° Six °

1.8K 290 47
                                    

"(Name)-san, kau serius ingin perang bola salju denganku? Dengan kondisi tanganmu yang patah seperti itu?"

Giyuu cukup terkejut mendengar permintaan (Name) sebagai ganti balas budinya. Perang bola salju?

Oke, (Name) memang bilang ingin main salju. Giyuu berpendapat mungkin (Name) ingin membuat boneka salju, atau malaikat salju, atau apapun itu yang takkan berdampak besar pada lengannya.

Dari ratusan jenis permainan menggunakan salju, (Name) malah memilih perang bola salju yang pasti akan berisiko membuat cedera di tangannya semakin parah.

"Aku serius, Giyuu-san. Aku ingin bermain permainan yang sedikit menantang, mengingat aku sudah lama sekali tidak berolahraga atau memburu iblis!" jawab (Name) dengan nada sangat yakin, dengan tatapan penuh tekad yang tak sirna dari pancaran matanya.

Giyuu menggelengkan kepalanya pelan, masih ragu meski (Name) telah berkata seperti itu. "Kau hanya akan menggunakan satu tanganmu, lho. Bagaimana kalau membuat boneka salju saja?"

"Tidak, aku tidak mau! Lagipula, satu tanganku saja sudah cukup untuk mengalahkan Giyuu-san dalam permainan perang bola salju ini!"

"Baiklah, baiklah. Aku akan menuruti keinginanmu. Tolong jangan sampai cederamu semakin parah atau Kochou-san akan menendangku ke jurang kegelapan."

"Dimengerti~!"

***

"Hahahah! Rasakan ini, Giyuu-san!"

(Name) mulai melempari Giyuu dengan bola salju yang ia buat. Sebelumnya, ia telah membuat banyak bulatan salju sehingga sekarang ia hanya perlu melempari Giyuu dengan kehendak hatinya.

Giyuu sendiri tak berminat untuk menyerang (Name) dengan bola salju, menghindari risiko akan mengenai lengan (Name) yang terluka.

Giyuu hanya memfokuskan diri untuk menghindar daripada menyerang. Ini membuat (Name) merasa kesal lantaran merasa dirinya yang terluka ini diremehkan oleh seorang Tomioka Giyuu.

"Giyuu-san! Ayo lawan aku! Ayo lempar bola salju ke arahku, ayolaaaaah!" paksa (Name) sambil memperbanyak lemparannya dalam tiap detik.

Giyuu masih asik menghindari serangan bola salju (Name). Sayangnya, beberapa salju mengenai dirinya dengan cukup keras dan membuatnya terduduk di atas hamparan salju.

"Tidak asik kalau hanya menghindar, Giyuu-san. Lagipula, kalau hanya menghindar kau takkan bisa mengalahkanku!"

Giyuu menghela napas panjang dan kembali berdiri. Di tangan kanannya telah tersedia bola salju yang cukup padat, sepertinya ia membentuknya saat jatuh tadi.

Bukkk!

Hanya dalam sekali lemparan, Giyuu dapat mengenai kepala (Name) dengan cukup telak, sampai-sampai (Name) meringis pelan karenanya.

"Aw!" (Name) mengusap kepalanya yang baru saja ditimpuk oleh Giyuu, sekaligus membersihkan sisa-sisa salju yang membekas di kepalanya.

Giyuu berjalan untuk mendekati (Name) yang sibuk membersihkan salju di kepalanya. Saat ia telah berada di dekat gadis itu, tangan kanannya terulur untuk membantu (Name) membersihkan salju di kepalanya.

"Sudah kubilang, harusnya kita membuat boneka salju saja," kata Giyuu seraya mengusap pelan pucuk kepala (Name) yang dipenuhi dengan salju hasil lemparannya tadi.

(Name) bergeming. Sedetik kemudian, senyuman licik terlukis di wajahnya yang manis.

"Kena kau!"

Bukkk!

(Name) melempar wajah Giyuu dengan bola salju buatannya, dan tentunya ini membuat wajah Giyuu dipenuhi salju, yang bahkan sampai ada di rambutnya pula.

Sangat telak.

"Ahaha! Bukankah kita sebagai pemburu iblis tidak boleh lengah di manapun dan kapanpun? Aku yang menang!"

Giyuu tersenyum samar melihat reaksi (Name) yang terkesan manis, kegirangan hanya karena memenangkan perang bola salju itu.

Ia menghampiri (Name) yang berbahgia itu sambil membersihkan salju yang mengotori rambutnya sendiri.

"Kau mengotori rambutku, (Name)-san."

Begitu ia berada di dekat (Name), (Name) spontan terdiam, mengambil posisi siaga. Berjaga-jaga semisal Giyuu akan melemparinya dengan bola salju lagi.

"Ka-kau mau balas seranganku, ya! O-oke, maju sini!"

Namun, lagi-lagi (Name) salah perhitungan.

Giyuu justru menggenggam tangan kanan (Name) dengan senyuman samar yang terulas di wajahnya yang biasanya tak berekspresi.

"Aku tidak akan bisa melakukan hal sekejam itu padamu yang merupakan gadis yang kucintai."

End

🎉 Kamu telah selesai membaca Snowball Fight « Tomioka Giyuu x Reader » (Kimetsu no Yaiba) 🎉
Snowball Fight « Tomioka Giyuu x Reader » (Kimetsu no Yaiba)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang