Detak Jantungku

36 3 9
                                    

Angelia POV

"E-eh??" Tiba-tiba seluruh badanku ini merinding, tanpa berpikir panjang, aku langsung mendorong badan Kevin menjauh dan membuka pintu lemari tersebut. Aku tidak menoleh ke belakang dan mulai berlari ke kelas.

Setelah beberapa meter, diriku ini yang lelah berlari terus menghentikan langkahku dan aku menundukkan kepalaku untuk melihat tanganku yang sedang gemetaran. Aku menoleh ke arah toilet untuk melihat Kevin. Dia tidak keluar.

Udah ah, bodo amat dia kira aku aneh. Yang penting, aku harus menghindarinya. Karena..

Eh iya, kopinya dipegang Kevin.. Beli lagi ah.

***

"Lia, kamu tahu kan papamu ini sibuk. Kalo bisa, jangan kena masalah ya kamu."
"Tapi ini bukan masalah di sekolah, masalahnya tuh aku! Aku kemarin tiba-tiba keinget.. itu lagi."
"Udah minum obatnya?"
"Udah kok."
"Yaudah. Nanti papa kosongin jadwal psikiater kamu. Dah."

Obrolan di telepon itu mengingatkanku tentang pembicaraan Kevin sama papanya.

Kita gak beda jauh ya..? Ehh, kok pikirin Kevin lagi? Aku udah gila yah??

Aku berjalan menuju laci di samping tempat tidurku dan mengambil sebuah botol kecil berisi obat pil berwarna biru dan putih. "Hanya boleh makan 3 dalam sehari? Bodo ah, gak bakal kenapa-kenapa kok."

***

Aku memasuki ruang kelasku, beberapa menit sebelum pelajaran pertama dimulai. Saat melangkah ke dalam kelas, aku memandang isi kelasku. Semua orang menatapku dengan air muka yang campur aduk.

Walau begitu, aku tidak begitu peduli. Ada gossip buruk tentangku? Gampang banget dibodohin, orangnya yang nyebar kata-kata tersebut juga sok tau banget.

Pengennya sih mikir gitu, tapi rasa penasaran dalam diriku ini sedang memuncak. Mengapa sikap semua orang seperti itu? Aku pun menoleh ke arah Ana, yang tempat duduknya tidak jauh dariku.

"Ana! Orang-orang kenapa sih? Kok pas gua masuk kelas mereka liatin gua aneh gitu sih?" Bisik ku.

Abrianna yang dari tadi sedang menulis sesuatu tidak berhenti saat aku menanya kepadanya.

Cuek amet, gak kayak biasanya.

"Perasaan lu doang kali. Udahlah, biarin aja." Balas Abrianna sambil sibuk menulis.

"Masa sih? Kasi tau gua napa?"

"Dibilangin gaada apa-apa, kok!" Pulpen yang dari tadi menari di atas kertasnya pun terhenti saat ia membalasku. Suara Abrianna yang keras itu mengambil perhatian anak-anak kelasku.

Buset, ngegas amet mba!

Abrianna, bocah yang cukup akrab dengan anak-anak di kelasku biasanya selalu update dengan gossip-gossip terbaru. Jadi, pasti dia sedang menyembunyikan sesuatu dariku.

Gua sendiri juga rada sok tau sih, tapi kan gua udah temen sama dia lama banget!

"Ya udah. Tapi lu jawab gua dulu. Sejak kapan lu pacaran sama Kak Kevin?" Tanya Abrianna dengan wajah yang mulai memerah, seperti ingin meledak.

"Hah? Lu ngomongin apa sih?"

"Tuh kan, pasti lu ngomong gitu." Ucap Abrianna sambil kembali menyibukkan dirinya agar tidak berbicara denganku lagi.

***

MOS, awal kelas X

Sekolah baru, tapi teman yang sama, Abrianna. Pertemanan kita awet juga sih. Dari masa bocah sampai sekarang, gak ada bedanya. Palingan fisiknya doang. Mentalnya? Masih mentalnya anak SD lah!

"Hey, si Kirana juga masuk sini kan?"Tanyaku ke Abrianna.

"Yup! Kayaknya gua bakal ketularan barbarnya haha."

"Emangnya dari dulu apaan? wkwk."

Rasanya senang dan gak sabar mau mulai kehidupan baru di sekolah ini. Hari pertama sekolah, semoga betah di sini..

***

Author POV

"Hey! Tahun ini banyak ade kelas cakep!" Ujar seorang anak kelas 11 IPS.

"Iya! Yang namanya Lia ato apa gitu. Cakep banget pokoknya." Balas temannya. "Menurut lu gimana, Kev?"

"Lia..? Yang gua bilang kurang gizi itu? Biasa aja." Jawab Kevin.

"Dih! Jangan bilang lu belom move on dari si Emma ya?"

"Udah kok. Cuman, Lia bukan selera gua. Cantik bukan berarti wajib disukain kan? Gua ke kelas dulu, ya." Kata Kevin sebelum dia berjalan meninggalkan teman-temannya.

Sebenernya, Lia yang mana sih?? Batin Kevin.

Ia terus memikirkan hal tersebut sambil berjalan ke kelasnya.

Dug!

"Aduh, maaf kak!" Ujar seorang perempuan berambut pendek.

"Eh, iya gapapa." Balas Kevin.

Kevin menatap kedua mata belo perempuan itu untuk beberapa saat.

Bukan Lia pastinya. Beda sama yang dideskripsiin mereka.

"Ada apa kak..?" Tanyanya.

"Enggak kok..!" Lalu Kevin mulai melangkah lagi.

Gak cantik banget sih, tapi..

"Lia! Gua cari dari tadi! Kemana lu?" Suara perempuan itu membuat Kevin menoleh ke belakang.

"Hei Ana. Gua tadi bantuin Pak Budi bentar, sorry lama."

Ana.. itu namanya.

Kevin, cowok dingin itu yang baru saja putus Minggu lalu merasakan wajahnya mulai memanas. Ia merasakan jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya.

Rasanya tidak ingin berhenti menatapmu...

Ana..

- M.M -

AngeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang