1

36 0 0
                                    

PAGI yang cerah, membuat semua orang-orang yang berada di kebun binatang merasa senang dan ceria melihat pemandangan yang begitu indah.

Terlihat beberapa keluarga yang berjalan ke sana-kemari untuk melihat semua binatang yang ada di sana. Ada banyak hewan di tempat itu, seperti serigala, gajah, harimau, ular, kura-kura, dan hewan yang lainnya.

Anak yang tengah digendong oleh Ayahnya itu terlihat tengah menatap ke arah satu titik, di mana terdapat sebuah kandang yang nampak buram dari penglihatannya. Kemudian anak kecil itu menunjuk ke arah sana---memaksa Ayah dan Ibunya untuk pergi kesana dengan tujuan ingin melihat hewan apa yang berada dikandang tersebut.

"Kamu mau ke kandang itu, Nak?" tanya Ayahnya

"A ... A ... yah, ke sana," ucap anak tersebut yang membenarkan perkataan Ayahnya

"Kalau begitu ayo kita ke sana!" balas Ayahnya

Anak tersebut mengangguk dengan semangat, direspon dengan Ayahnya yang langsung melangkah sebelum sebuah tangan mencekal lengannya.

"Pranata, kandang apa itu?" tanya wanita yang tak lain adalah istrinya.

Pranata menoleh kemudian menjawab, "Aku tidak tahu. Kita akan ke sana untuk mengetahuinya, Linda."

Linda hanya diam tak merespon. Ia merasa aneh. Ada yang janggal dengan kandang itu. "Tiba-tiba aku mempunyai firasat buruk terhadap kita. Kita harus berhati-hati, Suamiku," pesan Linda kepada Suaminya

"Tidak perlu berlebihan. Kita hanya akan melihatnya saja, tidak akan terjadi apa-apa. Kamu tenang saja," imbuh Pranata--mencoba meredakan kekhawatiran yang menerpa Linda.

Pranata akhirnya kembali melanjutkan langkah dengan Linda yang berjalan disampingnya dan seorang anak kecil yang masih setia digendongnya. Tak butuh waktu yang lama, ketiganya kini sudah sampai tepat di depan kandang tersebut.

Mata anak kecil itu berbinar ketika melihat pemandangan di depannya. Ternyata, kandang yang menarik perhatiannya itu berisi serigala besar yang tentunya sangat langka jika untuk dijumpai di indonesia ini. Pandangannya mengedar--memperhatikan setiap sudut kandang yang bernuansa hutan. Bahkan jika dilihat dari dekat seperti sekarang, keadaan kandang ini sama percis dengan keadaan hutan.

"Rupanya kandang ini adalah kandang Serigala," ucap sang Ayah

"Lebih baik kita melihat binatang lain yang tidak berbahaya saja," Linda menimbrung

"Ayolah, Linda, ini tidak berbahaya. Kita berjarak cukup jauh dengan serigala itu, lagian serigala itu dibatasi dengan pagar, kau tidak perlu takut," ucap Suaminya, Pranata

Kemudian Linda menghela nafas berat. "Baiklah, aku akan ikuti kata-katamu."

Kegelisahan terus-menerus menyelimuti diri Linda. Entah ketakutan apa yang ia rasakan, tetapi ketakutan itu selalu menyelimuti dirinya sejak ia melihat anaknya yang sangat bersemangat untuk mendekati kandang serigala yang ada di hadapannya.

Setelah beberapa menit Pranata dan Linda berdiri, akhirnya mereka berdua serta Haris, anaknya, yang digendong duduk di kursi rendah yang sengaja telah disediakan di setiap kandang untuk melihat binatang-binatang yang ada di kebun binatang tersebut.

Linda menjulurkan kedua tangannya dan mengarahkan tangannya kepada anaknya yang digendong oleh Suaminya. “Sini, biar aku yang menggendong Haris.”

Dan kemudian Pranata, Suami dari Linda, serta Ayah dari anak yang bernama Haris, memberikan anaknya tersebut kepada Linda.

Setelah mereka duduk-duduk di atas kursi yang telah disediakan itu, tiba-tiba ada satu keluarga yang datang menghampiri mereka bertiga.

"Hai, Pak, Bu. Sedang melihat-lihat serigala?" basa-basi perempuan yang diyakini Istri dari laki-laki yang seraya bersamanya

SRIGALA : Pahlawan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang