Rahasia Kita - Flashback #2

21 3 4
                                    

Author POV

Hari itu, Kevin diberitakan bahwa Evelyn mengalami kecelakaan yang membuatnya koma saat ia sedang dalam perjalanan ke kantor.

***

"Kata dokter, dia baik-baik saja. Tinggal tunggu dia bangun." Ucap bapak Kevin yang sedang duduk di samping ranjang Evelyn, bersama dengan Kevin.

"Tapi, keponakanmu gak ada yang jagain di rumahnya. Jadi, untuk sementara, dia tinggal sama kita, ya." Lanjutnya.

"Kakak ipar kapan pulang dari Amerika?" Tanya Kevin.

"Itu gausah ditanyain. Walaupun pulang, dia gak mau jagain Tommy." Jawabnya dengan kesal.

"Tapi, besok pagi papa bakal berangkat ke Belanda. Mamamu juga. Jadi, semoga kamu gak keberatan, ya kalo jagain Tommy sendirian." Lanjutnya.

"Hah..? Ya, gak bisa lah! Aku juga sibuk, pa! Mana pula bentar lagi ujian mid.." Teriak Kevin, yang tidak terima.

"Hush! Ini rumah sakit, gak boleh teriak-teriak. Gapapa, bakal dibantuin sama ART, kok. Lagi pula, Tommy sayang banget sama kamu."

***

"Makasih, Kev, udah mau nganter gua pulang." Ucap Abrianna dengan senang.

"Haha, gapapa kok." Balas Kevin, yang sedang menyetir mobilnya.

"Um, kamu mau gak main ke rumahku bentar?" Lanjutnya.

"E-eh?!" Tanya Abrianna dengan wajah yang merah.

"Gua gak bakal ngapa-ngapain lu, kok! Si Tommy lagi tinggal di rumah gua untuk sementara."

"Oh gitu, haha. Mau kok, pengen main sama Tommy!" Seru Abrianna.

***

"Tommy lagi tidur, Ko. Kayaknya jangan di bangunin deh. Nanti ngambek dia." Jawab asisten rumah tangga Kevin.

"Oh gitu. Yaudah, ke kamar gua aja. Tenang aja, pintunya gua biarin terbuka kok."

"E-eh.. iya.." Ucap Abrianna dengan gugup.

"Nonton film, yuk! Gua baru download film Call Me by Your Name. Mau nonton itu gak?" Tanya Kevin.

"Itu aja, kak." Jawab Abrianna dengan pelan.

Kevin mengambil laptopnya dan menaruhnya di atas tempat tidurnya. Sementara itu, Abrianna melihat-lihat kamar Kevin.

Ia terhenti saat melihat foto keluarga Kevin yang terletak di atas meja belajarnya.

"Kakakmu cantik, ya. Mirip banget sama mamamu." Ucap Abrianna sambil memegang fotonya.

"Iya.. Tapi sifatnya gak mirip mamaku."

"Oh ya? Emang gimana?"

"Yuk nonton, udah mulai." Ujar Kevin yang menghindari pertanyaan Abrianna.

Abrianna pun berjalan ke arah tempat tidur Kevin dan duduk disampingnya Kevin. Jantung Kevin mulai berdetak dengan kencang saat bahu mereka menempel.

Kevin men-pause filmnya.

"Ehm, kemarin gua suruh lu ke taman tapi gua gak sempet buat tanya lu sesuatu.."

"Iya, haha. Abisnya gua harus selesein tugas gua dulu. Sorry.." Balas Abrianna.

"Gua pengen ngomong.. Lu mau gak jadi pacar gua..?" Tembak Kevin.

"Beneran..?" Tanya Abrianna dengan ragu-ragu.

"Iya.."

"Mau lah!" Seru Abrianna.

"Tapi.. janji sesuatu dulu, ya."

"Apa?"

"Jangan bilang ke orang-orang di sekolah ya."

"Kenapa?" Tanya Abrianna dengan khawatir.

"Karena kalo orang-orang pada tau, bapak gua bakal marah."

"Bapak lu bakal tau darimana, coba?"

"Kepsek kita itu.. Tante gua."

"Hah..?"

"Iya. Lu tau lah, ya. Kepsek kita tuh cepet banget tau tentang gosip-gosip di sekolah. Terus, bapak gua emang nyuruh dia buat pantauin gua mulu."

"Jadi, tolong ya." Lanjut Kevin.

"O-oke.."

"Thanks." Ucap Kevin dengan senyum yang manis, seperti biasanya.

***

"Woi! Lu kalo pacaran ngomong napa, jangan di rahasiain dong!" Seru teman Kevin, sambil menepuk pundaknya.

"Tau darimana lu?" Tanya Kevin dengan jutek.

"Ya denger dari orang-orang lah!"

Kevin pun mengeluarkan hpnya dari kantung celananya.

You
Bri, tempat biasa, sekarang.

Briana♥️
Okay.

Kevin POV

Saat sedang berjalan ke gudang sekolah, tempat yang sering menjadi tempat bolos kita, gua merasa bahwa dia tak begitu bersalah, orang cuman bilang kita pacaran. Tapi entah kenapa emosiku tak bisa dikendalikan. Rasanya ingin meledak saat ketemu dengannya.

Sesampainya di gudang sekolah kita yang terpencil itu, gua pun langsung to the point.

"Woi, apa-apaan sih lu? Udah gua bilangin jangan ngomong ke orang-orang."

"Gua cuman bilang ke dua orang kok, Angelia sama Kirana!"

"Terus? Kok nyebar kek virus gitu, hah?" Tanyaku dengan kesal.

"Ehm, itu, si Kirana terlalu kaget jadi dia gak sengaja teriak 'lu pacaran sama Kevin??' gitu!"

"Jadi itu salah temen lu?"

"Mu-mungkin.." Jawabnya dengan pelan.

Gua gatau harus ngomong apaan. Otak gua kayak ketemu sama soal matematika.

"Wajib banget ya pamer soal pacaran ke sahabat. Jangan-jangan lu cuman pacaran sama gua biar status lu di sekolah naik?"

"Terus, lu nyalahin temen lu sendiri padahal itu salah lu?" Teriakku.

"Ya engga lah! Bukan gitu.."

"Kalo bukan, gimana?"

Abrianna hanya terdiam.

"Padahal gua kira lu beda sama Emma." Kataku dengan kecewa sambil berjalan meninggalkan Abrianna sendirian.

Salah gua sendiri sih. Baper dikit sama cewe langsung diajak jadian.

"Woi!"

Ku menoleh ke arah suara itu. Bukan Abrianna. Tapi, Angelia, temannya.

"Untung gua ikutin kalian ke sini."

Apaan sih, ******.

"Lu juga salah!" Lanjutnya.

"Tau kok."

"Lu cuman nganggep Abrianna sebagai pelarian, kan?"

Gua terdiam sebentar, memikirkan jawabanku.

"Iya. Dan gua udah nyadar kok."

Angelia tak berkata-kata.

"Cuman ngomong itu doang, kan? Yaudah gua pergi ya." Kataku sambil berjalan melewati Angelia.

Cewek-cewek di sekolah ini otaknya pada kenapa sih?

-M.M-

episode berikutny udah balik k pas Angelia sama ana berantem yak :3

AngeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang