Author POV
"Apa-apaan sih, si Lia!?" Teriak Abrianna yang melemparkan sapunya ke lantai dengan kesal. Hal tersebut mengagetkan Kirana yang sedang menyapu depan papan tulis.
Jam menunjuk pukul 16:28 sore. Matahari kini sudah berubah warna, membuat kelas mereka berwarna oranye, karena sinar yang masuk lewat jendela kelas Abrianna yang besar.
Tadi Kirana merasa kasihan melihat Abrianna membersihkan kelasnya sendiri. Ia pun membantunya.
"Emang lu percaya sama gosip itu?"
"Ya, percaya aja lah gua. Ngapain mereka tiba-tiba nyebar yang enggak-enggak tentang si primadona sekolah yang sempurna itu?"
"Bisa aja mereka iri sama Lia." Jawab Kirana yang tidak memihak kepada Abrianna, maupun Angelia.
"Dih, kok lu gak belain gua sih? Lu temen gua ato bukan?"
"Temen lu, lah. Tapi gua juga temen Lia, kali."
"Tau ah, kesel gua! Andaikan waktu itu mulut lu gak teriak soal gua pacaran sama Kevin. Pasti dia masih suka ama gua.." Ujar Abrianna yang sedang berjalan keluar kelas sambil membawa sapu dan pengki.
"Jadi, lu nyalahin gua..?"
"Ya iya lah! Masa gua nyalahin gua sendiri. Kita baik-baik aja sebelum gua kasih tau ke lu sama Lia!" Teriak Abrianna yang membalikkan badannya untuk menatap Kirana.
Wajah Kirana tampak seperti ingin mengeluarkan kata-kata yang dapat menurunkan reputasinya, tetapi semua itu ia pendam.
Kirana menghembuskan napasnya.
"Yah, gak ada yang bakal tau. Toh, udah berakhir. Kalian juga gak bakal bisa pacaran lagi. Hubungan kalian kayak gelas yang udah pecah, mau gimana pun, gak bisa terlihat seperti awal mula."
"Lu juga berharap banget dia mau lama-lama sama orang kayak lu." Lanjutnya.
Abrianna yang sedang berdiri membelakangi pintu menatap Kirana yang berjalan keluar kelas, meninggalkannya sendirian.
***
"Umm, lu masih sering ngobrol sama Ana? Sejak waktu dia marah di kelas, gua gak pernah bicara sama dia lagi." Tanya Lia lewat telepon.
"Tadi gua ngobrol sama dia. Tapi, kayaknya mulai hari ini gua gak bakal ngobrol lagi sama dia."
"Waduh, kenapa tuh."
"Arghh, jadi dia tuh nyalahin gua, coba! Dia rasa dia sendiri kayak manusia gak berdosa gitu!" Seru Kirana yang sedang di atas kasurnya, dengan hpnya di tangan yang kanan, dan pensilnya di tangan yang kiri. Di atas kakinya terdapat buku biologinya yang terbuka.
"Menurut lu dia salah dimana, emang?"
"Banyak! Gak terhitung kayaknya!"
"Hey, hey. Lu lagi terbawa emosi, tenang dulu, ya..?" Ucap Lia dengan lembut.
Kirana mendesah.
"Iya, sih. Untung ada lu, kalo engga, udah gua robek buku gua, haha! Oh iya, gua mau ngomong sesuatu." Nada Kirana berubah. Berubah jadi sedih.
"Kenapa?" Tanya Lia dengan khawatir.
"Um.. Lia. Gua bulan depan bakal pindah sekolah."
"Pindah..?"
***
"Sebenernya si Ana marah ama gua gara-gara apa sih?" Tanya Lia sambil mengaduk-aduk kuah sotonya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelia
Teen FictionTerkadang hidup ini terasa lebih menyakitkan daripada kematian. Dibalik senyum manisnya, terdapat sisi darinya yang tak pernah terlihat. Angelia, seorang remaja yang masa lalunya meninggalkan bekas trauma yang tidak akan pernah menghilang. Lalu, di...