🌷BAB 5🌷

9 1 0
                                    

*mengagumimu secara diam-diam adalah caraku untuk mulai mencintaimu*

🌹🌹🌹

Shifa POV
 
Hari ini adalah hari kelahiran Nabi Muhammad yang jatuh pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal atau bertepatan dengan 29 Agustus 580 Masehi. Dan Aku harus berangkat kesekolah hari ini, namun berbeda dari hari biasanya. Mengapa? Karena Yang biasanya memakai seragam dan berangkat cukup pagi. Justru sekarang aku tak memakai seragam melainkan memakai baju muslim rapi dan berangkat agak kesiangan, untuk mengikuti acara maulidan disekolahku yang diadakan tepat pada pukul 8 nanti. Aku berangkat menggunakan sepedah yang sudah terparkir didepan rumah. Kukayuh sepedahku menuju kesekolah.

Sesampainya aku disekolah, aku langsung mencari tempat untuk duduk. Acara dilaksankan di lapangan utama sekolah. Sudah banyak temen-temen yang mulai menempatkan duduknya. Tak lupa juga temen-temenku yang sudah duduk di sebelah ku. Acara akan segera dimulai. Penyusun acara sudah mulai membacakan susunan acara.
''Acara yang pertama adalah pembukaan,yang kedua adalah pembacaan ayat suci Al-Qur'an, yang ketiga adalah sambutan-sambutan, yang keempat adalah do'a, dan yang terakhir adalah penutup. Sebelum acara ini kita mulai pertama-tama marilah kita buka acara ini dengan bacaan Basmallah bersama-sama"
"Bismillahirahmannirrohim" ucap serentak seluruh hadirin
"Acara yang kedua adalah pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang akan dibawakan oleh saudara Ramadhan Hadi Pratama. Untuk yang bertugas dipersilahkan"
Apa!!! dia, apa aku nggak salah dengar. Aku baru tau kalau dia bisa khotmil Qur'an.
Tak lama orang yang dipanggilpun maju kedepan sambil membawa Al-Qur'an. Dan memulai dengan membaca bismillah.

Betapa kagetnya aku pertama kali mendengarkan dia melantunkan ayat suci al-Qur'an tersebut. Dalam hati aku berkata 'MasyaAllah, bagus banget ternyata lantunannya, sangat menghayati sampai menggetarkan hati'
Setelah pembacaaan Surah Al-Anbiya ayat 107-112 tersebut selesai. Selanjutnya adalah acara inti yaitu maulid Nabi yang disampai kan oleh Ustadz Anwar Zahid (anggap saja ustadz yang ada disekolahku itu hehehe)
Setelah semua acara selesai dilaksanakan. Aku dan teman-teman langsung pulang.

"Fha kamu pulang sendiri ya?" Tanya nisa.
"Iyalah sama siapa lagi."
"Ya sudah hati hati ya aku pulang duluan, udah dijemput soalnya"
"Iya hati hati juga nis"
Aku melambaikan tangan ke nisa yang sudah mulai berlalu hilang dari hadapanku.

Aku berjalan menuju parkiran dan mengambil sepedah ku. Saat aku mengambil sepedah ku, aku nggak sengaja menyenggo sepedah montor seseorang dan pada akhirnya jatuh ketanah. Aku bingung gimana cara bangunin ini montor seperti semula, maklum montornya gedenya minta ampun susah mau bangunin (kaya bangunin tidur aja hhhh) apalagi aku yang kecil kaya gini mana bisa ngangkat itu montor.
Tiba-tiba ada tangan kekar yang sigab membantu mengangkat itu montor. Tanpa babibu aku langsung berterimakasih karna sudah membantu dengan membungkukkan badan. Ketika ku angkat kepala dan menghadapnya, ternyata dialah yang membantu ku. Dia yang beberapa jam yang lalu membuatku kagum akan lantunan ayat suci Al-Qurannya yang merdu. Siapa lagi kalau bukan rama.
"Lain kali hati-hati kalau mau ngapa ngapain."
"Iya makasih."
Dia lalu pergi meninggalkan ku.
Aku pun pergi juga menggunakan sepedahku. Aku melewatinya saat ia jalan kaki menuju pulang. Mungkin rumahnya deket dari sekolah, fikirku.

******************************
Assalamu'alaikum, hallo kawan Alhamdulillah author kembali lagi nih. Yang jelas kembali dengan menyuguhkan 1 bab lagi. Semoga kalian semakin suka ya, jangan lupa kritikannya untuk si penulis😁
Kalau sudah dikritik jangan lupa dikasih bintang ya, biar tambah semngat melanjutkan ini cerita.
see you next time di cerita berikutnya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Inginku MelupakannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang