[e]

1.9K 174 2
                                    

rose mondar mandir dengan cemas di depan ruangan yuri, ia menggigiti kukunya dengan tidak sadar. sebelumnya yuri tidak pernah sakit sampai seperti ini apa perempuan itu mengidap penyakit parah tanpa ia ketahui.

jika benar begitu, rose akan mengutuk dirinya sendiri karena tidak mengetahui bahkan memperhatikan kondisi gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri.

seulgi sudah kembali kekantor nya sesaat setelah rose sampai diruang tunggu yuri.

rose masih menunggu dokter yang memeriksa keadaan yuri, "apa yuri punya penyakit parah?" rose langsung menodong sang dokter dengan tidak sabar, dokter itu menggeleng kecil "apa nona yuri kehilangan ingatannya?" tanya dokter itu dengan raut wajah serius.

rose hanya mengangguk, itu benar adanya saat dirinya pertama kali bertemu yuri gadis itu benar benar tidak mengingat apapun itu bahkan namanya sendiri.

"saya rasa nona yuri mengalami hilang ingatan parah, karena benturan keras yang pernah terjadi di kepalanya, syukur ia tidak wafat saat kepalanya terbentur, kejadian hari ini disebabkan karena ia berusaha keras mengingat sesuatu, saya sarankan jangan membuat dia terlalu memaksa untuk mengigat, itu bisa menganggu mental dan kesehatannya" ucap sang dokter, rose terkejut separah itukah.

ia kemudian menunduk hormat menyampaikan terimakasih sebelum memutuskan masuk keruangan yuri.

ia melihat wajah yuri yang pucat tubuhnya yang masih terbaring lemah tak sadarkan diri, rose mengeret kursi untuk duduk dekat ranjang yuri, tangannya mengusap jemari yuri dengan lembut.

"kalau membuatmu melupakan masalalu adalah hal terbaik, maka aku akan mencegahmu mencari tau hal itu" nada bicaranya sendu bukanya rose egois, tapi baginya kesehatan yuri adalah yang utama.

°°°

jennie melepaskan gandengan tangannya pada daejung membiarkan lelaki kecil itu berlari menuju ruangan ayahnya.

mina yang menyadari wajah pucat jennie itu terlihat khawatir, "kamu sakit?" tanya mina jennie menoleh ia mengangguk lesu lebih baik ia tidak mengatakan apa yang baru saja ia lihat tadi.

"pulang saja, aku akan mengajukan izinmu ke mba irene" mina mengusap bahu jennie, jennie hanya mengangguk lesu sebagai tanggapan, ia memang butuh waktu sendiri dan beristirahat sekarang, bukannya jennie lebay tapi kejadian tadi memang membuatnya syok. seseorang yang sudah dinyatakan meninggal berdiri dihadapannya, tentu saja jennie tidak akan berpikir 'itu hanya kebetulan mirip' tidak meskipun pikiran yang kerap kali tulalit namun dia tidak akan salah, itu tadi benar benar tzuyu yang dikenalnya.

°°°

"papa" daejung membuka pintu ruang kerjanya lelaki kecil itu menghampiri sosok taehyung yang tengah terduduk, sambil menatap sebuah figura.

ia beralih duduk dipangkuan taehyung, "tadi ejung ketemu mama lagi!" lagi lagi bocah itu bersorak girang, benarkah begitu? sayang sekali taehyung tidak menemuinya setidaknya ia masih ingin berterima kasih kepada guru daejung itu.

"emang bu guru daejung ngapain kesini?" taehyung bertanya dengan asal, ia mengusap pipi anaknya dengan lembut, daejung kecil menggeleng "tapi tadi ejung sama bunda centil liat mama, ngobrol sama tante tinggi, yang wajahnya galak pa" cerita daejung yang mengundang gelak tawa taehyung.

daejung dengan iseng dia menarik dirinya mendekat ke meja kerja taehyung, mengetuk asal tombol tombol di laptop taehyung yang masih menyala, biar saja toh daejung sedang dalam masa keingin tahuannya yang besar.

"pa ini mama?" mata daejung membulat lucu menatap figura yang sedari tadi taehyung tatap, taehyung lupa! selama ini ia tidak memperlihatkan wajah tzuyu ke daejung ia takut bocah kecil itu bertanya dimana sang ibu.

taehyung menelan salivanya kasar, apa sekarang ia harus menceritakannya ke daejung karena sudah tertangkap basah.

"iya" taehyung bergumam pelan, sedangkan daejung terlihat semakin penasaran.

"mama kamu meninggal saat kamu berusia empat bulan" jelas taehyung ia mengucapkannya meskipun tampak ragu, daejung kecil tentu saja belum paham, "meninggal itu apa pa?" ia menatap taehyung dengan penasan.

haruskah ia menjelaskannya?

"meninggal itu, ketika dimana orang yang ejung sayangi pergi ke surga, dan ejung gabisa ketemu lagi ataupun main lagi sama orang itu"jelas taehyung dengan artian yang lebih lembut.

"surga itu apa yah? daejung bisa kan main kesana buat ketemu mama" tanya daejung, mimik wajah taehyung berubah sendu kalaupun ia juga bisa seperti itu.

"surga itu tempat yang indah, ejung nggak bakal bisa kesana buat ketemu mama, karena mama udah nggak ada lagi" taehyung menjelaskan dengan sedikit emosional air matanya mulai mengenang, daejung menggeleng kuat "enggak papah! buktinya ejung ketemu mama terus! disekolah dikantor ditaman" jelas ejung bocah kecil itu tampak tidak terima.

"nggak ejung! kanu nggak bakal bisa ketemu mama lagi" taehyung sedikit membentak daejung, daejung tampak ingin menangis bocah kecil itu turun dari pangkuan sang ayah, "nggak papa! mama yang ejung temuin persis sama kaya yang difoto" daejung berujar lirih kemudian menangis pergi meninggalkan taehyung sendirian dikantornya.

taehyung menyesal telah membentak daejung, ia benar benar terbawa emosi tadi dan malah melampiaskannya ke daejung pasti jagoan kecilnya itu merajuk dan tidak ingin menemuinya.

°°°

sudah mau hampir jam delapan dan yuri baru tersadar setelah tadi siang ia pingsan, yuri memegangi kepalanya yang terasa sakit.

rose yang tengah mengupas buah seraya bercakap dengan chanyeol suaminya itu dengan cepat menghampiri yuri memapah perempuan itu untuk duduk bersandar di kasurnya.

"apakah kamu sudah merasa lebih baik?" tanya rose khawatir, yuri tersenyum tipis "aku sekarang sudah baik baik saja dan ingin pulang kerumah" ujar yuri, rose menggeleng tidak setuju "besok saja sekarang sudah malam" ujar rose membuat yuri tidak bisa membantahnya.

"oppa kenapa bisa disini?" yuri melirik chanyeol yang berdiri dibelakang rose, chanyeol mengidik tidak tahu membuat yuri mencibir ia memang tidak pernah akur dengan chan oppa nya ini bukan dalam artian yang serius.

"chan oppa mencemaskanmu" rose menjawab yuri, yuri mencemooh chanyeol "emang oppa perduli sama yuri" wanita itu memeletkan lidahnya kearah chanyeol ckck berantem gatau kondisi dan ga tau tempat.

chanyeol berdecak malas, "siapa bilang aku mencemaskanmu, aku disini menemani istri cantikku ini"chanyeol meraih pinggang rose dengan posesif membuat yuri kembali mencibir.

yang mengundang gelak tawa dari chanyeol.




tbc, nama penyakit kan ya:v

ehehe, aku masih disini dengan mata yang masih terbuka, ayo absen siapa yang masih terjaga 👋

My Sweet Boss [BOOK 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang