"Maaf, (Name)-san. Tapi, di mana-mana seharusnya laki-laki yang memberikan syalnya pada perempuan, dan bukan sebaliknya."
Giyuu menggeleng pelan sambil menolak syal yang hendak dipakaikan oleh (Name) dengan sebelah tangannya.
Ia masih punya harga diri untuk dijaga.
Lagipula, ini salahnya juga karena hanya memakai selembar haori di luar seragam pemburu iblis di hari yang sangat dingin ini.
Seharusnya ia memakai pakaian tebal.
Minimal, seharusnya ia memakai syal untuk menutupi area leher yang tak sepenuhnya tertutupi oleh kerah seragam pemburu iblis.
"Heee? Aku sama sekali tidak peduli pada itu, kok. Lagipula, kalau memang kedinginan, tak ada salahnya lho untuk memakai syalku ini!"
(Name) melebarkan kembali syalnya dan berusaha melilitkannya di sekitar leher Giyuu dengan tangan kanannya, mengingat cedera di tangan kirinya belum juga sembuh.
"Ukh, agak susah juga ya ... ."
"Aku sangat menghargai kebaikan hatimu, (Name)-san. Tapi, maaf, aku tidak bisa memakai syalmu." Sekali lagi, Giyuu menolak kebaikan hati (Name) dan langsung melepas syal yang baru dipakaikan (Name).
Giyuu memegang syal tersebut dengan kedua tangannya. Perlahan-lahan, ia kembali melilitkan syal tersebut pada leher (Name).
"Kau saja yang pakai."
"Tidak, tidak! Kau saja yang pakai, ya?" (Name) melepaskan kembali syalnya dan bersiap memakaikannya pada Giyuu. Sayangnya, sebelum berhasil memasangkannya pada Giyuu, Giyuu telah menepis tangan (Name) terlebih dulu.
"Aku tidak mau pakai syal, sudah kau saja yang pakai."
"Kau tak perlu malu-malu, Giyuu-san. Aku berbaik hati meminjamkan syalku padamu, lho."
"Iya, aku mengerti kau berbaik hati padaku. Tapi, sungguh, aku tidak kedinginan. (Name)-san saja yang pakai. Kau pasti kedinginan sampai memakai syal, kan?"
"Aishhh, sudah kubilang kau saja yang pakai. Aku suka dingin, aku memakai syal ini karena disuruh oleh Shinobu-chan saja, kok. Aku tidak kedinginan, tuh."
"Sama denganku, aku juga tidak kedinginan--"
"Sudahlah! Kau pikir aku tidak melihat kakimu yang gemetar karena kedinginan itu, hah?"
Skakmat.
Giyuu berhenti mengeluarkan argumennya untuk melawan perkataan (Name).
Sayangnya ia terlihat gemetaran di hadapan (Name). Gadis yang keras kepala ini pasti takkan berhenti memaksanya untuk memakai syal.
"Kalau kau pakai syal ini, kau akan kutraktir ikan salmon setelah aku sembuh nanti," tawar (Name) seraya menunjukkan gestur 'uang' dengan jarinya.
"Baik, kalau begitu aku pinjam syalnya."
***
"Maaf, (Name)-san. Aku malah memakai syalmu ini."
Keduanya tengah berjalan di pusat kota, dengan Giyuu yang memakai syal milik (Name) di sekitar lehernya.
Ia merasa tak enak, sungguh. Namun, karena (Name) memaksanya--terlebih lagi dia akan ditraktir ikan salmon--Giyuu akhirnya setuju untuk memakai syal milik (Name).
"Bukan masalah~! Lagipula, sudah kubilang ratusan kali kalau aku suka dingin, kan?" balas (Name) simpel, dengan tawa kecil yang menyela sepenggal kalimatnya. "Santai saja~! Memakai syal di hari dingin adalah hal tabu bagi seorang pillar salju!"
"Itu jelas tidak masuk akal ... tapi, terserah perkataanmu saja, (Name)-san."
"Ahaha!"
(Name) dan Giyuu pun kembali berjalan dalam diam. Entah apa tujuan mereka berjalan sampai ke sini, tapi biarlah. Toh, tak ada ruginya, bukan?
"Ah, Giyuu-san! Kalau kau merasa berhutang budi padaku, bagaimana kalau kau menebusnya dengan sesuatu?"
"Sesuatu seperti apa?"
"Setelah ini, ayo main salju bersamaku!"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Snowball Fight « Tomioka Giyuu x Reader » (Kimetsu no Yaiba)
Fanfiction"Maaf, (Name)-san. Tapi, di mana-mana seharusnya laki-laki yang memberikan syalnya pada perempuan, dan bukan sebaliknya." Giyuu menghela napas panjang kala (Name) bermaksud memberikan syalnya padanya. "Heee? Aku sama sekali tidak peduli pada itu, ko...