Part 4

10 2 0
                                    

sudah menjadi kebiasaan di keluarga ini saat pagi hari terjadi keributan hanya untuk ngantri di kamar mandi.Rayhan adikku lah pelaku utamanya..

"mbak,bisa cepetan dikit gk udah telat ngampus nih."  teriaknya dari luar kamar mandi.

"iya ntar".

"ck..lama banget sih,"ujarnya sambil menggedor gedor pintu kamar mandi.

"Ray,nnti pintunya rusak jgn di gedorin,lgian kamu udah tahu masuk pagi bangunnya telat." sahut ibu yang sedang menyiapkan sarapan di dapur.

"iyaya,ray yg salah."

"tuh sana mandi." ucapku yg baru selesai mandi.

"lama banget"

Anak itu memang punya sifat beragam,dia sangat keras kepala,tetapi dia sangat menyayangi ku dan ibu,bahkan dialah yang menjaga kami setelah bapak tiada.
Aku ingat betapa sedihnya ibu ketika bapak meninggalkan kami semua untuk selama lamanya.
bapak mengalami sakit kebocoran usus yang parah,hingga akhirnya ia meninggalkan kami.
aku,ibu,dan rayhan kini hanya tinggal bertiga di kota ini.dulu sewaktu aku kelas 2 Sma bapak membawa kami pindah ke jakarta karena beliau mendapat pekerjaan di kota ini.
Aku dan ray mencoba hidup mandiri dengan kuliah sambil bekerja kami tidak ingin menjadi beban bagi ibu.

"sarapan dulu nay,"

"iya bu,"  kami duduk di meja makan sambil memakan sarapan.

"bu, ray berangkat dulu ya." ray tampak tergesa gesa

"sarapan dulu ray"

"gk bu,di kampus aja ni udh telat." jawab ray sambil mencium tangan ibu.

"yaudh,hati hati nak."

"jgn ngebut kamu ray."

"iyaaa pasti para wanitaku"candanya.

"kebiasaan."

"kamu libur nay?"

"hm,gk bu kelasnya mulai jam 11."

"oh gitu,yaudah kamu habisin tuh sarapannya ya.ibu mau lanjut jahitannya dulu."

"iya bu."

Terkadang aku merasa membebani ibu, aku ingin membantu tapi selalu di tolaknya alasannya selalu sama karena ibu berpikir aku pasti lelah karena pekerjaanku,tapi aku tetap bersikeras membantu ibu dan dia tidak bisa menolaknya.

Suara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang