[2] RAGU

178 21 3
                                    

Happy Reading Sobat❤

Sekalipun hanya sejenak, namun pergi meninggalkan rasa hidup ini amat teramat singkat. Titipkanlah asa.

- Adeeva Larina A.

Hari senin tiba. Dimana hari yang sangat amat panas seperti neraka bak anak murid murid SMA Saint Peterson.
Hari itu Deva sudah siap untuk berangkat ke sekolah, ia lagi malas mengendarai sepeda motornya dan ia memutuskan untuk naik taksi. Deva telah memesan taksi pada 15 menit yang lalu. Taksi yang dipesan oleh Deva sudah siap di depan gerbang rumahnya.

"Ke sekolah mana neng?." Tanya supir taksi.

"Ke SMA Saint Peterson yang terkenal itu loh Pak." Jawab Deva. Ya, memang SMA Saint Peterson terkenal karena murid nya yang kebanyakan hitz dan sudah beberapa kali sekolah itu menang akan lomba lomba yang ada. Seperti karnaval dll.

Lalu Deva menaiki taksi tersebut dan menikmati perjalanan dengan angin pagi yang sejuk.

●●●

Sesampainya disekolah Deva berjalan menelusuri koridor sekolah dan menuju ke kelasnya yaitu IPA 2. Di kelas sudah ada beberapa murid yang datang termasuk Olla sahabat nya dari kecil dan ia sebangku bersama Deva.
15 menit kemudian bel masuk kelas sudah berbunyi.

Istirahat tiba seperti biasa anak anak murid SMA Saint Peterson langsung menuju ke kantin untuk mengisi perutnya dan kantin itulah sebagai tempat yang bisa menghilangkan rasa pusing akan pelajaran dan tugas tugas.
Deva dan temannya juga ke kantin untuk memesan makanan.

"Deva, Olla, mau pesan apa? biar gue yang pesan." Tanya Melda.

"Mi ayam aja sama es jeruk." Sahut Olla.

"Kalo lo Va.?"

"Gue Nasi goreng minumnya air mineral saja." Jawab Deva. Iya, memang Deva tidak suka sama minuman yang berbau dengan buah karena ia dari kecil tidak suka makan buah.

"Oke."

Setelah pesanan mereka datang, Deva dan temannya langsung melahap makanannya itu. Saat sudah selesai Melda mengajak untuk ke kelas karena bel masuk akan berbunyi 3 menit lagi.
Deva dan kawan kawannya berdiri lalu berbalik badan menuju kelas. Saat Deva berdiri tiba tiba ada seseorang yang menabrak bahu nya dengan membawa es. Benar saja es itu tumpah dan baju Deva basah.

"Lahh basahh. Ishh gimana sih kalo liat pake mat--." Belum sempat Deva meneruskan omelannya, saat Deva melihat ke sesorang yang menabrak, ternyata pria itu orang yang kemarin bersama Eva. Ya, benar pria itu adalah Nando.

"Maaf Va, gue buru buru, Bye." Kemudian Nando langsung berlari tanpa dosa meninggalkan Deva yang sedang mengrutu karena seragamnya basah.

"Lahh kak Nando main pergi gitu aja."
Kesal Deva.

"Eh Va, lo kenal sama dia?." Tanya Olla.

"Baru kenal kemarin." Grutu Deva sambil membersihkan bajunya.

"Oh, Eh lo gak tau Va emangnya dia siapa.?

"Emang dia siapa?." Kepo Deva.

"Dia itu Most Wanted disekolah ini disegani banyak cewek cewek karena cool dan ketampanannya itu. Dia pintar dan kak Nando juga ya ketua basket SMA ini. Dan lagi 3 temannya yang bernama Rifqi, Rendy, dan Galang yang paling ganteng itu juga bagian dari tim basket"

"Elahh biasa aja perasaan. Kok gue baru tau ya." Cengir Deva.

"Heeyy lo gak tau sihh kudet haha." Ledek Melda.

Tanpa sadar tiba tiba bel masuk berbunyi.

Tring Tring

"Lah sudah masuk. Ayo cepat ke kelas ini waktunya Pak Hamzah lohh." Ajak Olla. Pak Hamzah, dia terkenal galak dan tegas dalam membimbing murid muridnya. So, murid murid SMA Saint Peterson jadi takut dan nurut sama Pak Hamzah.

"C'mont."

***

Bel pulang sekolah berbunyi 6 menit yang lalu. Semua anak anak sudah pulang dan hanya Deva disekolah itu. Kenapa Deva tidak pulang? Ya Deva ada jadwal piket hari ini. Saat Deva sedang piket, Deva keluar kelas sebentar dan melihat cuaca mendung yang pasti hujan akan turun. Deva langsung bergegas menyelesaikan tugas piket nya berhubung hujan akan turun beberapa saat lagi. Deva sendiri saja? Tidak Deva piket tidak sendiri, ia piket bersama 3 anak tetapi 2 anak itu sudah piket dari tadi karena tugasnya sudah selesai dan sudah pulang sedari tadi.
Maka dari itu tinggal Deva sendiri.

Hujan turun dan Deva sangat takut dengan hujan. Bukan air yang ia takuti melainkan Deva takut dengan angin yang berhembus kencang dan suara petir. Setelah selesai piket, Deva berjalan melewati koridor sekolah dan ia berteduh di bawah gedung sekolah menunggu hujan mereda dan ia baru pulang. Deva duduk sembari menggosok tangannya karena kedinginan. Lalu, angin kencang menerjang hujan yang lebat datang. Suara petir menggelegar terdengar di sekitar, Deva sangat takut dan air matapun jatuh membasahi pipi tembem Deva, dan sambil memeluk lututnya. Ia sangat takut benar benar takut.

Deva melihat samar samar seseorang yang berjalan kearahnya menerjang hujan sambil menyipitkan matanya dilihatnya tidak terlalu jelas karena hujan yang sangat lebat itu. Dan ternyata pria itu lagi, Ya kak Nando!

"Loh, Deva kok belum pulang?." Tanya Nando sambil menatap Deva kebingungan karena ia menangis.

"Kenapa? Kok nangis?."

Deva sama sekali tak merespon, ia langsung berdiri dan memeluk Nando erat. Nando bingung? Jelas Nando bingung mengapa ia menangis. So, Nando ini laki laki yang sikapnya baik, ramah, dan kadang kadang ia dingin kepada orang yang tidak disukainya. Nando awalnya ragu membalas pelukan Deva kemudian ia memberanikan sambil mengusap pelan rambutnya.

"Lo kenapa Va kok nangis?." Nando bertanya lagi dan mengusap punggung Deva pelan.

"Gue takut kalo hujan tiba bersamaan dengan angin dan petir kak."

Hiks

Hiks

Hiks..

Nando menghela nafas panjang

"Gapapa Va disini ada gue kok." Sambil mengusap air matanya. Setelah itu Deva melepas pelukannya dari Nando kemudian menatap manik mata miliknya.

"Hm. Ma-maaf ya kak."

"Gakpapa." Nando tersenyum hangat ke arah Deva. Senyumnya yang kapan saja bisa membuat para wanita pingsan gak sadar 2 hari:v.

20 menit kemudian hujan mereda dan sekarang pukul 16.38 Deva segera pulang dengan menaiki angkot dan menikmati hangatnya senja sore ini.

___

Ada Yang Nungguin Gak Sihh Guyss??

Kalo Gaada yah gakpapahh:)

Tunggu Kelanjutannya Yahh😍

See you..💋

Cinta & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang