Tahap 3. Cari Pertolongan dari Twitter

1.5K 204 34
                                    


Hari Minggu yang cerah kali ini Minho isi dengan tiduran di kamarnya.

Pemuda berhidung mancung itu mengunduh aplikasi twitter sesuai wejangan dari Changbin.

Sebuah bantuan dari Changbin untuk sahabat tercintanya. Pertolongan yang unfaedah sekali.

"Lumayan kalau tidak dapat pertolongan ya kamu dapat hal receh," tungkas Changbin ketika Minho bertanya kenapa harus mencari bantuan di twitter.

Hal pertama yang pemuda cerdas itu lakukan setelah membuat akun adalah mencari tweet dengan keyword "Cara menikung"

"Wiiiihhhh..." seru Minho dengan tepuk tangan yang meriah karena menemukan banyak sekali hal menarik dalam satu kali mencari. Tampak sangat heboh, ya maklum Minho jarang berteman dengan media sosial. Dia kan berteman hanya dengan buku eh dan Changbin, jangan lupa.

"Wah ada cara menikung yang cepat dan tepat. Boleh nih diterapkan."

"Haha bener kata Changbin, receh sekali di sini."

"Seru juga main twitter."

Minho terus menggulirkan pencariannya ke bawah, sampai ada tweet yang membuat jarinya berhenti.

Tweet dari seseorang dengan username @peterhan00,

Mencari pendamping yang setia dengan cara menikung milik orang lain ?

Aneh.

Minho langsung menelan ludah. Dia tertohok sampai ke dadanya.

Apakah benar perbuatannya ini ?

Apakah dia harus melanjutkan sesuatu yang buruk ini? Mamanya saja tidak mengajarinya menikung, bahkan saat mengajarinya naik mobil pun mamanya tak mengajari hal seperti menikung pengendara lain. Bagaimana jika mamanya sampai tahu putranya ada niat menikung hubungan orang lain? Pikir Minho yang masih takut terkena kutukan.

Nyali Minho menciut seketika.

Dia tutup aplikasi twitter yang tadi dibuka. Tangannya berselancar mencari kontak di ponselnya. Dia menelepon sang penasihat.

"Changbin, aku butuh dirimu saat ini," titah Minho bernada sedikit lembut mendekati manja ?

Minho kamu seme bukan ?

Di seberang sana Changbin mendengus, "Malas, kamu saja yang ke sini."

"Malas, jauh!"

"Ya aku juga malas. Yang butuh siapa!"

"Rumahmu jauh!"

"Ya sudah tak perlu ke sini, aku juga tak mau ke sana."

Perdebatan tidak penting.

Kalian perlu tahu hal ini.

Fakta bahwa rumah mereka bersebelahan. Tinggal selangkah keluar rumah, belok kiri atau kanan lima langkah sudah sampai di rumah masing-masing dari mereka. Lalu darimana kata jauh itu didapatkan ?

Dasar perkumpulan orang malas gerak.

"Ya sudah aku ke sana." Pungkas Minho lalu segera mematikan sambungannya tanpa menunggu kata lain dari orang di seberang sana.

***

Hyunjin gelisah tak terkira. Di hari Minggu yang seharusnya cerah menjadi suram kali ini. Dia diimpit dalam dua pilihan yang tak tahu harus memilih yang mana.

Pergi les atau menemani Jisung jalan.

Pilihan yang sulit bukan ?

Seorang Hwang Hyunjin sampai pusing tujuh keliling, dia sayang kedua masa depannya itu.

Ya Jisung kan termasuk masa depannya. Kelak.

Dia gigit kuku jari tangannya saking bingungnya pemuda menjulang tinggi itu saat ini. Tenang, tidak sampai mengeluarkan air mata kok.

My baby is calling...

Hyunjin menengok ponselnya yang bergetar, menampilkan kontak pacarnya di layar. Tanpa menunggu lama Hyunjin segera mengangkat panggilan itu.

"Hai sayang," sapa Hyunjin lebih dulu.

Di sana Jisung juga membalasnya.

"Aku tahu kamu menelepon ingin bertanya kita jadi jalan atau tidak kan?" Peka Hyunjin itu. Mereka kan memang sudah berjanji ingin bertemu dan menghabiskan waktu bersama jika akhir pekan tiba.

"Yes yes yes!!" Seru Jisung bahagia.

Hyunjin menghembuskan napas sebelum berucap, "Mamaku tadi pagi-pagi buta membangunkanku-"

Dia menjeda ucapannya, melihat keantusiasan sang kekasih mendengar ceritanya.

"Lalu ?"

"Lalu beliau menyuruhku mendaftar les dan pergi les hari ini juga. Kata beliau manfaatkanlah waktu yang ada, jangan membuang-buang waktu. Ingat masa depan," Hyunjin menjelaskan dengan menggebu-gebu dan mengatakan dengan nada yang sama seperti nada mamanya.

"Padahalkan kamu juga masa depanku, sayang."

Halusss semulus jalan tol.

Hyunjin selalu bisa membuat Jisung terbang tinggi.

"Ya sudah sayang, kamu turuti kata mamamu. Perkataan beliau benar."

Jisung tak memanggil Hyunjin dengan sebutan kakak memang. Hyunjin sendiri yang menyuruh Jisung untuk tak memanggilkan kakak.

"Aku kan pacarmu bukan kakakmu," Hyunjin berkata seperti itu ketika Jisung masih memanggilnya kakak.

"Beneran ini?"

"Iya sayang~ Aku juga tak mau punya pacar yang tak pintar apalagi tidak melanjutkan ke universitas."

"Siap tuan putri. Pangeran akan melaksanakan perintah tuan putri dengan sangat baik."

Jisung hanya bisa tertawa di seberang sana.

"Hati-hati ke tempat lesnya."

"Kamu juga hati-hati menonton dramanya. Kalau ada adegan kissing langsung diskip. Takutnya nanti kamu pengen. Kan tak ada aku, mau sama siapa kamu melakukannya."

"HYUJIIN JANGAN MESUM!!"

"Hehe bercanda~~ Sudah ya, aku tutup dulu. Bye bye~"

"Bye~"

Jisung mematikan sambungan teleponnya.

Bohong jika Jisung rela. Dia kan rindu Hyunjin. Dia ingin bertemu kekasihnya itu di hari Minggu yang cerah ini.

Belakangan ini mereka jarang bertemu karena kesibukan jadwal Hyunjin sebagai siswa tingkat akhir.

Sembari tiduran di kasurnya, Jisung memandang wallpaper ponselnya yang menunjukkan foto selca dirinya dan Hyunjin, berharap jika kadar kerinduannya berkurang.

Asyik memandangi wallpaper ponselnya, sebuah notifikasi kakao talk membuat Jisung terkejut.

Katalk!

Lee Minho menambahkan Anda sebagai teman.

"Kak Minho ? Bagaimana dia bisa tahu idku?"

***




















Tikungan Tajam | minsung ver✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang