Kevin POV
"Ehm.. Lu mau gak jadi pacar gua..?" Tembak ku dengan malu-malu.
"Arghh.. tembak foto ignya aja gak bisa, apalagi orangnya langsung??" Ucapku saat duduk di toilet dengan hp dalam genggamanku.
Kring kring kringg
Buset, udah berapa menit gua duduk disini!? Sekarang pelajaran apa ya?
Ku pandang layar hpku untuk melihat waktunya.
Yes! Istirahat.. Beli apa ya di kantin ?Pikirku saat keluar toilet untuk ke kantin.
Udah istirahat.. apa sekarang aja ya?
Gua suruh ketemu di mana ya? Taman? Taman aja deh, sepi.
You
Gua pen ngomong. Ketemu di taman ya.Abrianna
Oke kak^^Tiba-tiba jantungku mulai berdetak dengan cepat, sama kayak hari itu. Hari pertama kali ku melihatnya.
Untung gua dapat nomer hpnya Minggu lalu..
***
Minggu lalu...
"Tolong ya, Kev. Maafin kakak ya, soalnya akhir-akhir ini lagi sibuk banget." Ujar seorang perempuan.
"Iya, gapapa kok. Lagipula aku suka kok main sama Tommy." Jawabku.
"Jangan repotin om Kevin ya, sayang." Kata perempuan tersebut kepada seorang balita.
"Yeay! Om Kepin lagih!" Ujar anak tersebut dengan senyum yang lebar.
Dia adalah anak dari kakakku yang sekarang sudah tidak ada. Karena papanya tidak ingin menyebut Tommy sebagai anaknya, ia pun tinggal bersama Evelyn, adik dari papanya.
"Tante sekarang pergi ya" Katanya sambil mengambil kunci mobilnya. "Dadah Kev. Yang bener ya jagainnya."
"Tenang ajalah kak." Balasku dengan senyum tipis.
"Ke taman, ke taman! Mau main!"
"Iya, iya. Om ambil hp dulu ya."
Author POV
Sesampainya di taman, Tommy, keponakan Kevin pun langsung lari ke arah ayunan dan mulai bermain.
"Kak Kevin..?" Suara tersebut tak asing bagi Kevin yang sudah men-stalkingnya selama ini.
"Eh, Abrianna ya?" Jawabnya.
"Iya, haha. Lagi ngapain disini kak?" Ucap Abrianna dengan senyumnya yang manis.
"Senyumnya itu lohh" Batin Kevin.
Jantungnya mulai bertingkah lagi.
"Lagi temenin keponakan gua. Lu?"
"Baru tau lu punya sodara. Gua lagi pengen keluar rumah aja." Balasnya.
"Iya, gua punya kakak perempuan. Dia sekarang udah gaada sih.."
"Oh.."
Mereka terdiam untuk beberapa saat.
"Terus, papanya mana?"
Lanjut Abrianna."Kakak ipar gua gamau jagain dia lagi. Pas kakak gua masih ada, dia juga gak pernah ngurusin dia, sih."
"Siapa yang jagain dia dong?" Tanya Abrianna dengan wajah yang sedih.
"Adik kakak iparku. Orangnya baik banget, kok. Dia nganggep Tommy kayak anak sendiri." Kata Kevin saat melihat Abrianna yang mulai sedih mendengarnya ceritanya.
" Ehm.. Sebenernya, gua ke sini soalnya lagi berantem sama nyokap gua."
"Abisnya, nyokap gua bilang gua gak berusaha buat dapet nilai bagus. Padahal, gua udah belajar mati-matian!" Lanjut Abrianna.
Kevin hanya terdiam, memikirkan apa yang harus dikatakan.
"Dia selalu aja bandingin gua sama Angelia!" Air mata Abrianna mulai menetes saat mengatakan kalimat itu.
Kevin menatap wajah Abrianna.
"Kalo gitu, nyokap lu mau gak mau harus terima lu apa adanya, walaupun lu gak sesempurna Angelia. Dan.."
Kevin terdiam sebentar.
"Dan, lu jauh lebih sempurna dari Angelia di mata gua." Ujar Kevin yang wajahnya mulai memerah.
"Apa..?" Tanya Abrianna yang tidak percaya apa yang dikatakan oleh Kevin.
"Udahlah, sana pulang. Nyokap lu khawatir nanti."
"Makasih Kak.."
"Kalo lu butuh temen buat ngobrol, contact gua aja, ya?" Ucap Kevin sambil senyum.
Kevin pun mengeluarkan sebuah pulpen dari kantongnya dan mulai menuliskan nomor hpnya di tangan Abrianna.
"Om Kepin.. Tommy cape.. Mau bobo."
Ucap Tommy yang tiba-tiba berada di samping Kevin."Yuk, pulang. Dah, Ana."
Wajah Abrianna memanas saat melihat senyuman Kevin.
"Iya." Balas Abrianna dengan senyumnya yang hangat.
***
Sesampainya di rumah, Kevin pun menidurkan Tommy dan mengecup keningnya yang kecil dan mulus.
Lalu hp Kevin mulai berdering dan Kevin mengangkatnya.
"Iya, uh-huh. Apa..?" Kata Kevin sebelum ia menjatuhkan hpnya karena kalimat yang didengarnya.
-M.M-
hayoo ngeship Kevin sama siapa 🙈
KAMU SEDANG MEMBACA
Angelia
Teen FictionTerkadang hidup ini terasa lebih menyakitkan daripada kematian. Dibalik senyum manisnya, terdapat sisi darinya yang tak pernah terlihat. Angelia, seorang remaja yang masa lalunya meninggalkan bekas trauma yang tidak akan pernah menghilang. Lalu, di...