"Wuaaaah! Hari ini salju menumpuk~!"
Sang gadis yang memiliki titel sebagai pillar salju itu pun menatap ke luar dengan pandangan mata berbinar. Netra cantiknya tak henti-henti menatap salju yang menumpuk di luar sana, lantaran dirinya ingin sekali bermain salju di luar sana.
(Surname) (Name) adalah namanya, gadis berusia dua puluh tahun yang memiliki sifat--cukup ceria untuk ukuran orang seusianya.
Dirinya tengah beristirahat di cho-yashiki yang dikelola oleh si pillar serangga, Kochou Shinobu. Mengingat saat ini lengan kirinya patah--dikarenakan pertarungannya melawan oni beberapa hari yang lalu.
"Ara ara~ Kau tampak senang sekali ya, (Name)-san."
Suara Shinobu terdengar bersamaan dengan suara terbukanya pintu kamar (Name). (Name) pun spontan menoleh ke sumber suara, dan mendapati Shinobu tengah tersenyum khas seperti biasanya.
"Whoa, Shinobu-chan~!" (Name) beranjak dari ranjang tempatnya duduk sekarang, sembari menyunggingkan senyum manis pada sahabat dekatnya itu. "Seperti yang kau lihat, hari ini aku merasa sangat senang!"
"Hmm? Apa karena hari ini salju kesukaanmu menumpuk?" tanya Shinobu seraya memasuki kamar (Name). "Ara ara~!"
Shinobu terus mengulas senyum di wajahnya. Memang sangat aneh melihat seseorang yang terus menerus tersenyum tanpa alasan yang jelas.
Namun, untuk kasus Kochou Shinobu, sudah menjadi hal wajar bagi Shinobu untuk selalu tersenyum.
Andaikan saja (Name) bukan seorang pillar dan bukan merupakan sahabat Shinobu, alias pemburu iblis biasa yang tidak tahu apa-apa, sudah dipastikan ia akan merinding disko tiap kali Shinobu tersenyum.
"Ahaha! Dugaanmu itu benar, Shinobu-chan. Aku sangat senang karena salju sangat menumpuk hari ini~!" (Name) tersenyum bahagia dan ia menatap Shinobu dengan tatapan ramah. "Apa kau suka salju, Shinobu-chan?"
"Hmmh, bisa dibilang iya, bisa juga dibilang tidak." Shinobu menjawab sejujurnya tanpa merasa beban sedikitpun.
"Haahh? Bisa iya, tapi bisa juga tidak?"
"Saat salju turun, udara akan menjadi sangat dingin. Yah--akan sedikit susah untuk keluar dari sini untuk membeli bahan obat-obatanku," jelas Shinobu dengan senyuman di wajahnya. "Namun, di sisi lain aku juga menyukai salju. Mereka indah dengan warna putih bersih itu."
(Name) menganggukkan kepalanya pelan, tanda mengerti maksud perkataan Shinobu. "Ohhh, begitu."
"Ngomong-ngomong, (Name)-san. Ini waktunya meminum obatmu, lho."
Entah sejak kapan, Shinobu telah membawa cawan berisikan cairan hijau mencurigakan, yang dapat dipastikan kalau itu adalah obat buatannya.
(Name) memandang obat itu dengan tatapan ngeri.
"A-aku sudah sehat, kok. Aku tidak perlu minum obat itu lagi," dusta (Name) ragu-ragu.
Keringat dingin mengalir di pelipis (Name), mengingat saat ia meminum obat buatan Shinobu kemarin hari. Sungguh, (Name) bersumpah rasanya SANGAT tidak enak, aneh, dan cukup untuk membuatnya muntah pada malam hari.
"Tapi lenganmu masih patah, lho. Jika tidak dibantu obatku, akan semakin lama untuk membuat lenganmu sembuh, (Name)-san."
"E-ehm, apa ada obat lain? Aku mau pilih yang bentuknya berupa suntikan saja, jangan berupa cairan menjijikkan itu, ya? Kumohon, jangan buat obat ini mengalir di kerongkonganku!"
"Hmm, bagaimana kalau setelah minum obat ini, kau boleh main ke luar untuk jalan-jalan?"
Tawaran yang sangat menarik bagi (Name), mengingat sudah sebulan lebih ia dikurung di sini oleh Shinobu.
"Hmm, baiklah! Aku minum obatnya!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowball Fight « Tomioka Giyuu x Reader » (Kimetsu no Yaiba)
Fanfiction"Maaf, (Name)-san. Tapi, di mana-mana seharusnya laki-laki yang memberikan syalnya pada perempuan, dan bukan sebaliknya." Giyuu menghela napas panjang kala (Name) bermaksud memberikan syalnya padanya. "Heee? Aku sama sekali tidak peduli pada itu, ko...