04. Hot Chocolate 🍵

970 83 0
                                    

Mark terengah dengan keringat yang menetes di pelipis dan lehernya, tapi pria itu merasa puas karena akhirnya dia selesai menata barang-barangnya di apartemen yang pindahinya, meskipun tidak besar tapi sangat minimalis dan Mark menyukai tempat tinggal barunya ini, toh Mark hanya tinggal sendiri disini.

Mark terbangun, rupanya dia tertidur di atas sofa karena kelelahan, pria itu lalu bangun dan  mandi, dia perlu pergi ke Daiso dan berbelanja untuk keperluan sehari-harinya.

Selesai dengan belanjanya, Mark lalu memutuskan untuk pergi ke cafe yang terletak tak jauh dari Daiso,

'segelas kopi rasanya tidak buruk untuk'
pikirnya.

🍵🍵🍵

S

etelah menerima segelas kopi Mark lalu duduk di kursi dekat kaca yang menghadap langsung ke jalan. Ketika sedang menyuruput kopinya, perhatian Mark jatuh pada seorang bocah berisik yang mengekor pada pria tinggi di depannya, tangannya menangkup didepan dada dengan wajah emelas, tampaknya dia menginginkan sesuatu tapi tak diindahkan oleh pria tinggi tersebut.

 Ketika sedang menyuruput kopinya, perhatian Mark jatuh pada seorang bocah berisik yang mengekor pada pria tinggi di depannya, tangannya menangkup didepan dada dengan wajah emelas, tampaknya dia menginginkan sesuatu tapi tak diindahkan oleh pria t...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"

Kak John.. belikan Echan ice cream ya~~ " wajahnya begitu memelas tapi tampak sangat lucu dan menggemaskan, Mark merasa sedikit terhibur melihatnya

"Tidak bisa! Cuaca sedang dingin Chan, nanti kau terkena flu" pria tinggi yang di panggil John itu terlihat sangat berusaha keras untuk membujuk si mungil yang tampak akan menangis

"Echan tidak akan sakit, Echan berjanji" dan si mungil itu bersikeras untuk mendapatkan ice cream di cuaca kota Seoul yang dingin

"Terakhir kali kau berkata seperti itu dan tak sampai 1 jam kau sudah terkapar tak berdaya diatas kasur, jadi tidak ada ice cream malam ini" Mark menatap kagum pada sikap tegas pria tinggi itu, jika itu Mark rasanya dia tidak akan sanggup menolak tatapan memelas dari si mungil

"Kak John jahat! Echan benci!" Oh! dan lihatlah kini si mungil itu berjalan menghentak keluar dari Cafe, meninggalkan pria tinggi yang menghela nafas dengan kasar.

Mark lalu berdiri dari kursinya, menghampiri meja kasir lalu berjalan keluar cafe dengan segelas coklat hangat.

Tatapannya lalu jatuh pada seonggok manusia dengan padding tebal yang membungkus tubuhnya tengah berjongkok dengan jari yang membuat pola abstrak pada lantai didepan cafe.

Mark menjulurkan segelas coklat hangat yang tadi dibelinya pada pria kecil yang diketahuinya bernama Echan

"Kudengar coklat bisa membantumu agar merasa lebih baik" ucapnya, mencoba untuk menarik perhatian dari pria kecil itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kudengar coklat bisa membantumu agar merasa lebih baik" ucapnya, mencoba untuk menarik perhatian dari pria kecil itu

"Kau siapa?" Tanpa mengindahkan segelas coklat yang terulur padanya, si mungil malah bertanya padanya

"Oh namaku Mark" Mark mencoba memberikan senyuman pada pria dihadapannya

"Aku tidak bertanya namamu" si kecil itu masih menatap tajam padanya

"Huh?" Mark yakin jika kini tampangnya terlihat seperti orang bodoh

"Mama mengatakan untuk tidak menerima pemberian dari orang tidak di kenal dan Echan tidak mengenalmu jadi Echan akan menolak"

Mark menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia lalu menarik coklat hangat yang sebelumnya terulur pada si mungil, tapi gerakannya terhenti ketika mendengar ucapan dari pria kecil itu

"Tapi menolak pemberian orang lain itu tidak baik, karena Kakak memaksa, maka Echan akan menerimanya" gelas coklat itu dalam sekejap sudah berpindah tangan, si mungil itu lalu menyeruputnya pelan

Mark hanya melongo menatap sikap ajaib dari si mungil, kapan dia pernah memaksa si mungil?

"Hmm coklat ini enak meskipun tidak seenak buatan Mama, tapi tidak masalah, tidak baik membuang-buang makanan"

Mau tidak mau perilaku dari si mungi membuat Mark tersenyum

'Ada-ada saja' pikirnya

"Oh iya namaku Haechan, Lee Haechan usiaku 17 tahun" sebuah tangan yang juga mungil terjulur dihadapannya, Mark terkekeh pelan mendengar kata-kata perkenalan si mungil, lalu menyambutnya

"Namaku Mark Lee, aku 20 tahun" balas Mark

"Woaaah nama yang keren" lihatlah, tadi saja bertingkah seolah Mark adalah orang jahat.

Mark terkekeh ketika mendengar ucapan Haechan

"Terima kasih" sahut Mark

"Tangan Kak Mark hangat, Echan suka" detik itu juga Mark merasa ada kelainan pada kinerja jantungnya, kenapa terasa lebih cepat dari biasanya?

"Uhm, terima kasih_" berpikir sesaat, Mark lalu melanjutkan

"Haechan juga menggemaskan, aku..... suka"



E

nd

Markhyuck StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang