3.

7.5K 721 46
                                    

Haechan tersenyum, bukan senyum manis atau bahagia.

" Pagi Chan!" Sapa Nana, sahabat Haechan.

" Pagi." Balas Haechan.

" Tanganmu kenapa?" Tanya Nana saat melihat telapak tangan sahabatnya dibalut perban.

" Aku baik baik saja Na, hanya tergores saat membersihkan pecahan piring." Jawab Haechan, gadis itu menundukkan kepalanya. Menghindari tatapan yang sedari tadi dilayangkan pemuda yang datang bersama Nana.

" Kau ingin sarapan Mark?" Tanya Nana pada Mark yang duduk disampingnya.

" Aku sudah sarapan Na." Jawab Mark lembut tak lupa senyum manis ia berikan pada gadis cantik itu.

" Aku mau memesan makanan dulu, kau mau sesuatu Chan?" Tanya Nana

" Bisa tolong kau pesankan air mineral dan sandwich Na." Ucap Haechan. Nana pun mengangguk dan bergegas menuju Jajaran penjual yang tak jauh dari meja mereka.

" Kenapa tak membangunkanku?" Tanya Mark saat dirasa Nana sudah tak bisa mendengar ucapannya.

" Aku tak mau mengganggumu, kamu terlihat sangat lelah." Ucap Haechan memainkan ponselnya, dia tak ingin menatap Mark.

" Sayang, -

" Mark, aku mohon jangan bahas tentang kita saat ada Nana di sekitar kita. Aku tak mau dia kecewa padaku. Kau tau, dia sangat mencintaimu dan dia layak untukmu." Potong Haechan, sungguh hatinya teremat saat mengatakan itu. Dia kekasih Mark tapi kenapa dia harus mengalah pada sahabatnya sendiri yang juga mencintai Mark. Salahkan saja Haechan yang tak pernah mau mengumumkan hubungannya dengan Mark, dan salahkan saja Mark yang mau didekati Nana yang jelas membuat Haechan semakin kecil.

" Tapi.Aku.Lebih.Mencintaimu.Lee.Haechan-ssi." Ucap Mark penuh penekanan, dia menyayangi bahkan mencintai gadis didepannya itu. Tapi dia juga tak bisa menolak gadis - gadis yang ingin dekat dengannya. Haechan tak ingin hubungan mereka terekspos, membuat Mark tidak bisa mengutamakan Haechan dibanding gadis lain yang memberinya rasa dibutuhkan dan disayangi.

" Ini pesananmu Chan!" Nana meletakkan pesanan Haechan dihadapan gadis itu.

" Na, aku pergi dulu ya! Hubungi aku jika kelasmu sudah selesai." Ucap Mark mengusak puncak kepala Nana.

" Eum, nanti setelah jamku selesai bisa temani aku membeli baju?" Tanya Nana memastikan tidak mengganggu jadwal Mark.

" Okay." Jawab Mark dengan senyum termanisnya, membuat Nana tertawa senang dan Haechan menahan air matanya.

Setiap hari, inilah yang Haechan lihat. Kekasih dan sahabatnya bermesraan. Haechan memang bodoh dan terlalu pengecut. Tapi tak bisa dipungkiri ketakutannya akan cemoohan orang lebih besar dari apapun. Dulu ia pernah menjadi korban bully karena anak - anak mengira dia tak punya Ayah padahal dia punya hanya saja ia tak bisa mengekspos siapa Ayahnya, terlalu beresiko.



Tbc

[End] The Reason ⚠️ Markhyuck GS ⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang