2

26 0 0
                                    

SEORANG anak yang berusia enam tahun terbangun dari tidurnya. Napasnya tersengal-sengal tidak karuan. Barusan saja ia mimpi yang aneh, spontan membuatnya terbangun dari tidur.

Seorang wanita yang tiba-tiba saja datang dan langsung menghampiri anaknya. Ia duduk di tepi kasur, kemudian menangkup pipi anaknya dengan kedua tangan. "Ada apa, Arya?"

Anak yang bernama Arya itu memejamkan matanya sebentar, kemudian menggelengkan kepalanya. "Tidak ada, Bu. Hanya saja aku bermimpi, dan kemudian terbangun."

"buruk?" tanya wanita itu disambut dengan anggukan kepala dari anak yang bernama Arya.

"Bisa ceritakan mimpi kamu ke Ibu?"

Untuk kesekian kalinya, Arya kembali menganggukkan kepala. "Aku tidak begitu ingat bagaimana mimpinya. Namun yang pasti, aku melihat ada anak kecil yang diserang oleh sekawanan serigala."

Jawaban dari Arya membuat wanita itu bungkam. Ia lalu memalingkan wajahnya ke arah jendela---menatapnya dengan pandangan menerawang. Hal ini membuat Arya juga ikut menatap ke arah jendela, sebelum ia kembali memalingkan wajahnya kepada Ibunya.

"Ibu?"

Wanita itu tidak merespon. Terlihat jelas bahwa ia masih bergelayut dalam lamunannya.

"Ibu!" Kali ini nada bicara Arya menjadi tinggi dan sukses membuat wanita itu langsung menoleh ke arahnya.

"Eh, Maafkan Ibu, Arya. Ibu tadi termenung. Ada apa?" Wanita itu balik tanya.

"Kenapa Ibu termenung?"

Menggelengkan kepala, wanita itu menjawab, "Tidak. Ibu hanya memikirkan, kenapa kamu bisa bermimpi seperti itu."

Arya hanya menghela napas beratnya.

Wanita itu mendekati Arya, dan setelahnya mengecup kening Arya, kemudian setelah selesai mencium kening Arya, ia mengelus-elus rambut Arya. "Udah hampir jam setengah tujuh, nih. Sebaiknya kamu bergegas untuk mandi, sarapan pagi, dan kemudian berangkat sekolah. Jangan sampai terlambat datang ke sekolah, ya?"

Arya tersenyum, dan ia mengangguk. Ia pun beranjak dari tempat tidurnya untuk bergegas bersiap-siap ke sekolahnya.

Beberapa menit kemudian, Arya telah selesai dari sarapan paginya.

"Bu, nanti aku pergi ke sekolah sama siapa?" tanya Arya kepada Ibunya

Ibunya kemudian melirik sang Suami yang sedang makan. "Kamu mau mengantar Arya ke sekolah?"

Suaminya tidak memberikan respon apa pun. Ia terus menyantap makanan yang berada di hadapannya itu.

Sang Istri kembali menatap anaknya yang juga menatap dirinya, dan kemudian kembali menatap Suaminya. "Tolonglah. Hanya sesekali kamu mengantar Arya. Apa salahnya?"

Kemudian sang Suami menatap tajam Istrinya. "Kamu tahu apa salahnya? Salahnya itu kamu sudah ..."

Sang Suami seketika menghentikan pembicaraannya. Dan ia menghela nafas beratnya.

Terlihat sang Istri kembali menatapnya tajam sembari mengeluarkan ekspresi wajah yang memelas agar ia tidak melanjutkan pembicaraannya tadi.

"Baiklah. Aku akan mengantar Arya ke sekolah," ucap sang Suami

***

Tiba di sekolah, Arya sedikit terlambat. Namun ia pun tetap mencoba untuk masuk ke dalam kelasnya.

Ketika ia memasuki kelasnya, tiba-tiba guru yang berada di kelas tersebut memanggilnya. "Arya! Kemari."

Arya yang mendengar dipanggil oleh gurunya, ia pun menatap gurunya tersebut. "Baik, Bu."

SRIGALA : Pahlawan PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang