"Memberi lebih baik dari pada meminta. Jangan menjadi tangan yang dibawah, selagi kita mampu menjadi tangan yang diatas."
🌹🌹🌹🌹
Rama POV
Hari ini sangat membosankan. Rasanya ingin pulang saja, jika dikelas hanya jam kosong yang ku dapatkan. Dari pagi sampai sekarang belum mendapatkan ilmu sedikitpun. Dari pada aku nglamun dikelas, lebih baik aku keperpus aja. Lebih bermanfaat dan banyak ilmu disana.
Tak perlu berfikir panjang aku beranjak dari tempat dudukku.
"Mau kemana, bro?" Tanya Dino, teman sebangkuku.
"Mau ke perpus."jawabku.
"Tumben ke perpus, biasanya aja kekantin atau kekamar mandi. hahaha" ledeknya sambil ketawa.
"belum tau kepribadian gandaku ha!" candaku.
Dia langsung ketawa mendengar ocehanku.
"Hahhhhh gaya lo ma. Sejak kapan kamu punya kepribadian serajin ini."
"Sejak sekarang. Udah ah, kamu ajakin ngobrol terus kapan aku perginya." Ku sudahi pembicaraan ini lalu pergi meninggalkannya. Dengan raut wajahnya yang masih menahan tawa.Setelah beberapa langkah menuju ke perpus sampai juga ketempat tujuan. Betapa sepinya perpus ini. Ini perpus atau kuburan ya. Kk gak ada siswa yang pengen pintar. Batinku.
Setelah beberapa jam aku disini membaca dan mencari buku yang kusukai. Aku mencoba mencari buku lain. Semisalnya buku cerita. Baru kali ini sih aku tertarik dengan buku cerita. Yang biasanya aku suka membaca buku tentang olahraga atau pelajaran yang sekiranya itu aku sukai. Aku mulai menelusuri rak buku yang khusus buku cerita. Tak butuh waktu lama aku seperti tertarik dengan judul buku yang bertulisan "ANAUHIBUKAFILLAH" menarik juga kayaknya. Aku tarik buku ini namun kaya ada yang menarik buku ini juga. Akupun melirik siapa yang mau mengambilnya.
"Kamu lagi!!!" Ucapnya.
Bukan kah itu cewek kemaren yang berdiri ditengah pintu kelasku itu ya! Fikirku.
"Kenapa, aku dulu yang dapet buku ini." Kataku, lalu pergi meninggalkannya.
"Ishh kenapa selalu nyebelin sih" masih ku dengar keluhnya. Kenapa difikir-fikir aku egois ya. Tapi kan aku dulu yang mendapatkannya. Tapi masa aku nggak mau ngalah sama cewek, apalagi hanya karena buku cerita kaya gini. Yaudah deh aku yang pinjem aja nanti biar dia dulu yang baca. Setelah aku pinjem buku ini, aku lihat cewek itu memakai sepatu, sebelum dia pergi aku langsung memberikan buku ini ke dia.
"Nih ambil aja, udah aku pinjam tadi."kataku sambil menyodorkan bukunya.
"Maksudnya apa ini?" Tanyanya.
"Bukannya kamu juga pengen pinjem ini buku!"
"Terus, apa maksudnya ini.!" Cewek ini masih belum paham juga, heran aku.
" pinjem aja dulu, kalau udah selesai kembaliin ke aku."jelasku
"Oh. Oke makasih" Langsung pergi gitu aja tu cewek.
Tunggu dulu deh, kalau difikir-fikir nanti kalau dia nggak ngembaliin bukunya ke aku gimana? Masa aku yang ngambil bukunya sendiri kedia, tapikan aku nggak tau apa-apa tentang dia. Boro-boro tau kelasnya nama aja belum tau. Apa aku tanya aja sekalian ya.
"Tunggu!!!"
"Apa lagi?" Buset deh ni cewek. Jawabnya nggak bisa biasa apa ya. Batinku
" siapa nama mu?" Tanyaku
"Shifa"
"Aku ramadhan, bisa dipanggil rama" langsung saja ku ulurkan tanganku untuk menyalaminya sebagai tanda perkenalan.
" iya udah tau" jawabnya tanpa menerima salamanku, aku tau mengapa dia tak mau menerima. Iya karna kita bukan makhrom, seharusnya aku tau. Tapi kebanyakan cewek lain mau aja menerima. Memang cewek aneh tapi bisa menjaga syari'atnya. Kenapa aku malah memujinya. Aku lalu sadar dalam lamunan.
" kok udah tau!"tanyaku yang penasaran kenapa dia udah tau nama aku.
"Emh...anu itu apa.namanya aku pernah denger nama kamu aja gitu." Jawabnya yang terbata-bata, aku menahan tawa.
"Masa sih. Bukan karna stalking kan.!!" Ledekku
"Enggak lah GR banget." Jawabnya yang sok cuweg, yang padahal dia malu. Keliatan dari pipi merahnya. Inginku ketawa ditempat ini juga. Tapi aku tau lah nanti kalau aku ketawa betapa malunya dia.
"Salam dulu kali, langsung mlongos pergi aja." Teriakku agar dia lebih sopan meninggalkanku dengan cara yang sangat lucu ini hhhhh.
"Assalamu'alaikum!!!!" Masih ku dengar ucapannya. Langsung ku jawab dengan sepontan.
"Waalaikumsalam".
Tak lama tiba-tiba ada yang memanggilku.
" Hey Rama!"
" Iya ada apa an?" Tumben, Kenapa Anwar ketua kelas memanggilku.
"Itu tadi aku disuruh pak Rio manggil kamu. Katanya kamu di suruh kekantor sekarang."
"Emng kenapa kk aku dipangil segala."
"Nggak tau lah. Lebih baik kamu tanya aja langsung ke kantor."
"Oke lah. Ini beneran pak Rio yang manggil?"
"Iya, gk percayaan banget sih jadi orang. Masa aku mau bohongin kamu. Buat apa coba." Dengan wajah ditekuk.
"Iya-iya bercanda juga kali. Gitu aja marah sih. Oke makasih ya infonya. Aku ke kantor dulu. Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"Sampainya aku dikantor. Aku langsung mencari pak Rio, tepatnya aku langsung menuju meja kerjanya.
"Assalamu'alaikum pak?"
"Waalaikumsalam, oh nak Rama. Silahkan duduk dulu"
"Iya pak. Maaf pak, emh ada apa ya bapak memanggil saya?"
"Owh gini nak. Besok kan ada acara maulid Nabi disini, berhubung ada susunan acaranya juga. Saya mohon bantuan kekamu. Untuk menjadi salah satu pengisi susunan acara itu. Menjadi khotmil Qur'annya. Bapak tau kamu pernah menjadi juara umum kan. Makanya bapak mempercayai kamu untuk mengisinya. Gimana, apakah kamu berkenan?"
"Iya paka nggak masalah jika bapak sudah mempercayai kemampuan saya InsyaAllah saya akan melaksanakannya"
"Oke terimakasih ya nak Rama"
"Iya pak sama-sama. Owh iya kalau boleh tau besok itu acaranya jam berapa ya pak?"
"Besok itu acaranya sekitar jam 8 nan ya mungkin. Soalnya nanti masih di rapatin lagi. Kalau masalah waktu nanti kalau sudah fiks saya kabarin kekamu lagi ya nanti."
"Iya pak. Kalau begitu saya kembali kekelas. Assalamu'alaikum"
"Iya nak, Waalaikumsalam."
Aku lalu kembali kekelas dan siap-siap untuk pulang. Dirumah aku mulai mempersiapkan dan latihan untuk acara besok.******************************
Alhamdulillah dapet 1 bab lagi. Maaf jika tata bahasa kurang baik. Terburu buru mengejar waktu luang😁 Mohon saran dan bintanya ya. Untuk membangun inspirasi dan semangat membuat bab selanjutnya.😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Inginku Melupakannya
Romansa"Rasa kagum itu wajar, tapi kewajaran itulah yang akan menimbulkan sebuah rasa berlebihan hingga mengakibatkan kerinduan. Pada akhirnya, Allah menegurku dengan kesakitan yang sangat mendalam" ******** sejatinya manusia hid...