With million eyes you're watching me.
Halo-Beyonce
---
Semua penduduk kota Jakarta keluar dari singgasananya untuk mengerjakan aktivitas masing-masing, apalagi ini adalah hari Senin. Namun, hari ini sedikit berbeda dari hari-hari sebelumnya. Kali ini sang mentari terlalu semangat menyinari Jakarta beserta kemacetannya.
Wanita bertubuh langsing namun padat berisi di tempat yang tepat dengan rambut tanggung sebahu yang dibiarkannya tergerai sedang berjalan dengan anggunnya memasuki area kantin kantor tempatnya bekerja. Suara kebisingan menyapa pendengarannya, wajar saja istirahat makan siang adalah waktu bagi rekan kerjanya untuk bergosip ria atau sekedar berbincang mengenai pekerjaan. Wanita itu memakai atasan blazer dan rok span selutut berwarna senada dengan sepatu kitten heels 5 cm untuk mendukung tingginya yang setinggi rata-rata wanita Indonesia pada umumnya, melangkahkan kakinya pada sekumpulan pria dan wanita yang ada di meja yang terletak di sudut ruangan.
Ada mbak Dewi, mas Adit, Gilang, lalu ada sepasang kekasih Bella dan Bian.
"Hari ini terik banget mataharinya." Ujar Putri sambil duduk di samping Bella. Ia lalu mengambil segelas es teh milik Bella dan menyeruputnya hingga tandas.
"Eh si kampret, minuman gue woy! Malah dihabisin." Ujar Bella yang kini menatap gelas minumannya telah kosong.
"Honey, jangan ngumpat!" Ujar Bian memperingati sang kekasih yang duduk di hadapannya.
"Hehe maaf sayang keceplosan." Ujar Bella cengengesan.
"Lo dari mana aja, put? Telat mulu." Tanya mas Adit.
"Biasa lagi kumpul kebo bareng komputer dan berkas-berkas yang bertumpuk." Bukan, bukan Putri yang menjawab tapi si tengil Gilang yang ada di hadapannya. Dan sial, karena jawabannya itulah mereka semua tertawa.
"Iihh kok malah ketawa sih, gak lucu tau." Ujar Putri dongkol.
"Makanya kerjaan tuh jangan ditunda. Heran suka banget sih lo nunda pekerjaan. Nanti dipecat pak bos baru tau rasa lo." Ujar Bella.
"Astagfirullah omongan lo Bel," Ujar Putri sambil menggerakan tangannya dari kepala ke meja berulang kali-katanya berguna menghalau nasib buruk. "Hah, capek gue banyak yang harus direvisi sampe harus bolak-balik ke ruangan pak bos."
"Ya wajar sih put, pak bos lakuin itu juga buat mastiin proyek kali ini gak ada masalah sebelum beliau pensiun." Ujar mbak Dewi.
"Pensiun? Beneran mbak? Ini bukan bulan April loh, mbak." Tanya Putri memicingkan mata.
"Lah, nih anak malah gak percaya. Tanya aja sendiri tuh sama Adit selaku sekretarisnya."
"Mas Adit, serius nih yang diomongin mbak Dewi?" Tanya Putri memastikan sambil menatap mas Adit yang duduk di samping kiri Bian.
"Iya, pak bos langsung ambil pensiunnya. Katanya sih mau fokus sama keluarga. Lagi pula anak dari pemilik perusahaan ini udah selesain study nya di luar negeri, makanya minggu depan bakal ada acara penyambutannya." Jawab mas Adit.
"Wah, wah. Hot news, nih. Hot news!" Ujar Bella yang heboh sendiri membuat banyak pasang mata menatap ke arah meja mereka. "Pantesan hari ini hot banget, ternyata ada kabar yang lagi hot."
"Buset, lo ngomong gak usah pake teriak-teriak juga kali Bel. Udah kaya mang Asep aja lo." Decak Gilang yang bahkan membawa nama mang Asep-penjual rujak keliling yang biasanya lewat di kompleks perkantoran mereka.
Putri mengernyit menatap mas Adit. "Bentar-bentar, mas Adit tadi bilang anak dari pemilik perusahaan, setau gue anaknya pak bos semuanya dokter. Anaknya yang mana yang bakal gantiin pak bos?"
YOU ARE READING
Breath
RomanceEnam tahun menjalin hubungan asmara namun harus kandas, penghianatan di masa lalu membuat Putri ingin mengubur masa lalunya itu. Namun semesta dengan segala kemampuannya, memaksanya berada di lingkungan sang pria masa lalu setelah dua tahun berpisah...