...,"
" Aku mau bicara, aku mohon Rika jangan dekati dia, aku mau bicara sama kamu"
"Kenapa mas membawa saya ke arah sini, tentu saja dokter Agus akan mengejar, saya harus sekolah"
"Kamu sekarang percaya aku kan, aku tidak membawa kamu kemana-mana Rika, ini jalan ke rumah kita"
" Iya, lalu kenapa"
" Kamu tau, 3 hari gak ada kamu buatku itu menyikasa, setelah kita bertemu, kamu malah sama dokter itu, di tempat itu?" Wajah Doni kembali berubah, tidak dingin dan tanpa perasaan seperti dulu, " kamu tahu yang terjadi 3 hari ini?"
Rika, hanya terdiam, dia hanya merasa bingung dengan perubahan yang terjadi pada Doni.
Flasback
" Selamat siang tante..."
" Waduh....ini di luar dugaan tante, kamu mau datang ke rumah tante, Winda cantik, ayo masuk..."
"Kemarin sempat bicara sama papa tante, tentang masalah Doni, setelah dipikir-pikir, mungkin memang seharusnya, Doni diterapi"
" Kalau yang terapi cantik begini, rasanya akan berhasil, sttt tunggu sebentar tante panggilkan Doni!"Bu, Wiroto memanggil Doni, " Doni sayang ini ada siapa, nyari kamu, ayo cepat, pasti nanti kaget"
" Haloo Doni, coba tebak siapa aku", tanya Winda ketika Doni sudah berada di depannya dengan ekspresinya yang datar.
"Hmmm, gak ingat"
" Lho kok gitu Doni, liat dulu donk,amati pelan-pelan, masak gak ingat?" Bu Wiroto berusaha membantu Doni.
" Doni kamu gak beda dech sama yang dulu" Jawab Winda, "Gak usah nebak-nebak nanti kamu pusing, aku juga udah gak kecil lagi, juga udah pakai makeup gini, pasti lah banyaj berubah, aku Winda, Doni...." Winda langsung menyebut namanya.
" Ohhhh, ya ingat" jawab Doni singkat.
"Nah kalau sudah pada ingat, sana Win main ke kamar Doni, mungkin ada hal yang bisa Doni rasakan kalau kembali ke masa-masa kecil dulu, tante tinggal dulu, di rumah ada bibi ya, nanti tante panggilkan untuk bawain minum ke kamar"
" Ehh iya tante"
Winda gadis yang cerdas dan mudah bergaul itu, apalagi dibekali ilmu psikologi sangat mengerti dan bisa membaca situasi, ia merasakan ada yang berbeda dengan wajah Doni, melihat wajah murungnya.
"Doni, boleh nanya kan?"
"Iya", tetap datar.
"Kamu, sakit, atau ada sesuatu?" Winda bertanya membuka suasana yang "ngekrik".
"Gak aku cuma mau sendiri aja"
" Sepertinya yang diceritakan mamamu dan keadaanmu beda Don, kamu udah berubah"
" Hmm, sudahlah gak usah bahas keadaanku "
"Kamu merasakan sesuatu?"
"Win, jangan paksa aku, aku gak bisa mempelajari apapun, dari papamu, dari mamaku, bahkan mungkin dari kamu Win"
"Belun dicoba Don, kamu belum berusaha mencoba, bagaimana kalau kita coba lagi ya Don, terapinya, mau?"
Doni mengambil tasnya dan tergeletak di meja, dan beranjak dari tempat duduk.
"Aku mau keluar" Doni beranjak pergi meninggalkan Winda, " kalau mau nunggu mama, kamu bisa disini sama bibik".
"Sepertinya, hari ini dia memang tidak bisa didekati, mungkin akan susah untuk terapi" Guman Winda dalam hati.
.......
" Kamu mau Rik, Winda mendatangiku tiap hari?"
" Kalau memang itu untuk kebaikan kenapa tidak, saya sudah sempat dengar apa yang terjadi sama mas"
" Rika aku gak butuh dia, dia gak bisa ngajarin aku apa-apa, dekat sama dia membuat aku semakin membutuhkan kamu"
" Saya mau masuk mobil ini, cuma mau menjelaskan, saya memilih tinggal di Cisara biar saya tenang, dan jangan ganggu saya lagi, teruskan terapi sama mbak Winda, mungkin dia yang cocok dan pantas mengajarkan rasa rindu, rasa cinta, mas Doni gak akan dapat apa-apa dari saya, lagi pula mas sudah buat saya..." Rika menangis tak sanggup melanjutkan.
"Iya, kamu hamil dan itu karena aku, sayang sekali seandainya aku mengenal cinta lebih dahulu, aku mengorbankan kamu"
" Gak ada yang jadi korban, saya sudah iklas, saya akan menjalani hari- hari saya dengan jalan yang saya pilih"
" Aku gak akan membiarkan kamu dan anakku di Cisara, kamu mau laporkan aku ke polisi atau jika pilihanmu mau menikah denganku, apapun keputusanmu aku terima, satu hal jangan jauhi aku, aku mohon aku gak bisa Rika", Doni meminggirkan mobilnya dan memeluk Rika.
"Mas, kita memang harus terpisah mas, saya akan baik-baik saja di Cisara".
"Andai aku mengenal cinta lebih awal", melepaskan pelukan hangatnya perlahan-lahan.
Mobil dokter Agus yang tampak mengikuti dari belakang pun berhenti, melihat Doni memeluk Rika, dokter Agus merasa cemburu sekaligus khawatir.
"Rika, Rika...turun...." Dokter Agus mengetuk kaca jendela.
"Kamu mau apa" doni turun dan bertanya
"Rika mau sekolah hari ini, apa yang kamu lakukan pada Rika, atau jangan-jangan.." dokter Agus menghentikan ucapannya takut melukai perasaan Rika
"Jangan-jangan apa?" Jawab Doni," aku mau bawa dia ke rumah, aku gak mau dia tinggal di Cisara"
" Dia lebih tenang di Cisara, kamu gak akan mengerti keadaan dia"
"Siapa yang lebih mengerti aku apa kamu?" Doni menantang dokter Agus, doni pun terbakar cemburu, "Coba kamu buktikan kamu mengerti apa?"
Dokter Agus tidak menjawab, namun bergegas ke arah Rika," ayo Rika turun kita ke sekolah"
" Jangan sentuh Rika", doni menghempaskan tangan dokter Agus.
" Tapi Rika harus sekolah"
" Iya kalau itu mau kamu, aku antar dia sekolah sekarang, tapi jangan sekali-kali kamu sentuh dia", Doni kembali menutup pintu mobilnya dan memutar haluan mengantar Rika ke sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TULUS (Tamat✔️)
General FictionRika diperkosa oleh Doni. Bagaimana Rika menghadapi hari-harinya setelah menjadi korban pemerkosaan? Siapa yang mampu memberi cinta tulus ? Rika " dokter saya tidak ingin menjadi pembunuh, dan saya juga tidak ingin membuat orang-orang di sekitar sa...