Enam

169 8 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana Tasha interview, Tasha tengah berisiap-siap ia tidak ingin hari terlambat,ia menggunakan kemeja berwarna soft pink yang terlihat pas dengan tubuhnya dan rok span selutut. 

" Sha kamu berangkat jam berapa?" tanya Sisil.

" Jam 9 Sil" jawabnya.

"benarkah aku yang antarin kamu ya.. mumpung aku libur sekalian aku juga mau liat tempat kerja baru mu" ucap Sisil antusias. 

" baiklah, itu bukan tempat kerja baru buat ku, di terima saja belum" ucapnya sambil menyuap sereal ke dalam mulutnya.


Setelah Sisil mengantarnya ia bergegas masuk " permisi mbak " ucapnya sopan.

"iya ada yang bisa saya bantu " tawar seorang Resepsionis wanita dengan name tag bernama Alia.

"saya disini ingin menemui pak Ilham, karna saya di panggil untuk interview" kata Tasha.

"O dengan mbak Natasha?" Tasha hanya mengiakan "mbak sudah di tunggu, mari saya antar" berjalan mendahului Tasha.

Tasha hanya mengikuti Alia resepsionis itu sampai memasuki lift dan menekan tombol 29. Kini mereka sampai di depan pintu kaca buram setelah mengetuk pintu dan mendapatkan ijin masuk.

" permisi pak saya mengantarkan mbak Natasha" ucap Alia sopan.

"terima kasih Alia kamu bisa kembali" Alia berlalu dari ruangan tersebut " kamu silahkan duduk" ucapnya lagi mempersilahkan Tasha untuk duduk di kursi depan meja kerjanya.

" baiklah setelah saya melihat data diri kamu, selamat kamu di terima bekerja disini sebagai sekertaris CEO" ucap pria tersebut yang Tasha ketahui bernama Ilham.

"terima kasih pak, saya janji akan bekerja dengan sungguh - sungguh " kata Tasha menerima jabatan tangan dari pria tersebut.

" besok kamu akan bekerja pukul 8 pagi, jangan sampai terlambat" ucap Ilham tersebut.

Tasha di terima di tempat perusahaan tersebut, bergegas ia menghubungi Sisil untuk menjemputnya sekaligus memberitahukan kabar baik ini. setelah menunggu beberapa mmenit di lobby akhirnya Sisil sudah berada di depan. 

"Sha.. bagaimana apa di terima" sabar Sisil ketika Tasha membuka pintu mobil, Tasha pura-pura cemberut " yahh pasti ditolak ya" namun belum ada jawaban sama sekali dari Tasha. 

" kita ke cafe Fran's Sil" ucap Tasha mengalihkan pembicaraan Sisil yang mengetahui perubahan mood Tasha segera pergi ke tujuan tersebut.

setelah mereka sampai di cafe tersebut ramai dengan pengunjung baik dari kalangan muda maupun tua, mereka memilih meja di pinggir kanan.

" Sha kamu kenapa? cerita dong aku penasaran sama interview tadi ?" tanya Sisil.

"Oke..oke aku diterima jadi sekertaris CEO di perusahaan itu " jawab Tasha sambil membuka buku menu cafe tersebut.

"Hah!!.. Demi apa, kamu di terima jadi sekertaris di perusahaan besar itu" heboh Sisil yang membuat mereka berdua jadi pusat perhatian, seketika Tasha menari lengan Sisil untuk duduk kembali.

" kamu apa-apaan sih Sil bikin malu tau ga " kata Tasha " ya sudah kamu pesan deh menu apapun sesukamu aku traktir" 

"Yes .. " ucap Sisil semangat " mbak-mbak " ucapnya sambil mengangkat tangannya.

" ya bisa saya bantu" tanya seorang pelayan wanita dengan sopan.

"saya mau pesan menu spesial di cafe ini minumnya strawberry smoothies kalo kamu Sha" ucapnya antusias.

"Cheese cake sama jus melon saja mbak" ucap Tasha.

setelah menghabiskan beberapa jam di cafe kini mereka pulang ke rumah untuk beristirahat dan menyambut hari esok. Pukul 18.00 Tasha masih bergumul dengan kasur kesayangannya, ia segera bangkit karna merasa lapar dan membuka kulkas tetapi ia lupa jika persediaan bahan makanan di kulkas habis. Tasha segera memakai jaket dan mengambil dompet di kamarnya tanpa mengganti piama yang ia gunakan, dan pergi ke supermarket terdekat.

kini Tasha mendorong trolli yang sudah berisi beberapa kotak susu, sayur, telur, da beberapa buah segar kini Tasha menuju ke rak roti, ia melihat roti selai coklat kesukaannya tetapi hanya tersisa satu bungkus ia ingin mengapai roti tersebut tetapi secara bersamaan ada tangan lain yang mengambil roti yang sama dengan Tasha.

"permisi tua itu roti milikku " ucapnya mengklaim dan merebut roti dari tangan seorang pria yang sangat tampan dengan stelan jasnya.

"tapi aku duluan yang melihatnya dan anda belum membayarnya jadi roti ini bukan milik Anda" kata pria tersebut merebut kembali roti yang berada di tangan Tasha lalu pergi menjauh, Tasha yang tidak mau mengalah segera merebut roti itu lagi sebelum pria itu protes Tasha menginjak kuat sepatu pantofel pria itu mengaduh kesakitan, secepat mungkin Tasha lari sambil mendoron trollinya menuju kasir.

"Awas kau " kata pria tersebut menahan denyut di salah satu kakinya.



17-02-20

Terima kasih. 

My possessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang