Assalammualaikum 4

12 3 0
                                    

"Ehh... Ibu lisa nya ada bu?" alex bertanya sambil merapikan tasnya yg sedikit miring.

Sedangkan doni dan al hanya berdiri di belakang alex sambil tersenyum.

"Oh.. Nak lisa, tadi ibu suruh ayu ajakin lisa buat jalan jalan di sekitar sini"

"Kalau boleh tau kemana ya bu?" al bertanya.

"Kalau kemana ibu kurang tau.. Tapi coba aja cari ke curuk yang ngak jauh dari sini" bu nisa tersenyum lalu meminta izin untuk melanjutkan kegiatan nya yg sempat tertunda.

"Kalau gitu ibu masuk dulu, masih banyak yg harus ibu kerjain. Kalau kalian pengen ke sana tanya aja sama orang orang atau minta tolong di anterin"

Kami mengangguk lalu tersenyum"makasih bu, kalau gitu kami pergi dulu. Assalammualaikum"

"Waalaikumsalam.. Hati hati di jalan"

ASSYUKU

"Lis!" lisa berbalik dan melihat seseorang yg memanggilnya. Ternyata ketiga teman nya. Sedangkan ayu tersenyum pada al dan al membalas senyumnya dengan senang hati.

"Lex.. Kamu bawa kamera kan?" alex mengangguk "kalau gitu fotoin aku dengan ayu di di sini dong"

"Yaudah cepetan pose"

"Ok... Ayu sini!" ayu mendekat lalu memperlihat kan senyumnya.

"Aku ikut dong!" doni segera berlari menysuaikan posisnya dan siap untuk di foto. Tapi berbeda dengan al dia malah membeku dengan senyuman manis yang ayu berikan saat menghadap kamera.

"Al.. Al... Al..!" al kaget lalu menoleh ke arah alex.

"Kenapa?"

"Lu ngak ikita foto? Kasian ayu udah nungguin" wajah ayu memerah sedangkan al malah salah tinggkah dengan perkataan alex.

"Yah... Malah senyum senyum, cepetan sini!" doni memprotes membuat al sadar dari acara senyum senyum nya tadi.

Mereka berpose dengan berbagai cara, mulai dari gaya yg anggun dan cool, bebas dan konyol pun mereka lakukan, kadang bergantian untuk memotret. Sedang kan al... Iatak bisa fokus dengan keadaan sekarang. Matanya selalu tertuju pada senyum dan tawa yg tercipta dari mahluk tuhan yg sangat indah ini.

Ingin rasanya ia memiliki ayu seutuhnya, namun ia sadar bahwa apa yg ia lakukan sekarang masih abu abu, kelam bahkan nyaris tak terlihat. Kecuali ia mencari korek dan lilin untuk membuatnya bercahaya lagi.

Ia memutuskan untuk memperhatiakan ayu sambil duduk di batu besar dekat air terjun. 'Sejuk' itu yang ia rasa kan, tiba tiba hatinya menghangat melihat senyum itu.

Senyuman mu...
Yang indah bagaikan candu..
Candu yang tiba tiba datang di hatinya yang tlah lama kosong.

Ingin trus ku lihat walau dari jauh...
Candu yang mulai melekat kepadanya, bahkan ia tidak mengonsumsi narkoba atau obat terlarang dan sebagainya.

Senyuman nya yg indah membuat hati al seakan terhipnotis dan tak bisa berpaling dari senyuman itu

Skarang aku pun sadari....
Tapi al kadang ragu dengan perasaan cintanya. Apa ayu juga mencintainya? Apa ayu bisa membalas perasaan nya? Atau ayu sudah memiliki orang yg amat ia cintai.

Semua hanya mimpi ku yg berhayalah kan bisa bersama mu
Dan sekarang ia bimbang.

"Jangan ngelamun terus, percaya aja sama perkataan pak miji kalau jodoh pasti ngak akan kemana" al tersenyum, perasaan nya mulai baik sekarang. Rasa ragunya yg pernah timbulku perlahan hilang. Dan sekarang al hanya harus siap dan percaya bahwa ALLAH itu baik.

ASSYUKU

'Kau tau? Ketakutan terbesar ku. bukan lah menjomblo seumur hidup, tetapi bagaimana cara ku untuk mengatakan perasan ku dan apakah engkau juga akan membalasnya'

Wassalam.

Trimakasih bagi para pembaca menyukai cerita ini.

Saya harap kalian meninggalkan jejak atau vote yg sangat berguna  bagi kelanjutan cerita ini.




Wassalam.

[Assalamualaikum Ayuku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang