Let's begin our new journey
Naeun pov
Canggung sekali di sini.
Duduk berdua dengan Mark, aku dan Mark lahir di tahun yang sama. Jinyoung tidak pernah sekalipun memanggilku noona. Menurutnya, wajahku masih muda.
Kupandangi wajah pemuda tersebut lamat-lamat. Setelah puluhan tahun tidak pernah lagi bertemu dengannya, dia tumbuh menjadi pemuda bertubuh tegap, ia tidak terlalu tinggi ataupun tidak dapat dikategorikan pendek. Biasa saja. Garis rahangnya tajam menegaskan wajahnya menjadi tampan. Ditambah lagi, balutan kemeja putih di tubuhnya.
Aku menggeleng pelan, mengusir segala fikiran yang aneh-aneh. Menjadi pasangan hidup seorang Mark Tuan contohnya.
"Kenapa?"
"Huh?" kataku sembari menatapnya yang menatapku balik dengan tatapan bingung. Aku segera mengerti kondisi.
"tidak apa-apa. Aku belum merangkum nilai anak-anak." kataku beralibi. Tidak mungkin aku mengatakan yang sejujurnya.
Mark mengangguk paham, "Kamu bisa kerjakan sekarang. Jangan terlalu dipikirkan perkataan si bodoh Jinyoung itu. Aku tidak apa-apa."
Aku menggerakkan tanganku gestur menolak, "Tidak. Makanlah. Tidak sopan membiarkan tamu eomma makan sendirian."
Aku menghembus nafasku lega, Mark sudah tidak bertanya aneh-aneh lagi. Ia sibuk dengan makanannya. Aku juga ingin makan omong-omong. Jika hanya aku tidak teringat dengan jadwal menguruskan badanku, kemungkinan, aku akan ikut makan dengan mereka.
"Kamu menjadi guru sekarang?" tanya Mark sembari membersihkan area bibirnya dan membuang tisu di tempat sampah.
Aku mengangguk, "Hanya mengajar anak-anak. Setidaknya aku tidak kebosanan di rumah."
"Apa itu menyenangkan?"
"Tidak semua. Kadang mereka bertingkah terlalu jauh sampai kepalaku pening. Ah! Ada satu anak yang mirip kelakuannya denganmu, Mark. Aku sampai kelimpungan karna dia tidak bisa diam." kataku dan suasananya menjadi cair dan nyaman.
"Aku tidak senakal itu, Eunnie." kata Mark yang menolak steriotipku, juga Eunnie... sudah lama tidak mendengar panggilan tersebut.
Aku tertawa pelan, "Kamu memang nakal. Aku membenci mainan kecoa yang kamu bawa setiap hari itu.". Tanpa kusadari aku merengut kesal. Karna mainan itu membuatku ketakutan dengan hewan yang asli.
Mark menggaruk tengkuknya, "Maaf untuk itu. Tapi, wajahmu benar-benar lucu saat ketakutan dengan kecoa mainan." sembari dengan ketawa kecil. Sangat menyebalkan menurutku.
Mark menghabiskan satu mangkuk nasi dengan kimchi jiggae yang sisa setengah. Mark mengucapkan terima kasih untuk makanannya. Eomma segera keluar dari dapur dan memberikan Mark segelas air mineral untuk diteguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
If First Love || Mark Tuan ✔
FanfictionJika cinta pertama itu menyakitkan, kenapa harus jatuh cinta? Jika cinta pertama tidak akan bersama, kenapa kalian masih mau jatuh cinta? Jika cinta pertama hanya memberikan luka dalam, kenapa masih mau mendekatinya? Tentang Mark yang mendeskripsika...