Dan akhirnya aku sampai. ke rumah yang dulunya kusebut 'pulang'.
Aromanya masih sama. Dalam dan tajam. Aku ingat betul letak lemari kaca yang didalamnya ada boneka pemberianmu. Posisi deretan pigura kamarku. Dan sebuah kotak hitam dibawah tangga. Isinya foto kita di pasar malam. Tiga tahun yang silam.
Aku juga ingat betul. Posisi ketika tidak sengaja jatuh hati. Lalu dengan sengaja ditinggal pergi. Dan posisi saat tau kau kembali. Kemarin harapku kita bisa saling mengisi, nyatanya kau tidak siap untuk tinggal lama-lama dirumah ini.
Aku tersenyum, kata-katanya terlalu sulit dipahami ya?
Begini, aku menyebutnya Bung.
Bung, adalah rumah yang nyaman. Yang paling bisa diajak tenang.Kalo penasaran, kapan-kapan kalian boleh datang dan kenalan kok.
Kemarin aku sempat bepergian, melihat-lihat mungkin ada rumah lain yang bisa kutempati, yang pintunya tidak terkunci.
Ternyata bung, rumah kita adalah yang terbaik. Sebaik-baiknya tempat untuk berbagi. Meski saat ini penghuninya masih sendiri. Masih nunggu kamu yang mungkin nanti bakal balik lagi. Pergi lagi lalu balik Lagi dan lagi.
Bung, kamu benar.
Soal manusia yang tak pernah cukup dengan jatuh cinta.Ada yang terus berlari, ngejar sesuatu yang sebenarnya gak mau dikejar.
Ada yang tetap diam, berusaha mempertahankan sesuatu yang sebenarnya gak mau dipertahankan.
Ada juga yang masih beku. Nunggu sesuatu yang sebenarnya gak mau ditunggu.Mirisnya, aku bagian dari mereka.
Bung bukan manusia. Dia adalah rumah yang menunggu tuannya. Tuan yang bisa masuk sendiri, karena dia juga punya kunci.
Siapapun yang datang.
Asal dia dituntun Tuhan, akan diterima di rumah ini. Dijamu dan hidangkan seisi hati. Dijaga dan dirawat sepanjang hari. Diperjuangkan sampai surga nanti.Oya, setelah ini, kalian akan lebih sering membaca chapter lain yang isinya tentang Bung. Dari sebuah perjalanan tentang cara mencari dan menemukan.
Gak papa, kalian gak harus suka. Kalo lagi gak betah jalan-jalan aja dulu. Dan saya ingatkan lagi, Siapapun bisa datang dan pergi di rumah ini.
Salam sayang.
Pemilik rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk yang tersayang Dari yang terbuang
PoetryHai. Selamat datang di ruang berantakan milikku. Tempat sepi yang kusebut hati. Tak perlu bawa apa-apa, kau ada saja rasanya sudah luar biasa gila. Siapapun yang datang, asal dia dituntun Tuhan, akan diterima di rumah ini. Dijamu dan hidangkan seisi...