• Puzzle

39.7K 4.1K 561
                                    

Kuy ⭐ dulu!

Happy Reading ❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ini hati, bukan puzzle.
Yang bisa kamu acak-acak, lalu disusun utuh kembali


***

Now Playing:
🎶Peterpan - Yang Terdalam🎶

***





"Gimana kondisi perusahaan sekarang, Pa? Lebih baik, kan?"

Arthur mengangguk sambil menyesap kopi buatan istrinya di Minggu pagi yang cerah ini. "Berkat Felix yang membantu menambal kerugian dengan menjalin kerja sama, kondisi perusahaan cukup stabil untuk sekarang. Tapi masih ada kendala perizinan tanah di Surabaya, rencana pembangunan hotel disana mangkrak, malah bentrok dengan warga yang tetap nggak mau pindah dari rumahnya, padahal katanya sudah dikasih uang kompensasi. Satu proyek itu bikin kita keluarin dana yang nggak tanggung-tanggung, tapi hasilnya masih nihil."

Seruni berdiri ke belakang suaminya yang sedang duduk, lalu memijat pelan pelipis lelaki paruh baya yang nampak pusing ketika kembali memikirkan keadaan perusahaan. Dia memang tidak mengerti tentang segala tetek bengek urusan kantor itu, tetapi setidaknya Seruni ingin meringankan pikiran Arthur. "Nggak usah dipikirin. Nanti kalau masih mandet, minta bantuan sama Felix coba, kali aja kan dia mau bantu."

Arthur menghela nafas panjang. "Rasa-rasanya aku payah banget, ya. Merepotkan dia terus. Andai tiga tahun yang lalu dia nggak pulang ke Indonesia dan makan malam sama kita, mungkin RajendraGroup sudah tinggal nama."

"Hush! Kalo ngomong tuh jangan sompral. Sejauh ini kita masih bertahan, kan? Bersyukur, deh!"

Arthur hanya tersenyum kecut mendengar omelan Seruni.

Tanpa mereka sadari, gadis belia yang memasuki umur tiga belas tahun yang kebetulan sedang bersiap untuk berangkat jogging keliling komplek, mendengar percakapan di ruang makan itu.

"Andai tiga tahun lalu Om Felix nggak pulang ke Indonesia dan nggak makan malam sama kita, Kak Angkasa sekarang udah punya pacar yang dia taksir sendiri, bukan karena perjodohan demi kepentingan bisnis Papa," ucap Pelangi lantang dengan nada yang terkesan sinis. Gadis itu mengatakannya sambil memakai sepatu sneakers balenciaga hitam hadiah ulang tahunnya kemarin. Erh oke baiklah, ini hadiah dari Aurora. Pelangi memang tidak menyukai cewek rese itu, bukan berarti menolak sepatu seharga lebih dari sepuluh juta ini, kan?

Unconditionally ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang