Assalammualaikum 1

21 5 0
                                    

Di bagian kali ini aku ingin memulai dengan kalimat 'cita cita'

Saat aku berada di sekolah dasar aku ingin sekali menjadi seorang pilot.

Lalu saat aku masuk ke sekolah menengah pertama, cita cita ku berubah menjadi chef. Karna ku tau bahwa tinggi ku tak sampai jika ingin menjadi pilot.

Dan saat aku masuk ke sekolah menengah atas cita cita ku berubah lagi menjadi penulis dan translator. Entah mengapa, aku tak paham kenapa setiap umur ku bertambah ataupun berganti kasta... Ehh salah bukan kasta lebih tepatnya tingkatan sekolah.

Hingga aku menempuh jenjang perkuliahan. Untung saja aku tetap teguh dengan cita cita ku yg lama.

Dan sekarang aku mulai berusaha untuk menciptakan karya karya ku, untuk ku perkenal kan pada dunia.

Tapi kenapa semuanya tak ada yg menarik?

Sampai pada suatu saat aku bertanya pada teman ku.

"Gimanasih caranya bikin cerita yg baik? Menarik dan di sukai banyak orang?" dia terdiam sebentar lalu menjawab pertanyaan ku.

"Kau seharus nya menulis cerita yg sedang hangat hangat nya sekarang... Atau membuat cerita berdasarkan pengalaman mu.."

"Pengalaman ku?"

"Ya pengalaman mu! Seperti yg di buat risa sarasvati. kau tau cerita atau film danur? Nah film itu di angkat dari beberapa novel risa yg terkenal seperti.. Danur madah, dan danur yg lainya"

"Jadi maksud mu aku harus mengalaminya terlebih dahulu lalu menuliskan nya dalam sebuah cerita?" dia mengangguk.

Dan sekarang perjalanan itu di mulai.

Aku lepas landas dari bandara supadion pontianak lalu mendarat di salah satu bandara di jogja. Menyewa kamar di hotel yg ber harga miring untuk mengurangi pengeluaran ku.

Lalu ku lanjutkan dg pergi lagi ke sebuah hutan yg berada di pedalaman jogja.

Sebelum aku pergi lebih jauh lagi ke pedalaman, aku mengajak beberapa teman ku yg berada di jogja.

Sebut saja alex, lisa dan juga doni.

Dan perjalanan kami di mulai.
Kami menaiki sebuah kendaraan beroda empat tampa atasan yg biasa juga di sebut mobil pik~up atau pekap. Perjalanan memerlukan waktu yg cukup lama kira kira 2 sampai 3 jam untuk sampai di sana.

Kami sampai dengan selamat walau kadang ada saja hambatan yg biasa kita hadapi jika pergi ke pedalaman seperti jalan becek ataupun kehabisan bahan bakar.

Alex mencoba bertanya kepada penduduk sekitar di mana kami bisa menemui kepala desa yg berada yabg sedang bertugas.

Dan al~hasil orang itu mengantarkan kami ke tempat tinggal sang kepala desa.

Sungguh ramah..

Setelah berbincang bincang dengan Sang kepala desa akhirnya kami di izin kan untuk tinggal di desa selama beberala hari atau lebih tepatnya 2 sampai 3 minggu.

Dan kalian bertanya apa yg kami lakukan di sini.

Jawabanya kami ingin membuat film dan menciptakan sebuah karya imajinasi yg berasal dari sebuah tempat kecil yang kami bilang menarik.

Sebenarnya alex adalah seorang sutradara, sedangkan lisa seorang penulis yg sama seperti ku.
Lalu bagaimana dengan doni?

Doni adalah seorang fotografer yang tertarik dengan ide ku dan lalu bersedia mengikuti kami pergi ke tempat ini.

Kami di antar ke sebuah rumah yg biasa di siapkan untuk tamu yang berkunjung ke desa tersebut.

Mereka sedikit menceramahi kami agar taat dengan aturan yg berlaku dan tidak berbuat ke onaran.

Kami pun menyanggupinya lalu masuk ke dalam dan berkemas.

Saat sedang berkemas di kamar masing masing, seseorang mengetuk pintu dari luar rumah.

Aku berlari ke luar lalu membuka kan pintu dan terlihat lah seorang wanita.

Cantik sekali.

Ia menunduk sopan lalu berkata.

"Mas mohon maaf menganggu waktu istirahatnya" aku tersenyum lalu menggangguk.

"Tak apa" aku berusaha membuatnya nyaman berbicara ke pada ku.

"Bapak nenyuruhku untuk memanggil mas al dan yang lain nya untuk ke rumah. Bapak bilang ada yg ingin di bicarakan" katanya dengan logat desa yg kental tapi terdengar manis di telingaku.

"Trimakasi bilang kepada bapak kami akan pergi sehabis magrib" ia tersenyum lalu menganguk.

"Baik, kalau begitu saya permisi dulu, selamat sore" ia tersenyum lalu perlahan melangkah meninggal kan ku yang berada di di depan pintu rumah.

"Mbak! Siapa nama mu!" kata ku setengah berteriak kepadanya.

"Ayu sari mas!" katanya tersenyum lalu melanjutkan langkah kakinya.

"Cie yang lagi kasmaran" aku menoleh dan melihat alex dan lisa yang tersenyum ke arah ku lalu berkata..

"Kalau suka deketin aja al.. Atau mau aku yg deketin duluan?"

"Ndas mu lex! Punya aku kok mau di ambil, udah ku cancel sama pak sutarmiji" mereka tertawa lalu meninggalkan ku yg masih berada di ambang pintu.

Pak sutarmiji adalah pak kades di desa ini sekaligus ayah dari ayu sari.

Mereka masuk kembali, melanjutkan kegiatan yg sempat terhenti.

.

Sekian...

Cerita ini hanya ilusi belaka, 50:50 antara fiksi dan real yang terdapat pada cerita ini.

Tolong tinggal kan jejak pada karya saya maka saya akan makin bersemangat untuk melanjutkan kisa ini hingga selesai.

Wassalam...

[Assalamualaikum Ayuku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang