Tahap 0. Sebuah Tekad

4.6K 346 78
                                    

Satu hal yang Minho tahu saat ini yaitu fakta bahwa ia menyukai seorang lelaki imut yang sedang berada tak jauh di depannya. Lelaki itu berbalik menampilkan name tag Han Jisung setelah berhasil mengambil jatah makan siangnya. Minho gelagapan karena dari tadi dia merasa terus memperhatikan sosok yang lebih kecil darinya itu.

"Hai sayang~"

Setelah aksi gelagapannya. Minho harus tersenyum kecut mengetahui fakta lain bahwa lelaki yang ditaksirnya itu sudah memiliki kekasih.

Belum apa-apa sudah sakit hati.

"Oh, sudah mengambil makanan ya ? Tunggu aku sayang~" lelaki yang disebut sayang oleh sang pujaan hatinya itu mengambil makanan dan setelahnya mereka mencari tempat duduk kosong yang mana tempat duduk itu tepat berada di depan Minho. Semakin sepetlah wajah Minho saat ini melihat kemesraan dua sejoli itu.

"Dia indah sekali," desis Minho pelan. Melupakan fakta jika dianya sedang mencicipi sesuap makanan dari kekasihnya. Huhu suap-suapan, Minho juga mau menyuapi mungilnya.

Sepelan-pelannya desisan Minho, masih terdengar oleh seongok lelaki yang duduk di sampingnya saat ini.

"Hoayolooohhh naksir dia ya????" Changbin dan mulut tanpa remnya.

Buru-buru Minho membekap mulut Changbin, teman seperorokannya.

Huft. Untung si pujaan hatinya itu sedang terfokus penuh kepada kekasihnya jadi bacotan Changbin tentu saja tak didengar oleh Jisung.

"Tikung saja. Sebelum janur merah muda melengkung," Bisikan dari setan bernama Changbin.

"Kuning Biiiin."

Tapi kalau dipikir-pikir omongan Changbin emang top cer.

"Tapi kata mama menikung tidak baik," Minho diam sejenak memikirkan pikiran yang dikeluarkan otaknya. Perkataan mamanya terlintas jelas di kepalanya. Iya, Minho kan anak mama. Harus patuh kepada sang mama, takut dikutuk jadi batu.

Changbin diam. Menikmati santapan makan siangnya memang lebih nikmat. Tak mau memikirkan nasib percintaan sahabatnya ini. Orang percintaannya sendiri juga masih stagnan, mau memikirkan percintaan orang lain.

Tapi bukan Changbin kalau tak memberikan petuah-petuah yang dia baca dari internet. Yups, Changbin si anak warganet sejati harus membuat nasihat bijak untuk sahabatnya yang sedang gundah gulana itu.

"Cuma sekali seumur hidup saja Ho, hitung-hitung untuk pengalaman."

Otak Minho langsung memutar tujuh keliling.

Dengan nasihat ala Changbin Teguh itu.

Mulai hari ini akhirnya seorang Lee Minho akan melaksanakan tugasnya menjadi seorang pelakor. Catat itu tugasnya.




*** Bertemu dengan pemain ***

*** Bertemu dengan pemain ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Tikungan Tajam | minsung ver✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang