• Playing with Fire

44.9K 4K 760
                                    


Happy Reading! ❤

Happy weekend juga 💕

Happy weekend juga 💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



***

Apakah harus merasakan kehilangan untuk menyadarkan perasaan?

***

Now Playing:
🎶 Yovie & Nuno - Dia milikku 🎶

***

Melihat punggung tegap itu semakin menjauh, Aurora segera bangkit dari posisi duduknya dan mengikuti langkah Angkasa menuju parkiran. Cowok itu berjalan pelan sambil memukuli bahunya dengan kepalan tangan. Sepertinya benar-benar pegal. Aurora kan jadi merasa bersalah. "Enam jam gue tidur, dan lo nggak ada niatan bangunin gitu?"

Angkasa menolehkan kepala namun langkahnya tidak berhenti. "Bukannya tadi udah gue bangunin?"

"Maksudnya tuh daritadi, Asa. Kan pundak lo jadi sakit."

"Makanya lain kali gak usah tidur di bahu gue."

Aurora cemberut mendengarnya, tapi tetap saja tidak bisa mengalahkan rasa senangnya. Kalau boleh jujur, tadi adalah tidur ternyenyak dalam pejam Aurora. Sudah cukup lama dia tidak merasa sedamai itu ketika tidur.

"Aurora."

Aurora menoleh pada suara yang akhir-akhir ini familier di telinganya. Pupil matanya membesar kaget mendapati lelaki tinggi yang berdiri sendirian di dekat pos satpam. Langkah Aurora jadi membelok menuju cowok itu. "Aga!" Dia melambaikan tangan.

Angkasa tertegun sebentar di tempatnya. Matanya menangkap interaksi Aurora dengan seorang lelaki asing yang tampak akrab. Sesaat dahi Angkasa terlipat merasa pernah melihat cowok itu tapi lupa dimana. Akhirnya dia ikut mendekat walaupun sebenarnya Angkasa lebih suka menuju parkiran dan membawa motornya untuk pulang.

"Lo kok disini?" Mata Aurora berbinar tanpa sebab. Angkasa cukup heran melihat antusiasme cewek itu yang berlebihan. Lalu matanya bergantian melirik lagi pada cowok yang sekarang tampak senyam-senyum pada Aurora.

"Gue dengar ada perayaan di sekolah lo dan katanya siapa aja boleh datang."

"Oh iya! Tapi ini mau maghrib, acaranya udah selesai, kali! Lo mah telat!"

"Gapapa, udah liat lo."

Angkasa tidak ingin peduli pada tangan cowok itu yang sekarang seenak udel menjembel pipi Aurora, dan dia tidak ingin peduli pada binar mata Aurora yang memandangi dengan sorot tertarik. Tapi nggak tahu kenapa, Angkasa hanya merasa ingin menarik Aurora jauh-jauh dan mendorong keras lelaki kerempeng itu ke belakang. Namun sebelum niatnya terwujud, Aurora lebih dulu berkata, "Oh iya, Asa kenalin ini Galaksi. Aga kenalin ini Angkasa."

Unconditionally ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang