- Selamat Menikmati -
KEDUA orang itu saling berdiri berhadapan dengan berkacak pinggang. Peter merubah posisi tangannya jadi menyilang di depan dada. Mata gadis di depannya memincing. Peter membalas dengan mengangkat satu alisnya. "Aku hanya tak ingin sama denganmu," katanya.
Mata gadis itu semakin memincing tajam. Peter membalas tatapannya tak kalah tajam. Namun sudut bibir laki-laki itu berkedut menahan senyum, dan Wendy melihatnya. Peter Pan hanya menggodanya, lagi, ia merasa seperti bocah lima tahun yang mudah diledek dan dibodohi. Peter Pan benar-benar. Mulut Wendy sudah terbuka untuk memuntahi semua unek-uneknya, namun terhenti. Semua kata yang akan keluar tertelan kembali. Wendy mengerjap beberapa kali, semakin lama ia makin terlena. Seperti terhipnotis, kakinya melangkah tanpa sadar menuju sumber suara.
Suara ... suara yang merdu ...,
Seperti lagu pengantar tidur saat ia kecil dulu. Saking terlampau menikmati, ia sendiri tidak sadar ketika ujung jari kakinya mulai menyentuh permukaan air. Muncul satu kepala dari dalam air. Kulitnya pucat. Kontras sekali dengan warna rambutnya yang kuning terang bak bulan di waktu purnama. Matanya tertarik pada masing-masing sisi sehingga tampak menyipit dengan manik sekelam malam. Sosok itu berhenti dalam keadaan begitu. Tidak diteruskan begitu menangkap kehadiran sosok lain selain Wendy.
Ia, sang penguasa lautan, daratan, bahkan udara.
Ia, sang pemilik dunia tempatnya berpijak saat ini.
Ia, si bocah yang takut menjadi tua dan jatuh cinta.
Ia ... Peter Pan.
Sosok itu baru akan menenggelamkan kembali kepalanya namun tertahan kala Peter memberi isyarat untuk melanjutkan. Kepalanya kembali menyembul keluar kali ini dengan sempurna. Hidung mancung dengan ujung yang runcing dan bibir sewarna kulitnya yang pucat. Telinganya meruncing ke atas. Meski begitu, sosok itu tampak begitu cantik ditambah dengan simbol kerang yang tertempel di dadanya. Hanya sebatas itu yang terlihat. Selebihnya masih bertahan di dalam air bahkan sampai saat Wendy ditarik ke dalam air dengan tangan pucatnya yang berkuku panjang dan runcing.
Sekali lagi, sosok itu menoleh pada Peter Pan. Bocah laki-laki itu mengangguk lalu menggoyangkan jari telunjuknya. Sebelum sosok yang membawa Wendy tenggelam ke dalam air, terdengar siulan dari Peter Pan. Peter membuat gerakan menggorok leher disertai seringai keji. Sosok itu berhenti, lalu mengangguk sekali dan setelahnya benar-benar tenggelam bersama Wendy.
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Neverland
FantasiaWendy suka membaca cerita. Tapi sulit menceritakannya. Wendy penyuka cerita dongeng. Tapi benci akhir bahagia. Karena Wendy tahu, FAIRY TALE, hanya ada di buku saja. Cinderella menjadi budak hingga akhir hayat. Putri tidur tidak pernah dicium pange...