Empat

190 5 0
                                    

Hari demi hari selalu di jalani dengan baik oleh Tasha tanpa ada kehadiran Devid di hatinya, ia selalu menyibukkan diri dengan semua perkerjaannya tanpa mengenal lelah tidak jarang ia selalu lembur di kantor dan pulang dalam keadaan lelah, terkadang ia melewatkan jam makan siangnya membuar tubuhnya semakin kurus dan membuat sahabatnya kawatir.

"kamu kenapa Sha wajahmu sangat pucat " tutur Sisil menatap wajah lelah Tasha.

"tidak apa-apa Sil aku baik-baik saja" ucapnya meyakinkan.

"apa kau mau aku buatkan teh hangat" tawar Sisil dibalas anggukan dari Tasha tapi sebelum Sisil bangkit dari duduknya Tasha jatuh pingsan dari biliknya membuat Sisil panik dan meminta bantuan.

Tasha membuka matanya saat cahaya matahari menyorot tajam indra penglihatannya, Tasha mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru lalu menyadari bahwa ia berada di unit kesehatan di kantor.

"ahh akhirnya kamu sadar juga, bikin aku kawatir tau gak sih" ucap Sisil.

"aku sudah baikan kok Sil kamu gak usah kawatir" ujarnya bangkit dan ingin cepat-cepat menyelesaikan pekerjaannya.

"eh eh mau kemana?, kamu belum sembuh sudah juga.. ini tas mu kamu sudah di beri ijin sama bu Raina untuk pulang " tutur Sisil " ayo aku antar pulang" sambunya lagi.

"baiklah" ucapnya pasrah.

****

Di dalam mobil Tasha tidak berbicara apa pun hanya keheningan dan sibuk dengan pemikirannya masing-masing.

" Sil kayanya aku bakalan resign dari kantor" ucap Tasha memecah keheningan. 

"yaahh kamu mau ninggalin aku Sha?" ucap Sisil sendu.

"bukan begitu Sil, aku mau cari suasana baru buat melupakan  Devid " jelas Tasha.

" kalo itu mau kamu aku gak bisa ngelarang kamu, tapi ingat kamu harus jaga diri kamu dan jangan lupa kabarin aku terus  " ucapnya pasrah.

"iyaa... makasih ya Sil sudah jadi sahabat aku" sambil memeluk Sisil yang lagi mengemudi mobil.

" iya, iya eh lepas dong tangan mu aku gak mau mati muda yah " ucap Sisil.

Tasha resmi resign dari tempat ia bekerja, dan ia putuskan untuk pindah apartemen dan memilih satu gedung dengan Sisil agar ia tidak kesepian. kini Tasha tengah sibuk mengemas semua barangnya yang tersisa di apartemen lamanya, dengan membawa satu koper besar ia menaiki taksi karna ia tidak mempunyai mobil.

setelah menempuh beberapa menit tibalah ia di apartemen yang baru dan satu gedung dengan sahabatnya, dan segera menyusun pakaiannya di lemari tiba-tiba ia kedatangan tamu yang tidak di undang langsung menyelonong masuk tanpa permisi, siapa lagi jika bukan Sisil memang Tasha memberitahu password apartemennya kepada Sisil.

"Sha aku senang deh kamu pindah disini jadi aku tidak perlu jauh-jauh untuk mengunjungi mu" ucap Sisil langsung merebahkan diri di kasur Tasha.

"Alibi mu Sil mudah sekali aku tebak, bilang saja kamu ingin numpang makan sama aku" Kata Tasha yang tengah asik menyusun pakaian-pakaiannya dengan rapi.

"hehe.. ketahuan deh" ujar Sisil dengan cengiran khasnya " eh Sha tadi kamu masak apa? aku laper banget" sambungnya lagi sambil mengosok perut langsingnya. 

"makan gih sana aku sudah masak telur balado sama sayur asem".

"Yey makan " ucap Sisil girang dan menyantap makanan yang ada di atas meja makan.




03-02-20


My possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang