Motto kami:
"Simple Fun and Easy... Haha Easy bathukmu?!"↪ Lustig ↩
"Pagi bapak ganteng"
Jooheon mengernyit heran, perasaan dia tadi berangkat ke sekolahan berdoa dulu. Kenapa pas sampai malah ketimpa musibah?
"Pagi," jawabnya cepat langsung jalan ke arah ruang guru.
Hari pertama ngajar nih, harus pinter nyari muka.
Padahal mah mukanya juga nggak jalan-jalan, masih anteng nempel di kepala.
Eh ternyata si cabe ngikutin. Btw, Jooheon udah ngecap salah satu muridnya pakai label 'cabe level urgent' dari awal ketemu.
Pedes sih, padahal kecil.
Hmm apanya yang kecil? Hayooo~
Tau darimana sih kalau aq kecil? -ayem.
"Dih si bapak sombong amat, ntar makin bintit loh"
Aduh jadi ingin menampol mulutnya.
"Ini sipit."
"Keseringan ngurusin vektor tuh pak makanya volume mata malah menyusut!" katanya sambil lari ke arah kelasnya. Udah dipanggil sama Chungha soalnya.
Ini yang buat satu sekolahan kadang curiga.
"Bareng Chungha mulu, mereka ga lesbian kan?"
Iya, like like mereka aja.
Pelajaran pertama di kelas 12 ipa 3 itu ngak sulit dan nggak ribet. Selalu menjadi mata pelajaran paling di agung-agungkan seolah adalah pahlawan yang rela mati di medan perang.
Matematika peminatan :'((
"Baik anak-anak, kerjakan uji kompetensi 3 halaman 25 yang PG dalam lembar kertas folio sertakan rumus. Pulang sekolah saya tunggu di ruang guru."
Setelah itu bu guru pergi meninggalkan para siswa yang sakit hati.
Mereka merasa diperlakukan dengan tidak adil, dimana hak mereka sebagai manusia sakti mandera guna yang selalu terbebas dari tugas?! Mana?! Sungguh terlalu.
"Mentang-mentang guru, ngasih tugas sembarangan"
"belum ngajar ngasih tugas, kerja rodi?!"
Apasih drama sekali hidup kalian.
Haha so fun.
Mereka pun akhirnya dengan amat sangat terpaksa membuka lembar demi lembar dan menorehkan tinta pada kertas.
Berjuang menuliskan takdir mereka dengan berat hati dan kepala yang ingin sekali dibenturkan pada tiang listrik.
Alhamdulillah tiang listriknya jauh dari area sekolah. Bisa berabe kalau deket, ntar benjol dong :(
"Nilai cos 165° yang A bukan sih? -1/4(√6-√2)"
"satu A dua D tiga C empat A..."
Changkyun nengok kebelakang, merasakan aura yang mengganjal di kepalanya.
Dan benar sekali bung-
"Anjir ya kau Adit! Tak kusangka semua ini penuh dengan kepura-puraan!" pekiknya tidak santai alias ngegas.
Seketika adit pun membelalak panik, "tunggu Ratna ini tidak seperti yang kau lihat, percayalah!" katanya masih tidak santuy.
Seketika atensi satu kelas menuju tak terbatas dan melampauinya -eh salah, maksudnya memandang kepada mereka berdua.
Bobby dari arah belakang berceletuk, "kami kecewa padamu dit, kau membawa kami ke jalan yang sesat!" katanya dengan raut wajah kecewa yang memyebalkan.
Mengundang tangan untuk menggaploknya.
"Bisa dijelaskan?" tanya Changkyun.
Sementara Sungjae -si adit tadi- menelan ludah gugup.
"Ya sorry biarpun gue jago matik tapi kalau lagi bosen ya terpaksa ngedadu," katanya sambil menggaruk kepala yang ubanan.
"Penghianat!!"
Yaelah drama bener dah_-
"Kau dengan tega mengorbankan kami semua satu kelas ini hanya karena kebosananmu? Cih jinja!!"
Sebenarnya dari lubuk hati yang paling dalam, semua warga kelas telah merasa sangat bosan dengan perdebatan ini. Tapi, karena mereka suka ke-dramaan maka dari itu dengan senang hati berfokus pada mereka yang sekarang tengah melakukan perdebatan rumyt.
Ada yang duduk sambil memvidio dengan tujuan, "viral nih viral aplot yutup terkenal nih gue nyaingin ata gledek"
Ada pula yang dengan niat menggoreng popcorn di dalam kelas untuk hidangan santai, pun ada yang berjualan buah rambutan seperti mael.
Hmm benar-benar berjiwa kewirausahaan sekali ya.
"Kamu tau -eh bentar, Joy kutekin gue dong warna putih ye" dengan begitu Joy segera mendekat sambil dibantu oleh Youngjae membawa dua kursi dan alat untuk mengutek tangan.
Apasi.
"Sampai mana kita tadi? Oh iya, pokoknya kami semua tidak mau tau, kerjakan soal-soal kampret itu dan sebar di grup kelas agar kami bisa nyontek. Jelas?!"
"Iye jelas, paham kok ujungnya gue di babuin."Sungjae menghela napas dramatis.
Sampai kapan ia akan terus dijadikan babu seperti ini?
"Nggak usah sok merana gitu dong kan ntar lo dapet pahala karena udah bantu temen sekelas"
Pahala sih pahala tapi kalau keterusan mah jatuhnya bukan dapet pahala karena membantu tapi malah dapat pahala karena membabu.
Nggak elit banget :(
Saatnya jam ketiga dimulai~
"Bazeng kuteks gue belum kering udah ganti jam. Mapel apaan dah selanjutnya?" tanya Changkyun sambil jalan ke arah kipas angin.
Mau ngeringin kuteks bHadAi nya.
"Fisika, guru baru neh. Ntaps jiwa!"
"Kerjain kuy kerjain"
"Kasih sedia esteh ntar dikasih obat cuci perut"
"Dih sadis bener, udahlah kita semua bubar aja dari kelas"
Sebenarnya itu lebih sadis sih kawan-kawan.
Bayangkan dirimu sudah sangat semangat untuk mengajar dihari pertama eh pas sampai di dalam kelas tidak ada satupun biji cabe yang manantimu.
Kelas yang kau idamkan berjumlah setidaknya duapuluh sampai tigapuluh anak yang seperti pasar ayam menjelma bagai hati yang lama tak disinggahi pujaan hati. Alias kosong.
Begitu sadis caramu~
"Udah stay aja di dalem kelas, serahin semuanya sama gue."
Ceklek!
"Morning class...hari pertama kita memulai pelajaran semoga berjalan dengan baik." guru fisika kita, lijuon espede bersabda.
Alias basa basi busuk.
"Aduh si bapak ganteng, semoga perjalanan cinta kita juga berjalan baik ya."
Fak bitjeuuu!! -lijuon espede, mengumpat.
↪ Lustig ↩
Humorku sedang tidak bersahabat. Nikmatilah~
KAMU SEDANG MEMBACA
Lustig ...!
Fanfiction"Bagaimana cara menumbuhkan minat belajar peserta didik di kelas?" ↪"I think.. Reward, hadiah, model pembelajaran yang menarik, meto-" "Tapi masih ada peserta didik yang membolos. Bagaimana cara mengatasinya?" ↪"no problem... Selama masih ada kamu d...