Tibalah hari terakhir setelah perjuangan Arya dan Fatur mencari apa yang diinginkan oleh Zahil, yakni uang bernilai satu milyar. Akhirnya dengan kesusah payahan mereka, mereka berdua pun telah mendapatkan separuh dari nilai uang yang diinginkan oleh Zahil. Uang yang mereka dapatkan dari hasil kerja keras mereka ialah berupa lima ratus juta.
Siang hari kemudian Zahil menghubungi Fatur. "Hai, Fatur. Waktumu mulai menipis. Kau tidak akan mendapat kesempatan lagi untuk melihat, dan menyelamatkan istrimu."
Mendengar ucapan itu, Fatur segera angkat bicara. "Tunggu. Aku sudah memenuhi persyaratan kamu. Aku sudah mendapatkan uangnya sesuai dengan seberapa jumlah yang kamu minta."
"Baiklah kalau begitu. Nanti siang temui aku di bangunan kosong dekat perbatasan kota. Aku akan menunggumu di sana." Jawab Zahil
"Tetapi aku menginginkan satu syarat," ucap Fatur kembali
"Syarat apa yang kau mau?" tanya Zahil
"Aku tidak akan membawa senjata apa pun untuk pergi ke sana, dan aku juga menginginkan agar kamu tidak membawa senjata apa pun yang kamu gunakan, terutama senjata api. Bisakah kamu memenuhi syarat dariku?" jelas Fatur
Zahil tertawa pelan. "Baiklah. Tidak ada senjata apa pun, termasuk senjata api."
Kemudian Zahil langsung mematikan telepon tersebut.
"Hei ... Hei ... Zahil!" panggil Fatur
"Dia mematikan teleponnya?" tanya Arya
Fatur menatap Arya, dan kemudian hanya memberikan respon anggukan saja.
Sekitar pukul dua siang Arya, Fatur, serta beberapa anak buahnya telah sampai di tempat perjanjian yang telah mereka sepakati dengan penculik Ibunya Arya, yakni Zahil. Mereka mulai berjalan sedikit demi sedikit melangkah di lapangan luas yang bersebelahan dengan bangunan kosong yang sebelumnya telah mereka sepakati. Terlihat di depan pintu bangunan, Zahil mulai keluar berjalan bersama para anak buahnya.
"Mana uangnya?" tanya Zahil kepada Fatur
"Sebelum aku memberikannya, di mana istriku?" tanya Fatur
Kemudian Zahil menyuruh kedua anak buahnya untuk mengeluarkan Tifani dari tempat ia sembunyikan.
Terlihat dua anak buah Zahil membawa Tifani dari dalam bangunan kosong tersebut.
"Satu lagi. Aku tidak ingin adanya senjata apa pun, termasuk senjata api. Aku ingin kau memperlihatkannya apakah kau membawa senjata atau tidak," ucap Fatur memerintah
Zahil mengangkat kedua tangannya, serta menyuruh seluruh anak buahnya untuk mengangkat kedua tangannya untuk memastikan bahwa mereka benar tidak membawa senjata apa pun. Memang tidak ada senjata apa pun yang mereka bawa.
"Baiklah, kita sama-sama saling menyerahkan. Kau menyerahkan istriku, dan aku akan menyerahkan uangnya," ucap Fatur
"Siapa kamu menyuruh-nyuruh saya? Saya sudah lakukan persyaratan kamu untuk tidak membawa senjata apa pun. Sekarang, sayalah yang mempunyai otoritas untuk memerintah. Berikan dahulu uangnya, maka kamu akan mendapatkan istrimu setelahnya, atau kalau tidak kamu tidak akan pernah lagi melihat istrimu untuk selama-lamanya."
Arya dan Fatur saling bertatapan satu sama lain. Arya yang melihat Fatur mengangguk pelan yang berarti menyetujui permintaan penjahat itu.
"Baik, saya akan memberikannya dahulu," jawab Fatur yang kemudian melangkahkan kakinya mendekati Zahil.
Kemudian Fatur memerintahkan anak buahnya untuk memberikan beberapa koper yang berisi uang satu miliar.
Setelah semua koper sudah diberikan, tiba-tiba muncul seekor serigala besar. Arya dan Fatur terkejut melihatnya berjalan tegap layaknya raja dari segala binatang.
"Ba ... Bagaimana kau bisa berteman dengan serigala itu?" tanya Fatur
***
Sekian prolog dari cerita Srigala. Semoga kalian yang membaca bisa terhibur dengan cerita Srigala ini. :)
Nantikan episode satu SRIGALA : Pahlawan Pertama, besok, 01 Februari 2020.
See you next time :)
KAMU SEDANG MEMBACA
SRIGALA : Pahlawan Pertama
ActionSinopsis : Arya dibesarkan oleh keluarga yang bisa dibilang ber-ada. Dari usianya enam tahun, Arya mulai berlatih bela diri untuk menjaga dirinya jika nanti ada orang yang ingin mencoba untuk mencelakakannya. Setelah ia menginjak usia sembilan belas...