-2-

14 0 0
                                    

05

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

05.30 Am

Giana terbangun namun masih menutup mata, ia tidak mau melihat bunga-bunga di langit tepat diatas tempat tidurnya namun kemudian dengan cepat masuk ke kamar mandi

Setelah siap, Giana merapihkan dasinya di depan kaca dan menyisir rambutnya. Dan tidak lupa untuk mengunci pintu kamar

Giana duduk tepat saat Ravi sedang menyiap kan makanan, mama dan papanya selalu saja sibuk dengan pekerjaan sehingga Giana jarang melihat mereka berdua berada di rumah

"Hari ini mau dianter sama abang?" Giana menggeleng

"Udah janjian sama Neysha, abang ke kampus aja" Ravi hanya mengangguk dan melanjutkan makannya, dan kemudian mengusap rambut Giana dan mengambil helmnya dan tentunya berangkat ke kampus

Giana hanya tersenyum meratapi nasibnya, sambil menengok ke arah figura keluarganya

"Kenapa Giana dilahirin kalo akhirnya cuman ditelantarin sama kalian?" Giana memasangnya dan tersenyum saat mobil Neysha sudah berada di depan rumahnya

Giana masuk ke mobil Neysha dengan terburu-buru dan duduk di kursi depan menghela nafas, Neysha melirik sekilas lalu menyalakan mobilnya

"Hehe Hai Elvano hai juga Elina" Giana menyadari keberadaan adiknya Neysha dari kaca spion dan menengok ke arah belakang, Elina dan Elvano membalasnya dengan senyum kecil

"Tumben banget Ney lo mau ditumpangin" Giana kemudian mengalihkan pandangannya dari Neysha saat Neysha menatapnya dan mengecek kembali berkas osis

Giana langsung teringat sesuatu, ia jadi sangat malas bertemu Arion disekolah

"Males banget ah gw nanti dikelas ketemu sama si Arion" Giana bisa mendengar kekehan Neysha

"Yaudah sih nasib itumah" Giana langsung mencubit lengan Neysha

Perjalanan pun berlanjut sampai sekolah

---

Giana menggerutu pelan saat Bu Sahi menyuruhnya untuk mengambil buku paket di perpustakaan seharusnya ia bersama Grizelle namun Grizelle malah kabur ke toilet emang sahabat kurang ajar

Dan sekarang Giana bingung bagaimana caranya untuk mengangkat buku sebanyak ini, dengan malas ia mengkat buku tersebut dan tentu buku tersebut sangat berat

Giana bisa melihat ada tangan yang mengambil sebagian buku yang ada di tangan Giana, bukan sebagian sih tapi hampir semua bahkan meninggalkan hanya tiga buku di tangan Giana

"Eh Gavin? Nggak usah biar gw aja" Gavin dengan acuh berjalan meninggalkan Giana di belakang

"Gavin Radhika plis deh gw yang disuruh" Gavin berhenti dan membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah Giana

"Kenapa sih lo selalu nolak kalo sama gw?" Giana menatap Gavin tidak mengerti

"Maksud lo?" Giana mengernyitkan dahinya

[2]RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang