Bagian 64

550 16 0
                                    

Api di Bukit Menoreh

Buku 064 (Seri I Jilid 64)

 admin

10 tahun lalu

Iklan

">

“Bebahu Kademangan Semangkak agaknya telah mengalami kesulitan mengendalikan anak-anak mudanya. Tetapi masih juga dapat dicoba” berkata paman Wita.

“Biarlah Ki Jagabaya pergi ke Semangkak.”

“Aku akan ikut serta” berkata paman Wita.

“Baiklah. Kalau begitu, pergilah ke rumah Ki Jagabaya, dan bawalah ia ke Semangkak. Katakan bahwa kau telah menemui aku di sini.”

“Baiklah Ki Demang.”

“Aku akan berusaha agar anak-anak Sangkal Putung tidak mengimbanginya.”

“Terima kasih. Aku akan segera pergi ke rumah Ki Jagabaya. Mudah-mudahan ia ada di rumah.”

Demikianlah, sepeninggal paman Wita, Ki Demang dengan prihatin mencoba mencari jalan, agar benturan antara anak-anak muda itu dapat dihindarkan. Namun demikian Ki Demangpun merasa, bahwa sulitlah kiranya untuk menekan perasaan anak-anak muda di Sangkal Putung.

“Kita harus berusaha,” berkata Ki Demang kemudian, “dan sebagian besar dari masalah ini terletak di tanganmu Swandaru.”

Swandaru tidak segera menyahut.

“Kau harus berhasil menguasai mereka sebelum anak-anak Semangkak itu datang.”

“Apa yang sebaiknya aku lakukan Ayah?”

“Kau harus menyingkirkan anak-anak muda Sangkal Putung.”

“Jadi kita akan mengungsi ?”

Pertanyaan itu benar-benar sulit untuk menjawabnya. Memang dalam menghadapi keadaan ini, perasaan dan nalar tidak dapat selalu sejalan. Sebagai suatu Kademangan yang besar dan kuat, anak-anak muda Sangkal Putung pasti merasa terhina apabila mereka harus lari dan bersembunyi karena kedatangan anak-anak Semangkak Tetapi menurut pertimbangan nalar, perkelahian yang demikian biasanya akan membawa akibat yang berlarut-larut.

“Memang sulit,” tiba-tiba Ki Demang berdesis, ”tetapi aku ingin bahwa benturan itu dapat terhindar tanpa merendahkan diri kalian. Aku tahu, bahwa anak-anak muda Sangkal Putung tidak mau di sebut lari, licik atau apalagi takut.”

Swandaru dan Agung Sedayu mengangguk-anggukkan kepalanya.

“Tetapi kita harus menemukan jalan itu” berkata Ki Demang kemudian.

Api di Bukit menoreh Seri PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang