Luka Yang Menganga

67 4 0
                                    

"Tega kamu, mas!"

"Maafkan aku, Na. Tapi kamu pasti kuat melewati semua ini sedangkan dia enggak. Aku harus pergi dengannya," kata mas Choki lirih.

"Mas harap suatu saat nanti kamu bisa mengerti dengan pilihan mas dan memaafkan mas," ujar mas Choki lalu dia berpaling dariku dan meninggalkanku dengan isak tangis yang tertahan - berdiri di depan pintu dengan kaki yang gemetaran melihatnya pergi dan harus merelakannya.

Sakit rasanya ketika melihat orang yang aku sayangi, yang aku percayai pergi dan yang paling menyakitkan adalah tahu bahwa dia pergi ke pangkuan perempuan lain.

Masih bergelinang air mata ini ketika mengingat kejadian berminggu-minggu yang lalu ketika mas Choki memutuskan hubungan yang sudah kami bina selama 5 tahun. Demi apa dia meninggalkanku? Demi dia, sang kekasih barunya, Lina.

Semua berawal saat mas Choki resign dari perusahaan lamanya di daerah Tebet dan pindah ke perusahaan barunya di Sudirman. Sejak awal mas Choki sudah sering bercerita tentang atasannya yang bernama bu Lina yang setiap harinya membawa anak perempuannya yang masih berusia 2 tahun ke kantor.

Rupa-rupanya bu Lina dan suaminya sudah bercerai dan setelah berbulan-bulan saling tarik menarik masalah hak asuh anak akhirnya bu Lina memenangkan kasusnya di pengadilan. Menurut cerita bu Lina mantan suaminya tidak terima dengan keputusan pengadilan dan mengancam akan menculik anaknya sendiri oleh karena itu tidak ada pengasuh anak yang di percayai oleh bu Lina untuk menjaga anaknya.

Semakin lama mas Choki dan bu Lina semakin dekat. Awalnya aku memang sempat cemburu dan meminta mas Choki untuk berhenti berhubungan dengan bu Lina di luar jam kantor. Tapi mas Choki berdalih bahwa dia dan bu Lina hanya sebatas teman saja dan benar juga ketika aku diperkenalkan mas Choki dengan bu Lina aku melihat memang tidak ada romansa-romansa aneh diantara mereka. Mungkin karena sikap bu Lina yang ketuaan dan fokus utamanya adalah anaknya yang membuat dia terkesan seperti ibu-ibu tua; seperti ibu temanmu, tidak mungkin kan kamu curiga ibu temanmu dan pacarmu berselingkuh?

Lucu dan kurang tepat rasanya memanggil Lina dengan sebutan bu setelah perkenalan kami. Lina ternyata seumuran dengan aku dan mas Choki. Orangnya cukup cantik dengan make up nude natural dan baju bernuansa pastel yang selalu dipakainya menjadikan tampilannya yang sederhana terlihat mewah namun berumur. Anaknya Lina bernama Jasmine adalah anak kecil yang ceria dan lucu.

Kami bertiga menjadi akrab - setidaknya cukup dekat sehingga bisa kubuang jauh-jauh pikiran buruk tentang mas Choki dan Lina apalagi setelah mendengar cerita kehidupan Lina yang adalah seorang anak yatim piatu yang berusaha sendiri sampai di posisinya sekarang. Lina juga sering bercerita betapa dia menyesal telah menikah dengan mantan suaminya dan membuat Jasmine hidup tanpa keluarga besar. Tapi menurut Lina dia lebih tidak sudi apabila Jasmine diasuh di lingkungan keluarga mantan suaminya yang jahat dan maksiat.

Sejak saat itu aku merasa bersimpati kepada Lina dan membiarkan bahkan sampai mendorong mas Choki untuk kadang membatalkan rencana nge-date kami ketika Lina menelepon untuk meminta bantuan. Begitu percayanya aku pada Mas Choki dan Lina. Saat itu memang tidak ada firasat apapun tentang mereka berdua.

Sampai suatu waktu terasa mulai hambar perlakuan mas Choki padaku. Setiap waktu dihabiskannya dengan Lina dan Jasmine. Sepengertian apapun aku, ada kalanya aku bersungut-sungut dan mengeluh pada mas Choki untuk kembali diperhatikan. Dan saat itulah mas Choki meninggalkanku.

Sampai sekarang pun memikirkan mas Choki aku tidak bisa benar-benar membencinya walau hati ini berkobar-kobar kala mengingat hari itu. Mas Choki memang selalu bertindak seperti gentleman. Sejak awal pacaran dia selalu penuh sopan santun, orangnya baik dan selalu jujur. Tidak pernah marah yang berlebihan dan selalu bersifat ksatria dengan meminta maaf terlebih dahulu padaku terlepas apakah itu salahnya atau bukan. Mas Choki adalah orang yang paling aku percayai selain ayah dan ibuku.

Pelajaran LukaWhere stories live. Discover now