Jadilah pembaca yang baik
~
Selamat membaca!
"Eunghh" aku melenguh ketika baru saja membuka mata. Dan betapa terkejutnya aku saat melihat sekeliling.
Ruangan gelap, sunyi, dan sangat berdebu dengan beberapa komputer yang sudah usang terletak diatas meja.
"D-dimana aku?!"
Hening.
"Keluarlah! Siapapun tolong aku!" teriakku entah pada siapa.
Tap
Tap
Tap
Tap
Aku mendengar suara langkah kaki yang cukup keras namun kedengarannya pemilik suara langkah kaki itu hanya berjalan santai.
Aku belum bisa melihat wajahnya karena ruangannya sangat gelap. Itu membuatku semakin ketakutan sampai-sampai aku tidak berani berteriak.
"Oh. Ternyata kau sudah bangun."
Suara deep voice dari orang itu sangat mengagetkanku. Suaranya terdengar seperti pria dewasa.
"A-aku..."
Ctek
Orang itu menekan saklar lampu yang membuat seisi ruangan yang tadinya gelap gulita menjadi terang benderang.
Yang kulihat adalah seorang laki-laki berkulit agak tan dengan rambut blonde dan dia memakai jaket kulit berwarna cokelat dan celana jeans robek berwarna hitam.
"K-kau siapa?" tanyaku terbata-bata karena takut orang yang didepanku ini akan mencelakaiku nantinya.
"Namaku Felix. Lee Felix. Senang bertemu denganmu."
Tunggu, kenapa dia seperti menghormatiku?
"Ah, senang juga bertemu denganmu. Kalau boleh tau, kenapa aku bisa ada disini?" tanyaku padanya.
"Ah iya, aku lupa mengatakannya."
"Hah?" aku masih belum mengerti.
"Selamat datang di markas kami!" ucapnya dengan nada bicara sedikit dinaikkan.
Apa tadi? Markas?
"Kalau urusan kenapa kau bisa ada disini, tanyakan saja pada Jeno. Dia yang membawamu kesini."
Ah, iya! Tadi pagi di sekolahan aku makan bersama Jeno. Jadi? Kenapa Jeno tersenyum saat aku mulai tak sadarkan diri?
"Hey, jangan melamun begitu."
Lamunanku seketika buyar ketika suara Felix angkat bicara.
"Maafkan aku. Eumm, kau bisa membawaku ke Jeno?"
"Tentu saja! Sekalian aku bisa mengajakmu berkeliling di markas ini!" dia berbicara dengan mata berbinar. Aku tidak menyangka kalau dia benar-benar orang yang memiliki deep voice.
Kemudian aku dan Felix berkeliling markas. Markas itu sangat luas. Aku saja sampai kelelahan. Dan juga Felix tidak berhenti mengoceh.
"Dan ini adalah ruang medis. Disini banyak sekali dokter ahli yang akan mengautopsi mayat. Ah, itu ada mayat. Kau tidak takut? Biasanya anak perempuan sepertimu sangat takut melihatnya. Bahkan mencium baunya saja mereka langsung menangis. Tapi mengapa kau berbeda? Jangan-jangan kau--"
![](https://img.wattpad.com/cover/209182057-288-k372226.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTIVE || Huang Renjun
FanficGadis SMA menjadi detektif? Siapa takut?! Ini perjalananku, tentang karir di usia belia. Dan ini kisahku, tentang cinta tentunya.