-5-

11 0 0
                                    

Giana melempar tasnya ke arah kasur dan segera menarik kursi belajarnya untuk di duduki

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Giana melempar tasnya ke arah kasur dan segera menarik kursi belajarnya untuk di duduki

"Menurut gw Sane bakal lebih baik"

"Jangan kesal sama Sane mungkin dia punya alasan"

Perkataan Neysha selalu saja berputar-putar di kepalanya, Sane lagi Sane lagi

Giana akhirnya memilih untuk membersihkan diri dan duduk di ruang tamu sambil menonton spongebob

"Abang pulang" Giana menengok ke arah Ravi yang menenteng helm nya masuk ke dalam rumah

Ravi mendekati Giana setelah menyimpan helmnya

"So bagaimana hari ini di sekolah?" Ravi menyandarkan tubuhnya ke senderan sofa

"Not bad, yah paling a little problem" Ravi mengangguk dan mengacak rambut Giana

"Btw abang nggak suka sama cowok yang jemput kamu itu" Giana mengernyitkan dahinya dan menatap ke arah Ravi

"Loh kenapa Bang? Rajendra padahal baik loh" Ravi mengedikkan bahunya

"My feeling said so" Ravi segera memasuki kamarnya meninggalkan Giana yang masih menatap kepergian Ravi

"Tumben banget abang kayak gitu" Giana segera mengedikkan bahunya dan kembali menonton kartun yang tertunda

---

Giana berjalan di koridor diiringi dengan gosip-gosip Neysha yang kemarin bertengkar dengan Stella

"Gila sih cewek pemes kayak Stella aja berani di lawan dong sama Neysha"

"Sayang banget Neysha nya malah harus cidera"

"Resiko temenan sama Giana mah gitu kali"

"Bawa sial"

"Bingung gw kok bisa kita punya ketua osis kayak gitu"

"Biasa pencitraan"

Giana hanya berdecih dan melangkahkan kakinya agar cepat masuk kelas, Saat Giana duduk pun Neysha tidak bergeming tetap membaca buku pelajaran

"Gi jangan dengerin gosip orang-orang, suka heran gw mereka suka asal nyeplos aja" Grizelle yang sedang memakai lipstik tampak mengomel

"Nggak apa lah, orang baik harus ngalah" Giana hanya mengangguk mendengar perkataan Larissa

Neysha menutup buku pelajarannya dan bersandar dikursinya

"Pokoknya Gi kalo lo sampai diganggu lagi, tenang ada geng gw yang bakal belain" Neysha melirik ke arah Grizelle

"Emang lo yakin geng lo 100% bakal belain Giana" Grizelle tampak berfikir dan mengangguk

"Pastilah, siapa sih yang berani nentang gw" Dengan gaya sombong Grizelle melipat tangan di depan dada

"Ada tuh si Harvol" Grizelle tampak berdecih dan kembali mengaca

"Gw bakal pastiin kok kalo itu bakal jadi yang terakhir" Walaupun tampak ragu tapi Giana berusaha untuk berfikir positif

----

Giana membereskan berkasnya di ruang osis sambil mencari data-data untuk direkap, Rajendra masuk dan duduk di kursi sebelah Giana

"Gw mau minta maaf" Giana seakan tuli masih dengan fokus membereskan berkas di tangannya

"Gi.. Gw minta maaf" Rajendra memegang tangan Giana sehingga Giana tidak bisa beranjak pergi

"Lo kalo mau minta maaf ke Neysha aja, dia yang luka dan itu gara-gara lo" Giana berusaha untuk melepaskan tangannya namun Rajendra memegang nya dengan erat

"Iya nanti gw minta maaf, tapi plis Gi lo jangan marah" Giana terdiam dan menatap Rajendra

"Terus kenapa kalo gw marah? Wajar dong kemarin lo udah keterlaluan" Giana menyimpan berkas tersebt di loker dan beranjak untuk mengambil hpnya di atas meja namun Rajendra sudah mengambilnya duluan

"Gi bukan gitu, Gw ngerasa gw harus belain temen sekelas gw" Giana meraih hpnya namun di layangkan tangannya ke atas sehingga Giana tidak bisa mengambil

"Jen kasih hp gw kesini sekarang juga! Gw mau minta jemput sama abang gw" Namun Rajendra semakin menjauhkan hp Giana dari pemiliknya

"Pulang sama gw aja yuk Gi" Giana menggeleng dan mengejar Rajendra, namun dengan mudah Rajendra menghindar

"Jen cepet dong udah mau sore" Rajendra memasuk kan hp Giana ke saku celana nya dan menarik Giana ke arah parkiran

"Lo mah mau pulang bareng aja susah" Giana mulai geram dan menghentakkan tangannya

"Lo kenapa sih? Gw kan udah bilang gw mau minta jemput abang gw aja" Giana menjulurkan tangannya meminta agar Rajendra memberikan hpnya

Giana menahan nafas saat tangan nya malah di genggam oleh Rajendra, Rajendra hanya tersenyum dan mengeratkan genggamannya

"Masa lo nggak bisa liat perlakuan gw? Gw tuh suka sama lo Gi" Giana menelan ludahnya dengan susah payah dan berusaha untuk melepaskan tangannya dari Rajendra namun nihil genggaman Rajendra sangat kuat

"Apasih Jen kok tiba-tiba? Gw sama Lo aja nggak deket dan sekarang lo bilang suka sama gw?" Giana hanya tidak percaya

"Nggak tau Gi gw emang udah tertarik saat pertama kali ngeliat lo" Giana tampak ragu

"Mungkin bukan Suka Jen mungkin aja cuman perasaan yang numpang lewat" Rajendra menggenggam tangan Giana

"Nggak Gi, ini nyata sumpah" Giana menggigit bibirnya

---

Giana tidak tau bahwa orang tuanya akan pulang hari ini, sebenarnya Giana sangat senang namun saat melihat papa dan mamanya yang sedari tadi hanya fokus ke laptop membuat Giana geram

Ravi sedari tadi hanya menggonta ganti tayangan Tv karena merasa bosan, Ravi menatap Giana yang sedari tadi hanya diam

Ravi menghela nafas dan mengambil kunci motornya di kamar dan helm, Mama yang melihat tersebut segera bertanya

"Abang mau kemana? Ini udah malem" Ravi menatap mamanya

"Buat apa abang ada dirumah kalo mama sama papa cuman fokus sama kerjaan" Ravi segera keluar sebelum papanya mengejar

Papa hanya menahan kesalnya, Giana memilih untuk masuk ke kamar

"Nana mau kemana kamu?" Mama menatap Giana yang sedang menaiki tangga

"Nana mau ngurusin osis dulu ma bentar kok, mama sama papa lanjut kerja aja" Giana menghela nafas dan mengunci pintu kamarnya

Mata nya mulai berkaca-kaca tidak lama kemudian pipinya sudah terbanjiri air mata

Rajendra ganteng is calling...

Giana menatap hpnya ia sedikit terkekeh saat melihat nama kontak Rajendra, namun Giana mematikan hpnya

Untuk sekarang biarkan dia sendiri dulu...

---

[2]RajendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang