Jadi ini aku tulis sebanyak 1500an kata hehe. gak banyak emang tapi aku masih belajar. jangan lupa voment. semoga suka crita chapter 1 nya dulu. Kritik dan Saran aku terima banget💜🤗💜
...
28 September 1996
Merry POV
Aku Merry Larson, aku tinggal bersama orangtua ku di kota yang indah ini. Kota yang iklimnya selalu dingin bahkan yang katanya di musim panas sekalipun, tetapi dingin yang aku maksud bukanlah dingin yang mencekam.
Hari-harinya Woodlively disuguhi dengan keramaian orang, tidak ramai seperti kota-kota besar tapi tetap rasanya tidak kesepian berada di sini. Setiap malam minggu, orang-orang akan berdatangan ke tengah kota untuk mengunjungi tempat wahana permainan, Wood Park. Aku juga sih, seperti sekarang ini.
Sebenarnya aku bingung kenapa setiap tempat di kota ini harus dinamai dengan embel-embel wood, secara restaurant bernama woodclaus, perpustakan juga woodledge, jika orang tidak tahu mungkin orang mengira perpustakaan itu isinya macam-macam buku kayu semua. Aneh. Tetapi untunglah isinya normal semua.
"Larson, ayolah kita naik komedi putar." rengek Mike. Ya teman ku ini tampan jika ingin tau, tetapi penakutnya ini nyusahin semua orang yang ada disekitarnya. Padahal aku senangnya naik wahana yang menantang atau pun yang horror. Masuk ke rumah hantu salah satunya. Entahlah aku suka tantangan, horror, dan misteri. Tetapi si cupu ini malah mengajakku untuk naik wahana cemen.
"Kau saja, aku tidak mau. Seperti anak kecil saja kau ini." Aku membalas dengan nada malas menjawab. Yakali, menghabiskan waktu hanya dengan bermain wahana anak-anak.
Mike masih terus menarik tanganku dan mem-pout kan bibirnya sambil membujukku. Tak lama dari itu seseorang menabrak ku dari belakang membuat ku terjungkal dan terjatuh ke tanah. Mike sampai ikut jatuh juga. Aku bangkit dan menoleh ke belakang, ternyata si ratu sekolah sekaligus penyihir di mata ku, Sana lah orang yang menabrak ku dengan tampang tanpa rasa dosanya, kemudian dia hanya berjalan lurus saja tanpa rasa penyesalan.
"Hey Sana, seharusnya kau menolong ku. Oh aku lupa, kau tak mengerti apa itu menolong. Setidaknya berkata maaflah pada ku." Aku menyusul dan menahan tangannya.
Aku cerita sedikit, seperti cerita-cerita fiksi yang ada di novel, yang angkuh dan sombong pasti punya segalanya begitu juga Sana. Di mata orang, dia begitu sempurna dari fisiknya yang menawan sampai kehidupannya yang serba menguntungkan untuknya. Namun, bagiku dia tidak memiliki sopan santun. Dasar penyihir.
"Kau debu jalanan Larson, jangan pernah menyentuh ku." sambil menepis tangannya yang ku genggam. "Siapa yang menyuruh kau untuk menghalangi jalan ku? Kau berdiri semaunya." lanjutnya.
Lihatkan, bagaimana dia bicara. Tidak ada menawannya sama sekali. Ingin ke jejalkan mulutnya dengan bongkahan batu besar.
Geram, ingin ku tonjok wajahnya yang mulus seperti lantai diberi pelicin itu. Segera, Mike menahan ku "Sudah, biarkan saja. Jangan cari masalah Larson." "Cih, hey Mendes jaga teman mu yang liar itu kalau bisa kandangi saja." Sana memang si mulut ular ini buat aku bagaikan gunung vulkano yang ingin meledak saja, Sial.
"Aku ingin kita ke bukit saja melihat bintang lewat teropong." biacara ku pada Mike masih dengan nada kesal. Ya, Woodlively itu indah sangat malah. Memiliki taman kota yang ada wahananya, memiliki sungai yang sejuk, dan bukit yang tidak terlalu tinggi tetapi difasilitasi oleh wali kota dengan teropong yang lumayan canggih. Kota kami tidak memiliki mall atau sebagainya. Hanya ada beberapa toko dan tetap masih ada bioskop kok. Tidak seberapa, tapi worth it.
KAMU SEDANG MEMBACA
WOODLIVELY
Mistério / SuspenseSana seorang anak yang menawan dan cerdas ditemukan sudah tak bernyawa. Tak disangka dengan berita kematiannya membawa kegelapan dan kesunyian di kota yang seharusnya indah, Woodlively. Mungkin akan ada unsur kekerasan jadinya 18+