Chapter 7

464 28 6
                                    


The thick color of a rainy day in Seoul
I still can't fall asleep as I fade away
The rain stops and the reflection in the puddle
I see myself looking more miserable today

~~~



Sena menghela nafas melihat Taehyung duduk bersandar didepan pintu rumahnya. Mantel katunnya yang berwarna coklat muda sudah berubah warna hampir seluruhnya menjadi coklat tua, tetesan air masih menetes di ujung-ujung rambutnya.

"Taehyung-ah, kajja masuk. Kau pasti kedinginan" buru-buru aku menggampirinya namun tanganku ditepis

"Apa kau tau betapa aku khawatir padamu?" Taehyung memalingkan wajahnya.

"Maaf tae aku-"

"Apa kau memang lebih senang mencintai daripada dicintai?" Ada kekecewaan dari suara rendah Taehyung. Aku hanya bisa menunduk, merasa yang dikatakan Taehyung itu benar sekaligus merasa bersalah padanya.

"Masuklah dulu Tae, akan kubuatkan teh hangat, kajja.."

Tanpa menjawab dia berdiri dan mengambil sesuatu dari saku mantelnya. Roti coklat kesukaanku. Dia memberikan roti itu lalu pergi begitu saja.

"Tae tunggu"

Taehyung tak mengubris panggilanku, ia terus melangkah hingga punggungnya menghilang menuruni tangga. Ada apa? Mengapa dia begitu?
Taehyung tidak pernah seperti ini sebelumnya. Baru saja Jungkook mencampakanku dan sekarang Taehyung bersikap aneh padaku. Sebenarnya apa masalah para namja ini?

Aku membuka roti yang Taehyung berikan. Iya, dia ingin aku memakanannya maka itu akan kulakukan. Tiba-tiba air mata jatuh lagi namun aku terus memakan roti yang Tae beri, roti yang manis malah terasa pahit, rasanya sangat susah untuk ditelan. Aku kesepian, sedih dan sendirian. Tidak ada siapapun yang bisa dijadikan tempat mengadu, tidak ada yang mau mendengar. Satu-satunya orang yang peduli padaku sekarang hanya Taehyung namun lagi-lagi aku menghancurkan hatinya. Padahal Taehyung sangat baik padaku.
Aku ingat musim dingin setahun lalu saat pertama kalinya aku bertemu dengannya. Saat itu adalah saat yang sulit bagiku namun aku bisa melewatinya karena ada Taehyung. Mengapa aku sebodoh ini, mengapa aku menyia-nyiakan namja yang jelas-jelas berusaha membuatku bahagia.

Kuusap kasar airmata dipipiku
Seandainya hatiku bisa kuatur, seandainya aku bisa memilih siapa yang harus kucintai

Aku meringsut ketanah. Menangis lagi sejadi-jadinya. Entah berapa banyak air mata yang tumpah tapi masih ada saja air mata yang tersisa.

Aku benci perasaan ini.

/AUTHOR POV//

Keesokan harinya Sena bangun dan berangkat kesekolah seperti biasa. Yang berbeda hanya tidak ada Taehyung dikelas

"ah pasti dia sedang bolos." Sena menggenggam handphonenya dengan gelisah. Tidak ada balasan dari Taehyung sejak tadi.

"Apa dia masih marah? semoga saja tidak terjadi sesuatu" Sena menghela nafas berat.

Brukk

Sebuah tas mendarat dibangku sebelah Sena

"Taetae kau dari-" Sena terkejut. Karena orang itu bukan Taehyung melainkan Jungkook

"Mulai sekarang ini adalah tempatku" balas Jungkook dingin.

"A-apa? Bagaimana bisa. Sebentar lagi Taehyung akan datang jadi pergilah"

"setelah jam pertama aku akan pulang. Bertahanlah satu jam saja. Aku bosan duduk dibelakang dan hanya bangku sebelahmu yang kosong"

"tapi aku tidak nyaman" jawab Sena sambil memandang kearah lain

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

So I Married A Bad Boy [BTS FANFICTION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang