Chapter 4

402 46 2
                                    

Discalimer:

Masashi Kishimoto

Warning:

Typo, gaje, dll

Rate: T+

Setelah Selesai menyantap makannya Itachi dan Hinata kembali berdiskusi.

"Nah... Hinata menurut buku ini langkah langkah yang harus kau lakukan untuk mengatasi traumamu adalah: Dukungan keluarga, Kasih sayang, Sharing, Perasaan berharga, Kehati hatian, Tindakan pencegahan, Masa depan, Pemahaman Lingkungan , Pikiran Positif, dan Menghindari penyebab."

Hinata mengerjabkan matanya setelah mendengarkan perkataan Itachi sepertinya banyak yang harus ia lakukan. Apakah Hinata bisa, apakah dia sanggup nanti. Dan sepertinya ia harus menceritakan masalahnya kepada orang tua dan kakaknya, pastinya ia akan merasa sangat malu nantinya. Ia merasa takut, malu, dan gelisah. Bagaimana dengan orang tua dan kakanya apakah mereka akan marah atau merasa bersalah setelah ia bercerita dan mau mendukungnya.

"A-ano... Se-sensei apakah tentang dukungan keluarga bisa dilewati aku merasa tak siap untuk mengatakan masalah ini dengan mereka, aku tidak siap untuk melihat reaksi mereka." Ucap Hinata menundukan pandangan sambil menautkan jemarinya merasa gugup.

"Itu tidak bisa Hinata semua ini harus kau lakukan, kalau kau ingin menyembuhkan keropeng kau harus mengeluarkan nanah yang menyumbat darahmu. Dan biarkan darah yang keluar itu mengering menutupi luka itu. Aku ingin kau terbuka dan mendapat dukungan dari keluargamu, tenang saja nanti Sensei-mu ini akan ikut menghadap keluargamu haha..."

"Y-ya aku mengerti tentang itu tapi Bu-bukan itu ma-masala..."

"Hm... ya aku juga mengerti Hinata memang ada satu langkah menghindari penyebab. Tapi dalam kasusmu itu penyebabnya adalah keluargamu, aku ingin dalam perjalanmu nanti kau merasa bebas karena tidak ada langkah langkah yang kau skip karena takut. Aku tak ingin kau mengulang lagi."

Tertegun Hinata merasa entah kenapa Sensei-nya ini sangat perduli padanya. Kalau begini bagaimana caranya ia menolak bantuan Itachi. Tidak ada orang asing yang mau menolong orang yang baru di kenalnya dengan dengan bersungguh sungguh. Hati Hinata tersentuh, ia sangat berterima kasih karena ada seseorang yang mau mendengar dan memberikan jalan keluar bagi dirinya.

"Do-domo arigato Sensei dalam satu hari ini Itachi-sensei sudah banyak menolongku, aku tidak tau bagaimana membalasnya. Tapi sekali lagi arigato Itachi-sensei!" membungkukkan tubuhnya memberi hormat di ikuti senyum yang menawan saat menunjukan wajahnya pada Itachi. Saat ini Hinata sangat bahagia.

"Y-yah... itu bukan masalah uhm... lagi pula aku adalah gurumu jadi jangan sungkan. Oh dan sepertinya ini sudah malam saatnya pulang, Sensei akan bayar pesanan kau tunggu disini."

Tanpa menunggu balasan dari Hinata, Itachi pergi ke kasir untuk menghindari serangan tiba tiba dari muridnya. Bagaimana ini Itachi sepertinya ia benar benar jatuh sekarang, ia bukanlah bocah. Ia tau apa yang sekarang di rasakannya pada muridnya. Kalau begini jadinya sampai Hinata lepas dari traumanya Itachi akan selalu disisinya. Hah membanyangkannya saja sudah membuat wajahnya tersipu. Haha sudah lama ia tak jatuh cinta lagi, dan rasanya mendebarkan.

Seorang wanita penjaga kasir yang melihat Itachi menahan senyum dengan wajah tersipu yang berusaha ditutupi merasa aneh. Apakah pria ini sedang merona karena pacarnya atau karena malu melihat dirinya. Karena di kafe ini hanya ada satu gadis sekolah yang terlihat polos dan sepasang remaja jadi tidak mungkinkan pria ini tersipu karena bocah bocah.

"Jadi berapa semuanya?"

"A-ah Semuanya 150 yen tu-tuan."

Itachi merasa aneh dengan wanita ini kenapa ia tersipu dan tergagap. Dan kenapa wanita ini sempat sempatnya melakukan modus dengan membelai telapak tanganya saat ia memberikan uangnya. Hah ada ada saja rasanya Itachi mau marah, tapi ya sudahlah anggap saja servis dari pria tampan. Pikir Itachi.

"Ayo Hinata aku akan mengantarmu pulang. Dan aku inggin liburan musim panas nanti kau gunakan untuk mengunjungi keluarga mu, jadi aku ingin kau bebas pelajara tambahan dimusim panas ini berikan aku email-mu akan ku kabari kapan aku akan menjemputmu."

~

Setelah bertukar email Itachi menuntun Hinata memasuki mobilnya. Dan bertanya dimana alamat Hinata. Saat sampai di tujuan ternyata muridnya ini tinggal di tempat yang lumanyan nyaman dan aman tepatnya di apato sederhana dengan dua penjaga yang ramah dan pemiliknya seorang nenek yang kelihatanya sayang cucu.

"Jaa... Masuklah mandi, belajar, tidur yang nyenyak." Itachi berucap semari menggusak puncak kepala Hinata dengan lembut. Ini juga termasuk membiasakan diri kan? Jadi tidak apa apa kan?

"H-hai Itachi-sensei kalau begitu sa-sampai jumpa." Ucap Hinata sebelum berbalik dan menaiki tangga menuju lantai dua dan berjalan sampai di depan kamarnya ia melihat Itachi masih berdiri disana menunggu ia masuk dengan aman. Gawat wajahnya terasa panas sebelum Itachi melihatnya ia masuk dengan terburu sehingga tak sengaja membanting pintu.

Itachi yang melihat dari bawah hanya mendenguskan tawa. Iya merasa kasmaran lagi dan sepertinya ia harus menunggu Hinata menyelesaikan pendidikannya baru bisa bersama, itu pun kalau Hinata menginginkannya. Sebaiknya ia pulang sekarang masih ada yang harus ia lakukan untuk muridnya dirumahnya nanti barulah ia bisa beristirahat dengan tenang.

~

Saat sampai dirumahnya Itachi memasukan mobilnya kegarasi dan bergegas memasuki ruang tamu menjumpai Ibunya Mikoto Uchiha yang terlihat sedang merangkai bunga bunga.

"Tadaima Kaa-san. Apakah Sasuke sudah pulang?"

"Okaeri Itachi-kun, Sasuke ada dikamarnya mandilah akan ibu panggilkan adikmu dan ayahmu untuk makan malam."

"Arigato kaa-san sebenarnya sebelum pulang aku sudah makan malam, tapi untuk mencicipi masakan kaa-san tidak masalahkan?" Itachi tidak ingin mengabaikan usaha ibunya walaupun perutnya sudah terisi.

"tentu saja bukan masalah Itachi-kun pergilah ibu tunggu dimeja makan."

Setelah Itu Itachi naik kelantai dua masuk kekamarnya dan lekas mandi. Setelah selesai mandi dan berpakaian ia turun kebawa untuk makan bersama keluarganya. Baru setelah itu ia memanggil Sasuke kekamarnya.

"Sasuke kau sekelas dengan Hinata Hyuga bukan?"Saat Sasuke memasuki kamarnya Itachi lekas betanya pada adiknya.

"Ya, kenapa nii-san?"

"Kalau begitu nii-san ingin kau menceritakan tentang kebiasan Hinata dikelas. Dan nii-san inggin tau bagaimana sikap teman laki laki dikelasmu terhadap perempuan, nii-san inggin mendengarnya."

"Hah kenapa tiba tiba nii-san ingin tau tentang teman teman sekelasku?"

"Hanya inggin tau dan untuk menyusun rencana." Ucap Itachi sembari menyeringai menyusun rencana untuk Hinata Hyuga.

Tbc

Hola Minna-san saya kembali lagi, mohon kritik dan sarannya ya. Saya gak tau kapan melanjutkan cerita ini lagi. Jadi maafnya kalo nanti lama update itu pun kalo ada yang nunggu cerita ini T_T

Bye~bye~ ketemu lagi dilain kesempatan

See ya

TraumaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang