04

61 6 0
                                    

Herin tersenyum sangat manis, walaupun berbanding dengan pikirannya, saat Chanyeol mengunyah roti isi dengan semangat, "Ayo ngaku, pasti oppa lupa dengan makan siang lagi."

Chanyeol terhenti sebentar, kemudian ia tersenyum lebar khas miliknya jika ketahuan berbohong, "Iya, pasien sangat banyak. Oppa tidak sanggup jika mengabaikan mereka hanya dengan makan siang."

"Tidak menyayangi diri sendiri ya?" kata Herin dengan cebikan kesal.

Chanyeol tersenyum lemah, "Sorry, sweety pie. Aku tidak akan melewatkan makan siang lagi. Promise."

"Katakan itu kepada dokter anak yang juga berjanji sama tiga hari yang lalu kemudian mengingkarinya."

Chanyeol terkekeh pelan, kalau begini, ia menjamin ia tidak akan melewati sisa hari ini dengan tenang jika kesayangannya masih marah-marah begini. Herin pasti akan terus menyinggungnya sampai Chanyeol sadar apa yang harus ia lakukan. Kalau begini, ia harus menjanjikan sesuatu yang lebih baik daripada sebuah janji manis.

"Baiklah, mari kencan minggu ini." putus Chanyeol dengan final. Mata Herin berbinar dengan terang, seolah memenangkan lotre.

"Oppa serius. Ayo kencan minggu ini. Hitung-hitung kita juga jarang kencan kan? Kebanyakan pertemuan kita hanya seputar di rumah sakit ini." kata Chanyeol yang membuat Herin memekik senang. Ia memeluk tubuh Chanyeol dengan erat, senyum terbingkai di wajahnya.

"Aku ingin mencobai semua makanan yang terus nangkring di sns. Kelihatannya lezat, apalagi yang dekat kedai hottang itu." seru Herin dan menatap Chanyeol penuh binar. Gadis itu terlalu senang dan terus berceloteh tentang akan kemana mereka pergi dan akan melakukan apa saja untuk minggu ini, memberikan lukisan bayangan betapa menyenangkan pergi berdua dan mencobai semua makanan. Chanyeol tersenyum tulus, tangannya terulur untuk merapikan anak rambut kesayangannya yang mencuat keluar.

Gadis di depannya ini membawa pengaruh besar untuknya. Kehidupannya dari kelabu menjadi berwarna. Chanyeol tidak bisa membayangkan akan seberapa hancurnya dia jika Herin meninggalkannya. Ah! Chanyeol tidak akan membiarkan itu terjadi.

Chanyeol memeluk Herin gemas, "Herin-ah, eottheokhae?"

Herin mengerjap matanya, sedikit mendorong tubuh jangkung tersebut, karena, ia sesak omong-omong. "Oppa, ada masalah ya? Apa masih ada pasien anak yang degil?"

Chanyeol terkekeh gemas, "Kamu masalahnya. Kenapa bisa manis begini? Oppa tidak rela kalau kamu dilihat orang lain dengan wajah yang begini.". Chanyeol tersenyum gemas dan mengusak rambut Herin hingga sedikit acak.

Cup

"Janji tidak akan begini dengan orang lain. Hanya denganku." kata dokter muda tersebut setelah berhasil mencuri satu ciuman kilat dari ujung hidung gadis tersebut.

Herin mengangguk semangat.

"Janji."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
If First Love || Mark Tuan ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang