104

582 15 0
                                    

Api di Bukit Menoreh

Buku 104 (Seri II Jilid 4)

 admin

10 tahun lalu

Iklan

">

“Jika gelora di dalam dadanya itu mendapat pengarahan yang tepat, maka gairah yang menyala-nyala di dalam dada Swandaru itu akan dapat menghasilkan sesuatu yang besar bagi kademangannya. Tetapi jika sekedar didorong keinginannya sendiri,“ berkata Sumangkar di dalam hatiya.

Karena itulah, maka setelah berbincang dengan Ki Demang, ia memutuskan untuk pergi ke padepokan kecil Kiai Gringsing di dekat Jati Anom.

“Kenapa Guru pergi ke padepokan itu?” bertanya Sekar Mirah ketika Ki Sumangkar minta diri kepada muridnya.

“Sekedar menengok penghuni-penghuninya. Rasa-rasanya aku sudah rindu kepada Kiai Gringsing dan Agung Sedayu. Apalagi agaknya Ki Waskita masih tetap berada di padepokan itu.”

Sekar Mirah tidak menjawab lagi. Tetapi nampaknya ia tidak menaruh minat sama sekali kepada niat gurunya itu, meskipun ia tahu, bahwa di padepokan kecil itu tinggal Agung Sedayu.

Sementara itu Swandaru seolah-olah acuh tidak acuh saja terhadap maksud Ki Sumangkar itu. Ketika Ki Sumangkar mengatakannya kepadanya, ia hanya mengangguk-angguk saja sambil menjawab singkat, “Silahkan Kiai.”

Meskipun demikian, Ki Sumangkar benar-benar akan berangkat ke Jati Anom atas persetujuan Ki Demang Sangkal Putung.

“Jika Kiai Gringsing tidak dapat datang ke Sangkal Putung maka pertimbangan-pertimbangannyalah yang kita perlukan. Untunglah sampai saat ini Untara yang memegang limpahan kekuasaan Sultan Pajang di daerah ini belum mencurigai perkembangan Sangkal Putung dan mengambil langkah-langkah penertiban. Jika demikian maka tentu akan timbul benturan-benturan kekuatan yang sebenarnya tidak perlu.“ desah Ki Demang menyesali keadaan.

Yang menaruh perhatian atas kepergian Ki Sumangkar ke Jati Anom selain Ki Demang adalah justru Pandan Wangi. Ketika ia berdiri di tangga pendapa menjelang keberangkatan Ki Sumangkar, perempuan itu bertanya, “Apakah Ki Sumangkar akan segera kembali?”

">

“Ya Pandan Wangi. Aku akan segera kembali.”

“Salamku buat penghuni padepokan kecil itu,” Pandan Wangi menyambung. Kemudian, “Mudah-mudahan Kiai Gringsing menaruh perhatian terhadap perkembangan kakang Swandaru.”

Api di Bukit menoreh Seri PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang