Chapter 3: Tidak, Ini Bukan Mimpi

357 42 0
                                    

Begitu sesampai nya di tempat para pilar berkumpul. Rin langsung menjadi sorotan.

"Kami menemukan satu orang lagi yang selamat dari serangan iblis, namun ia terluka parah di lengan kirinya" jelas tanjirou yang tak dapat di bantah karena itu memang benar.

"Wah... Seorang gadis, siapa namanya?" Tanya shinobu dengan senyum khas nya.

"GYAAAA... BENAR JUGA TANJIROU KUN... KITA BELUM TAU NAMANYA" sudah pasti yang berteriak itu zenitsu.

"Perkenalkan... Nama saya O'okami Rin cukup panggil Rin saja" ucap Rin tanpa aba-aba.

Dari arah berlawanan tiba-tiba saja oyakata-sama datang dibimbing dua anak kembar. Ya lagi-lagi tanpa sebuah aba-aba Rin sudah tau apa yang harus ia lakukan. Dan tentu saja tindakan yang seperti itu membuat para pilar menaruh curiga.

"Hmm? Siapa satu orang itu?" Tanya oyakata-sama sudah mengetahui keberadaan Rin.

Rin pun berdiri sambil sedikit menyeka debu yang ada pada bajunya yang sebenarnya memang sudah kotor juga dengan darah nya semalam.

"Salam kenal, nama saya O'okami Rin cukup panggil Rin saja, oyakata-sama" Rin pun menunduk hormat.

Oyakata-sama menoleh ke kanata, "bagaimana rupa Rin-san?" Tanyanya.

"Memiliki rambut sebahu berwarna hitam pekat dengan mata merah menyala dan sepasang taring di gigi atasnya, berbadan agak tinggi namun sedikit kurus" jelas Kanata.

"Dengan darah yang memenuhi pakaiannya yang berantakan benar-benar menggambarkan iblis" lanjut kiriya.

Kalimat terakhir kiriya sontak membuat semua orang di sana termasuk Rin terkejut.

"Maaf? Apa secara tidak langsung kau mengatakan bahwa saya adalah iblis?" Tanya Rin dengan nada seperti menantang.

Semua orang terkejut mendengar Rin berkata seperti itu, tiba-tiba iguro menghempaskan kepala Rin ke tanah yang masih lembab.
Suasana menjadi sedikit riuh.

"Berani sekali kau berkata seperti itu, mending kau di selamatkan oleh pemburu iblis atau kau ingin di makan oleh iblis hah?!" Ucap iguro yang bagi Rin terdengar seperti ular yang sedang mendesis.

Rin mengerang tatkala iya mulai merasa sakit di lengan kirinya dan kepalanya yang makin di tekan ke tanah.

"Maafkan aku tapi aku akan mengatakan dengan jelas bahwa AKU BUKAN IBLIS! Taring ini sudah ku dapatkan sejak lahir, mata ku ini aku tak tau turunan dari siapa dan darah di baju ku ini adalah darahku setelah serangan dari iblis semalam, jadi IGURO-SAN BISAKAH KAU LEPASKAN AKU!?" Ucap Rin sambil menahan rasa sakit.

Setelah di bujuk oleh kanroji, iguro pun melepaskan cengkeramannya.
Shinobu pun memanggil Kakushi untuk membawa rin dengan paksa.
Seketika itu membuat Rin tertawa kecil.

"Aku akan pergi sendiri, dan sepertinya anda lupa shinobu kocho-san... Kalian sudah pindah dimensi" ucap Rin dengan sinis.

Ia pun pergi kembali ke arah rumahnya.

"Sip... Dengan begini mereka akan membenciku, ah! Apa laptop ku tidak rusak setelah di serang iguro?"

ZENITSU POV*

Rin terlihat sangat aneh. Dia terlihat seperti bukan dirinya.

"Argh! Anak itu menyebalkan sekali! Tanjirou bisa-bisanya kau membawa anak seperti itu! Kenapa tak kau biarkan dia di makan iblis!" Ucap sanemi-san yang sepertinya dari tadi menahan emosi.

"Tapi tadi sepertinya dia sedang berbohong, terlihat jelas dia ingin kita membencinya" ucap tanjirou.

Aku pun memikirkan hal yang sama dengan tanjirou. Dari awal aku sudah merasa aneh dengannya, begitu banyak yang ia rahasiakan, yang ia pendam hingga detak jantungnya pun menjadi terdengar tidak normal.

"Baiklah... Kalau begitu aku akan menjemputnya" cetus shinobu-san.

"B-bolehkah aku ikut!? Dengan tanjirou juga dan babi hutan!" Ucapku mengajukan diri. Ku harap aku bisa membantu.

"Tentu saja, itu akan sangat membantu, terutama untuk memberi tau rumahnya" ucap shinobu-san dengan senyum mematikannya.

ZENITSU POV* end

"Hahh... Sepertinya aku harus mandi dulu, risih banget pakai baju kotor kayak gini"

Rin pun segera pergi menuju kamar mandinya. Ia melupakan bahwa di lengan nya terdapat luka yang cukup parah.

"Kyaaa~" pekik nya tatkala lukanya terkena air.
Kini lukanya kembali mengeluarkan darah.

"Sial sial sial... Luka sialan, kalau berdarah lagi nanti baju yang ku pakai bakal kena darah lagi... Argh!"

Rin pun kembali menuju kamarnya mencari kain kasa berniat agar setelah mandi ia bisa langsung menutup lukanya. Ketika ingin memasuki kamar betapa terkejutnya Rin melihat kehadiran trio kamaboko, tanjirou, zenitsu dan inosuke.

"Kyaaaaa!!" Kembali pekik Rin mengingat ia hanya beralaskan handuk yang menutupi tak sampai setengah pahanya.
Wajah mereka pun kini menyerupai kepiting rebus, ya... Terkecuali inosuke.

Dengan sigap shinobu pun bertindak.
.
.
Dengan adanya shinobu kegiatan Rin pun berjalan lancar. Darahnya tak bercecer kemana-mana. Rin menggunakan baju tidur kimono berwarna abu-abu dengan motif bunga. Baju yang sangat simpel namun terkesan mewah.

"Arigatou... Shinobu-san..." Ucap Rin lirih penuh ketulusan. "Dan minta maaf juga tadi Rin udah gak sopan"

"Tak perlu di bahas" ucap shinobu dan tanpa menghilangkan senyumnya.

Mereka pun keluar kamar. Namun suasana canggung lah yang menyelimuti. Tanjirou apa lagi zenitsu tak sanggup berkata-kata bahkan untuk menatap Rin saja tak sanggup, begitu pula sebaliknya.

Tanpa basa basi shinobu mengajak mereka untuk segera kembali.
Namun betapa terkejutnya mereka melihat pilar lain sudah menunggu di depan rumah Rin. Mata Rin berbinar menyatakan ke kagumannya.

"Kalau bukan paksaan kanroji aku tak akan mau ke sini" ucap iguro.

"Sekarang ayo kembali..." Ucap kanroji dengan polosnya.

"EEEHHH...  JADI KAMI KESINI CUMA UNTUK MENJEMPUTNYA?!!" Ucap iguro dan sanemi serentak.
Rin hanya cekikikan kecil.

"Aah... Ngomong-ngomong aku penasaran dengan dengan rumah si iblis, ayo kita istirahat sebentar" ucap iguro lalu seenaknya masuk ke rumah Rin tanpa izin.

"AKU BUKAN IBLIS DAN..." Belum sempat Rin mengerjai iguro dan menyelesaikan kalimatnya. Iguro sudah berada di hadapan Rin sangat dekat hingga mereka dapat mendengar detak jantung mereka satu sama lain.

"Oi... " ucap Rin datar.

Para pilar itu memasuki rumah Rin dan jelas yang tenang akan tetap tenang dan yang rusuh membuat rumah Rin makin berantakan.

"Pedang ku... Kenapa pengrajin pedang tak ikut pindah ke sini, siapa yang akan membuatkan pedang untukku" keluh tokito.

"Gyaaa... Tokito imut sekali kau"

"Kau kira hanya pedang mu hah!" Di sambung oleh sanemi.

"Ahaha sudah sudah... Aku memiliki banyak koleksi pedang kok... Hmm... Barang kali tokito-san dan sanemi-san mau lihat... Emang kurang tajam sih karena hampir tak pernah di gunakan" ucap Rin agar tak terjadi kerusuhan.
"Tapi... Bisakah kalian mengambilnya sendiri hehe..."

"Dimana!?" Tanya sanemi menyilang kan tangannya.

Rin pun menunjuk ke kamar ayahnya.
"Aneh..." Rin membatin.
.
.
.
"Gelagat itu..."
.
"Tatapan itu..."
.
"Binar mata itu..."
.
"Mereka..."
.
.
"SEDANG BERPURA-PURA!"

Kimetsu No Yaiba: Red Spider LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang